Shim Jaeyoon x Lee Heeseung
Fanfiction by JungieDa###
Heeseung tidak pernah merupakan sosok mudah dalam menerima perubahan, langkahnya lamban lagi penuh kehatian saat memasuki sekolah menengah atas. Telinga mendengar banyak orang menukar kata dengan teman, suara yang menjauh maupun suara yang dekat dengannya, seperti orang melakukan jalan mengarah padanya, dekat dan menjadi begitu dekat.
Tidak memiliki waktu untuk memindahkan tubuh sewaktu dia sadar seseorang melakukan jalan mengarah padanya, tenggelam pada pembicaraan dengan teman sehingga abai pada sekitarnya kalau Heeseung menduga. Teman melemparkan tanya pada sosok yang menabrak Heeseung, menggunakan bahasa yang dia ketahui namun memiliki aksen yang tidak biasa.
Bibir Heeseung merapat saat dia merasakan perih dari telapak tangan yang dia gunakan untuk menahan tubuh membentur tanah, tidak ingin mengaduh seperti anak kecil.
"Kau baik?" Ini merupakan suara yang dekat, seakan seseorang ingin bicara pada Heeseung
"Aku, baik" Heeseung memberi jawaban kaku saat dia melihat sang penanya yang menatap dirinya
"Kau yakin?" Penanya merupakan sosok yang menabrak Heeseung, menatap dia dengan lurus
"Iya" Kepala diangguk oleh Heeseung, berusaha menunjukkan kesan meyakinkan
"Baiklah" Penanya meninggikan bahu, menandakan dia tak akan mendorong lebih jauh
"Berikan tanganmu" Tangan diulurkan oleh si penabrak Heeseung, menawarkan bantuan.
Heeseung ragu, namun tidak ingin membiarkan lainnya menanti dalam waktu yang panjang.
"Uh, terima kasih" Bibirnya meloloskan keluh sebelum mengatakan terima kasih pada lainnya
"Bukan masalah, Teman" Lainnya mengulas senyum pada Heeseung
"Teman?" Heeseung mengulang kata, pertama kali mendengar orang mengatakan ini padanya
"Kelihatan seperti kau merupakan orang baru" Entah lawan bicaranya adalah pemerhati atau penduga yang baik
"Iya. Ini merupakan hari pertama" Balas Heeseung yang mendapat ekspresi mengerti dari lawan bicara
"Keberatan dengan panggilan 'Teman'?" Lawan bicaranya melempar tanya
"Entahlah" Sejujurnya ini sungguh asing bagi Heeseung, tidak yakin apa yang harus dilakukan.
Heeseung masih meragu saat dia menemukan tangan yang diulur, gerakan biasa untuk melakukan perkenalan yang dilihatnya dari tayangan film.
"Shim Jaeyun" Kedengaran seperti nama yang dapat ditemuinya di tempat asal, di rumahnya
"Lee Heeseung" Maka, Heeseung memberi balasan dengan senyum paling lebar selama satu pekan ini.
Jaeyun mendiamkan diri dan memiliki ekspresi dia tidak menduga, sehingga Heeseung mengkhawatirkan ada yang aneh dari senyum. Tak memiliki kesempatan untuk menanyakan salah, saat Jaeyun pun meluaskan senyum sehingga Heeseung membayangkan hari dimana matahari bersinar dengan awan putih yang menari.
Senyuman Jaeyun memberi perasaan hangat, bukan panas yang membakar, bukan awan abu yang menimbulkan perasaan waspada. Heeseung meyakini dia akan memiliki kehidupan yang baik selama dia menemukan senyuman ini dalam harinya, pemikiran ini membuat Heeseung meloloskan tawa kecil karena tergelitik.
FORESHADOW
Kehadiran Jaeyun menghapus pikiran Heeseung bahwa dirinya sukar didekati, menemukan lainnya yang menempati sisi dengan mudah sekalipun Jaeyun tidak memahami bahasa tempat asal Heeseung sebaik apa yang dipikir pada awalnya. Heeseung mendapat kendala untuk meniru aksen Jaeyun dan teman lain dengan sempurna, tapi Jaeyun menghargai usahanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/314810406-288-k274040.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[7th] Songfic Manifesto: Day-1 || JAKESEUNG ||
NouvellesKau, hanya milikku. Dan kita satu.