BAGIAN : 4

342 2 0
                                    

Mobil APV yg besar itu cukup untuk orang delapan penumpang muda/i yg mau pulang ke kota setelah berlibur kelamaan diatas gunung. Perasaan lega dan plong terbebas dari suasana yg mencekam berada di dalam villa yg penuh dengan adegan horor. Totok yg lebih tahu medan pegunungan sehingga memegang stir menuruni jalan pegunungan.Jalanan tampak lancar lengang hingga mobil berjalan mulus tanpa halangan mobil dari arah yg berlawanan.

" Tumben sepi amat bro"

" Alhamdulillah kita bisa cepat pulang dan ketemu bokap serta nyokap yg pasti merindukan." kata Faqih.

" Ini jalannya bener nggak ? Kok cepet sampai rumah besar itu...keknya kemarin kita gak lewat sini deh." kata Kimung.

" Udaaah..yg penting kita udah ninggalin villa anjay itu"

Kimung makin heran ketika mobil mereka sudah masuk garasi sebuah rumah besar seperti hotel gitu.

" Ini hotel apa ?" kata Vita sambil menurunkan jendela disampingnya. Vita melihat beberapa orang lalu - lalang di depan rumah besar itu.

" Mari mbak, mas silahken masuk.." sambut seorang gadis dengan pakaian adat Jawa. Totok jadi tidak enak kalau tidak mampir karena disambut ramah dan hangat. Totok turun dari mobil diikuti Busro dan teman2nya melangkah masuk ke dalam acara pesta anak2 muda.

" Kok kita jadi ikut kondangan sih ?" tanya Siti

" Yaah namanya kita masuk kampung orang ya adaptasi lah. Siapa tahu kita bisa mengambil hikmahnya"kata Totok. Hikmah gimana? Bukannya kita ini otw pulang ke rumah, bukan kondangan ke kampung orang. Gumam Siti dalam hati. Ini bukan tempat orang hajatan, tetapi semacam acara kave tradisional. Musiknya gamelan tapi nadanya campur dengan drum dan gitar seperti campur sari atau dangdut koplo. Penyanyinya cantik2 dengan hanya berbungkus kemben atau jarik batik penutup tubuh sebatas dada saja.

Faqih dan Siti yang rajin solatpun larut dalam irama musik dan ikut naik panggung untuk joget. Busro seperti terkena sihir di dalam ruang hingar bingar itu ikut senyum2 sambil goyangkan pinggul. Tentu saja Totok jadi ikut bingung saat melihat Titik melepas t- shirt hingga buah dadanya terbuka ikut goyang. Bukannya gadis muslimah itu yang biasa protes jika ada teman mahasiswa yg seronok ? Eh sekarang malah asik ikut disawer para tamu undangan karena ikut goyang tanpa kutang.

"Astagfirullah aladziim " ucap Faqih tiba2 saat melihat Siti malah terus bergoyang dengan tubuh telanjang bulat. Saat itu Faqih langsung istigfar dan ingin menarik tangan Siti Nurjanah dari panggung.

"Bus.. tolong bawa temen kita keluar dari rumah ini. Kita tersesat tau" kata Faqih yg tiba2 sadar. Busro hanya menoleh dan menatap Faqih tanpa bisa berkata apapun.

"Allahu Akbar! Allahu Akbar, ya Allah jauhkan kami dari godaan setan dan iblis desa ini ya Allah" ucap Faqih.

"Duaarrr !!" suara geledek sangat dahsyat berdentum disertai angin dan hujan. Faqih baru lega ketika membuka mata, mereka sedang berada ditengah hutan keluar dari jalur jalan aspalan. Siti yg mendadak jatuh pingsan dan tergeletak dibawah pohon besar. Faqih sudah berkali- kali membaca ayat kursi dan surat Al Falaq menghela nafas.

"Ini pakai jaketku buat menutupi aurat Siti." kata Faqih sambil melepas jaket kepada Totok. Totok semula bergairah saat mengangkat tubuh bugil Siti. Betapa tidak dada montok dan paha mulus Siti tak lagi ditutupi, dan gejolak birahi seorang laki2 normal mendidih melihatnya.

***

Baru tersadar Busro jika ia lupa melakukan ritual puasa dan shalat tahajud sebelum keluar dari pekarangan villanya. Kini semua sudah terlambat, semua rekan2 mahasiswa jadi korban setan penunggu villa. Mobil yg mereka kemudikan belum bisa keluar dari pekarangan villa dan hanya berputar- putar keliling desa. Rumah megah di malam hari itu ternyata cuma batu nisan makam China atau Bong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMPAT  WINGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang