BAB 2. UCAPAN SELAMAT DATANG

40 1 5
                                    

2. UCAPAN SELAMAT DATANG

“Tuhan itu baik, makanya kirim kamu ke dunia.”

---

Malam pertama di kota Jakarta, perempuan bernama Eliza itu memilih berdiri dari jendela kamarnya sambil melihat ribuan bintang di luar sana.

Mata lentik nan indah itu sedari dulu tak pernah lelah menyaksikan keindahan langit malam, sebab itu salah satu dari banyaknya hal menyenangkan.

Sudut bibirnya tertarik membentuk senyum simpul. Entah kenapa, tiba-tiba saja dia teringat momen 10 tahun lalu di tempat itu. Ketika ada seorang anak laki-laki yang mengatakan hal indah tentang malam dan dirinya.

"Malamnya indah ya, El?"

Eliza menengok, menatap anak laki-laki di sampingnya dengan senyum lebar. "Iya, indah. Dan bintang itu juga indah, sinarnya cantik, selalu berhasil buat aku tersenyum."

Kemudian anak laki-laki ini terkekeh pelan dan menjawab kalimat Eliza tadi. "Bintang ini nggak kalah indah. Kalau bintang di sana bisa buat kamu tersenyum, bintang di samping aku ini bisa buat aku bahagia dengan senyumnya—"

"—jadi, senyumnya jangan sampai hilang, ya?"

Malam itu memang indah, hingga mampu membekas hebat di ingatan Eliza. Memang percakapan singkat, tapi makna dari ucapan itu sangat membekas dan membahagiakan hatinya.

Hingga senyum perempuan itu memudar saat ponsel di tangannya bergetar, mengalihkan perhatiannya.

Ternyata, sebuah pesan dari nomor tidak dikenal.

Alis Eliza menyatu, bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alis Eliza menyatu, bingung. Nomor siapa ini, tanyanya dalam hati. Dan orang ini seakan tahu Eliza sedang tersenyum malam ini.

Tak lama setelahnya pesan itu berlanjut hingga menyadarkan perempuan berambut panjang itu jika ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya saat ini.

Matanya yang tadinya fokus pada layar ponsel kini bergerak naik menatap ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya yang tadinya fokus pada layar ponsel kini bergerak naik menatap ke depan. Di depannya, ada seorang laki-laki yang juga berada di jendela kamarnya dengan mata menatap Eliza lekat.

REIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang