Alvaro masih menganga mendengar cita cita Deswita.
"Serius? Apa aja?" tanya Alvaro.
"Guru, Desainer, Mashaller, pilot, masinis, fotografer, Astronot, dosen, dokter, pramugari" ucap Deswita menyebutkan satu satu cita citanya.
"Terus lu mau jadi apa? Ga mungkin kan cita cita lu itu jadi kenyataan semua, eh tunggu dulu! Guru sama dosen apa bedanya Despacito!!!" ucap Alvaro tak habis pikir.
"Deswita!! Bukan Despacito!!, lagian nih ya kak guru sama dosen tentu beda! Mau tau kebedaannya? Kalo guru buat SD, SMP, sama SMA, kalo dosen buat kampus, kayanya" ucap Deswita.
"Hm ya deh"
"Lagian nih ya, siapa bilang aku mau jadi semua itu, aku tuh punya cita cita gitu biar aku bisa belajar sekalian, nih ya kalo kakak ntar mau jadi dokter pastinya bakal cuma belajar tentang kedokteran kan? Yang lain nggk, nnah kalau kita punya cita cita banyak otomatis kita akan banyak mengetahui" ucap Deswita.
"Dih, sok sok an lu, belajar aja kaga pernah kecuali pas ujian aja" ucap Bian yang baru saja datang bersama yang lain.
"Apasih ikut ikut aja" kesal Deswita.
"Kak Al?" panggil Lina.
"Iya Lin? Kenapa?"
"Kak Fariz napa ga ikut sih?" tanya Lina.
"Oh dia tuh ngurusin buat camping ntar" ucap Alvaro membuat yang lain membulatkan matanya, kecuali yang kuliah!.
"C-camping?" gugup Deswita dan juga Ika.
"Kalo camping pasti ada Jurit malem kan kak?" tanya Lina menakut nakuti Deswita dan Ika.
Mampus!! Dari semua teman temannya, hanya Deswita dan Ika yang takut kegelapan, Ika hanya takut gelap bukan takut hantu, tapi Deswita menakuti makhluk itu.
"Iya lah, camping pasti ada Jurit malem" ucap Alvaro.
"Wah, ada apa aja kak di Jurit malem nya?" tanya Lina semakin membuat Deswita dan Ika panik.
"Kaya nya, nanti ada beberapa guru dan beberapa anak kelas 12 yang bakal jaga pos atau nakut nakutin sih, ntar kita dibagi 7 orang, pos pertama dijaga Darma, pos kedua dijaga Firmanda, pos ketiga di jaga Lini, pos keempat dijaga Valent, dan kalo ga salah menuju pos ketiga ada kuburan gitu, dan kita juga ga boleh bawa senter hanya lilin dari setiap pos yang akan menerangi" ucap Alvaro membuat Lina dan Bian terkikik melihat wajah Deswita yang seketika pucat.
"Ehem, ciee si phobia kegelapan napa mukanya pucet gitu?" goda Elfa.
"Siapa phobia kegelapan?" tanya Alvaro.
"Itu si Dedes" ucap Lina yang kemudian tertawa begitu kencang.
"Apa sih kalian" kesal Deswita.
"Gila sih, cewek kek tomboy gitu takut kegelapan?" tanya Rafi.
Deswita memanyunkan bibirnya.
"Gue ga takut, cuma ntar pasti gue keinget pas tidur"
"Sama aja itu kali" ucap Lina.
"Udah udah" lerai Elfa.
"Ka, bisa ikut gue bentar?" Ajak Rifki kepada Ika.
"Boleh"
'Gue pengen nyapa gilang' batin Elfa.
'Gue pengen nyapa Elfa, tapi dia udah punya luky' batin Gilang.
Ditempat Rifki Dan Ika.
"Kenapa kak?" tanya Ika.
Rifki memegang kedua tangan ika.
KAMU SEDANG MEMBACA
CattyFlow
Teen Fiction"Aws" ringis Deswita memegang dahinya. "Deswita!!" "Eh hati hati lah, kan jalan banyak itu!!" "Yang ditabrak siapa, yang marah siapa"