🔖MERAH; SATU

335 40 0
                                    

Disclaimer; cerita ini adalah cerita fiksi jadi jangan ditanya tentang kebenarannya, saya hanya meminjam nama artis yang bersangkutan tidak memiliki niat apa pun untuk menjelekan atau sebagainya, tolong nikmati cerita ini sebagaimana fungsinya.

Alur atau plot dalam cerita ini merupakan gabungan dari kedua MV yang membuat saya terkagum kagum dengan isinya, yaitu MV MAVERICK (THE BOYZ) dan juga DISTRICT 9 (STRAY KIDS) tapi saya tentu saja akan merubahnya sedikit demi kenyamanan bersama.

Akhir kata terimakasih dan selamat membaca semoga kalian suka dengan cerita ini.





Jeongwoo menatap pantulan dirinya dicermin, tidak ada yang salah dari penampilannya. Dia tipe orang yang sederhana dan enggak muluk-muluk kalo soal penampilan tapi choker berangka 100 dilehernya sukses menarik perhatian.

Choker itu berfungsi untuk mengendalikan dirinya, kalau misalnya dia melanggar peraturan yang ada choker dilehernya akan mengeluarkan listrik atau terkadang choker tersebut secara otomatis mengecil sehingga membuat si pemilik merasa tercekik.

Raut wajah kebingungan terlihat jelas diwajah Jeongwoo, dia sentuh choker itu masih dengan keheningan yang melanda kamarnya. Tapi ketukan dipintu buat dirinya tersadar dan Jeongwoo buru-buru buka pintu tersebut.

Ada seorang berpakaian serba putih berdiri tegap di depan pintu kamar, laki-laki itu bertugas untuk mengantarkan makanan kedalam kamar dan juga vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh.

Awalnya tidak ada percakapan diantara mereka berdua, tapi karna Jeongwoo terus memperhatikan laki-laki di depannya seperti seorang penjahat, si pengantar makanan merasa agak risih.

"Namaku Hamada Asahi," ujarnya, cukup dingin saat memperkenalkan nama tidak ada senyum hangat atau uluran tangan untuk digapai hanya ada ruang kosong diantara mereka berdua.

"... hanya itu?" Tanya Jeongwoo, dia mendernyit kembali tanda penasaran.

"Yah hanya itu"

"Dari mana asalmu? berapa umurmu? dan.. kenapa kamu ada disini? Ahh tidak.. tapi kenapa kita ada disini?"

Rentetan pertanyaan asing muncul, Asahi menatapnya sembari meletakkan semangkuk bubur dan juga air putih di atas meja. Tidak ada jawaban yang keluar dari belah bibir tipisnya, hanya ada tatapan yang Jeongwoo tidak mengerti maksudnya.

Seperti anak kecil, Jeongwoo adalah pemuda dengan jiwa penasaran yang cukup tinggi tapi dia sendiri pun tidak tau, sejak kapan dia seperti ini? Sejak kapan dia terus berpikir tentang dari mana dia berasal dan juga untuk apa dia disini? Karna selama ini dia tidak pernah memikirkan semua itu, kenapa hari ini semua pertanyaan itu muncul dalam kepalanya?

"... aku tidak tau," jawaban yang lolos dari belah bibir Asahi tidak memuaskan Jeongwoo, dia masih penasaran dengan apapun.

Saat laki-laki itu ingin pergi, dia melirik kearah Jeongwoo yang masih berdiri ditempatnya. "Jangan penasaran dengan apapun, ini demi keselamatanmu." peringatnya, karna setelah mengatakan itu Asahi menutup pintu kamar Jeongwoo dan pergi begitu saja.

Jeongwoo terduduk di atas kasurnya dengan kepala yang menunduk dia menatap kedua telapak tangannya, lagi-lagi tatapan itu terlihat bingung dengan segalanya.

Cahaya mentari masuk melalui jendela yang tirainya sudah dia sibak sejak berapa menit yang lalu, karna merasa terganggu Jeongwoo pun berdiri dari duduknya, niatnya ingin menutup tirai tapi netra kelamnya malah menangkap sosok asing di bawah sana.

Laki-laki dengan setelan jas berwarna hitam dan choker yang mengikat lehernya, dia sama seperti Jeongwoo. Sebenarnya ada banyak orang yang sama seperti dirinya tapi hanya laki-laki itu yang mampu menarik perhatiannya.

Namun kemudian netra kelamnya tidak sengaja bertubrukan dengan netra cokelat milik laki-laki bersurai hitam agak gondrong tersebut, mereka bertatapan cukup lama sebelum akhirnya laki-laki dengan nomor 99 di choker itu tersenyum simpul kepada Jeongwoo dan Jeongwoo buru-buru menutup tirai jendela kamarnya.

Dirinya menjadi tidak tenang, pertanyaan-pertanyaan baru muncul di dalam pikirannya, terus seperti itu sampai membuat Jeongwoo merasa pusing dibagian belakang kepala.

Laki-laki itu jatuh terduduk dilantai kamar yang dingin sembari menyentuh kepalanya yang sakit, erangan dan teriakan syarat akan kesakitan keluar dari belah bibirnya.

Perlahan namun pasti, Jeongwoo dapat melihat setitik bayangan semu tentangnya dan orang lain yang tidak pernah dia ingat atau ketahui sebelumnya.

••••








Huhuhu guys, saya sedang melakukan yang terbaik untuk cerita ini.. sangking lamanya saya ga nulis, saya ngerasa aneh(?) Jadi tolong dimaklumi yah, saya harus beradabtasi lagi..

Merah; HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang