2. Perkumpulan

154 30 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion

Sepulangnya dari pusat kota, Indo di sambut dengan berdirinya Asean di depan pintu masuk. Di belakangnya ada 2 orang laki-laki menatapnya dengan tajam.

'Huh, apa lagi ini. Siapa mereka?' batin Indo

"Kau, apa kau melupakan peraturan? Kau masih berani menginjakkan kaki mu keluar?"

Asean, selaku Ayah yang ia maksud. Kini berbicara padanya dengan nada yang menusuk. Oh, ini bukan apa-apa! Bagi sang Ratu Mafia ini itu hanyalah gertakan biasa.

"Hm? Memangnya salah? Bukankah itu hak ku untuk menginjakkan kaki di manapun itu?" Balas Indo datar

"Ho, kau sudah berani membalas ya? Dimana dirimu yang hanya bersembunyi dari kata 'maaf' itu? Munafik!" Sinis pemuda dengan Surai senada dengan Indo.

'Dia Singapura ya? Kakak Indo yang perkataannya paling menusuk dan tentunya sok pintar, menurutku. Dan yang di sampingnya itu pasti Thailand, kakak tertua Indo. Meski dia terlihat ramah, tapi dia harus di waspadai. Karena berdasarkan ingatan tubuh ini, dia sangat brutal dan agresif jika marah. Bisa-bisa aku di habisi di sini. Baiklah, dia yang harus paling aku waspadai'

Ketika Asean menceramahi nya, Indo malah bergelut dengan batinnya. Bukankah itu mengesalkan?

"Hei! Apa kau tidak mendengar apa yang Ayah bicarakan?!" Geram Singapura

"Oh? Apa?" Tanya Indo

"Huft, sudahlah! Indonesia! Ke ruangan ku sekarang"

Asean berlalu setelah mengatakan hal itu.

"Apa?" Tanya Indo ketika kedua pemuda di hadapannya itu menatapnya dengan dingin.

"Cih, kau pikir aku akan takut dengan tatapan kalian itu? Dasar kekanak-kanakan." Ucap Indo dingin lalu pergi

Singapura dan Thailand sedikit terkejut dengan hal itu.

"Apa-apaan anak itu? Apa dia berubah karena hal 'itu?" Gumam Singapura

"Aku tidak tau, yang jelas. Bukankah ini aneh? Tidak mungkin ada orang berubah secepat itu dalam satu hari?" Tanya Thailand

"Haruskah aku menyelidikinya?"

"Tidak, kita biarkan dulu. Kalau ada pergerakan mencurigakan darinya, kita akan ambil tindakan. Awasi saja dulu."

"Terserah mu"



Ruang Kerja Asean

Indo duduk di sofa, berhadapan dengan Asean. Ia dengan santai menyeruput teh yang di sediakan oleh pelayan.

"Jadi, kenapa anda memanggil saya kemari, tuan Asean?"

*Deg

"..."

How a Mafia Queen Reincarnated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang