01.

227 12 1
                                    

Decitan pintu terdengar di iringi langkah kaki,seseorang memasuki sebuah ruang yang minim pencerahan hanya ada cahaya dari layar komputer yang menyala.

"Hais,sampai kapan kau akan disini dude come on kita sedang tidak ada kasus yang perlu di selidiki jadi buat apa kau mengurung diri di sini? "

"Brisik lebih baik kau keluar dan jangan mengganggu ku"

"Ck kau serius sekali pantas saja tak ada wanita atau pria yang bertahan dengan mu bahkan kurasa mereka tertarik pun tidak iwh"

Dia hanya diam dan sibuk dengan komputer nya ketika sahabat nya yang memiliki mulut seperti perempuan itu mengolok nya.

"Huft,Baik lah seterah kau sajah" Karna tak mendapatkan sedikit jawaban pun dan sahabat nya dia memilih pergi menuju sahabat lain nya yang sedang berkumpul.

"Biar kutebak dia mengusir mu dan tidak berkata apapun lagi right?" dengan semangat manusia yang sedang mengrogoti tulang ayam itu berkata.

"Yah yah yah seperti biasa, hais terkadang aku heran apa matanya tidak berair karena berjam-jam menatap komputer terus menerus?
Apa otaknya tak meledak karena selalu berfikir keras,aku heran dia itu manusia atau bukan sebenarnya? "
Wanita ini berkata dengan heran sambil mengaruk kepalanya yang gatal.

"Ck sudah lah kalian ini senang sekali Mengganggu nya, dia itu pekerja keras bukan seperti kalian" gerutu seorang jomblo bernama lengkap Launa Jinan Takira.

"Ck, sudah sudah sebaiknya kalian makan dan beristirahat " Lerai sang kapten dengan tegas.

Dan pada akhirnya mereka pun beristirahat ada pula yang melanjutkan kegiatan lainnya.







Dor
Dor
Dorr

Suara tembakan saling bersahutan memenuhi sebuah halaman luas yang terletak di belakang sebuah gedung tinggi, terlihat 2 wanita dengan beraut wajah tegas sedang sibuk berlatih menembak, keduanya sangat serius dan tekun tatapan mereka sangat tajam seperti ingin membunuh seseorang.

"Yah.. Beginilah hidup ku penuh dengan suara tembakan detingan pisau dan juga ledakan hah..  Indahnya hidup ini walau di kelilingi kematian" ucap salah satu wanita yang sedang berlatih tersebut, dia bernama Dikta Azahra Fanka dan di sampingnya ada sahabat nya yang bernama Azizi Azkara.

Mereka adalah anggota dari The Maze mereka berdua penembak jitu yang biasanya selalu bertugas bersama.

"Apa boleh buat ini pekerjaan kita,oh yah bagaimana hubugan mu dengan kak chika? Kak jinan bilang kalian sedang bertengkar? " saut azizi yang sedang mengusap pistol kesayangannya.

" Ah itu tidak masalah dia hanya cemburu karena kemarin aku menggoda salah satu mahasiswi di supermarket saat kemarin kita sedang belanja heheehe" dengan sedikit kekehan dan jangan lupa senyuman konyol andalan seorang ara yang membuat azizi lansung ingin menebak nya saat itu juga.

Demi tuhan berteman dengan seorang azahra membuat nya selalu ingin sekali menjadi orang jahat karena tingkah konyol sahabatnya itu yang selalu berhasil menaikkan amarahnya dan ingin sekali dia menembak sahabat bodohnya itu, bagaimana tidak? Entah bodoh atau tolol tiap hari ada sajah tingkah nya wah sungguh sabar sekali kekasih sahabat tolol nya itu,kekasih nya itu bernama
Yessica Keisya Tamara wanita berparas cantik,cerdas dan juga berhati baik sayang sajah dia memiliki kekasih yang konyol seperti ara walau begitu chika sangat bucin dengan buaya bernama ara itu.

"Ku rasa aku harus mengingatkan chika untuk berfikir lagi agar dia mau memutuskan mu" kalimat pertama wanita yang baru sajah datang, wanita bermata sipit dan sedikit mirip beruang itu bernama Kang Seulgi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang