Salah satu SMP yang berada di kota Bandung sedang mengadakan acara perpisahan di hari tahun terkahirnya, tepatnya dikelas IXA semua ruangan sudah terisi dengan hiasan, papan tulis sudah penuh dengan ucapan selamat, seragam putih yang selalu dipakai pada hari senin-selasa selama 3 tahun ini hampir penuh tanda tangan, smoke, dan coretan lainnya.
Askal, pria tampan ini sendari tadi hanya memperhatikan teman-temannya yang sedang asik mengobrol. Dihari yang bahagia dan menyedihkan ini dia sedang lagi banyak pikiran, memikirkan dirinya yang pasti akan berpisah dengan crush semasa SMP-nya itu, sudah satu tahun lamanya dia selalu memperhatikan orang itu dari jauh namun sayangnya ia hanya bisa memendam perasaannya saja tidak berani mengungkapkannya.
Ia juga akan pindah ke luar kota, yang berarti harus benar benar berpisah dengan sang crush. Jika saja dia tidak pindah kota pasti ia akan bersekolah di SMA yang sama dengannya. Namun sangat di sayangkan, ia musti pindah karena ayahnya harus mengurus perusahaan yang berada di Jakarta.
"Semoga berhasil, Askal"
"Semoga perjalananmu aman, Askal" Lamuan Askal seketika buyar saat melihat dua cewek mendatanginya sembari menyodorkan bunga mawar merah kepadanya.
Askal tersenyum kearah mereka berdua, mengambil bucket bunga tersebut dan mengucapkan terimakasih, "Terimakasih, gua juga pasti bakal sering main kesini lagi nanti"
Kedua cewek itu melambaikan tangannya ke Askal lalu pergi, Askal menaruh bucket bunga itu di meja yang terdapat banyak bunga lainnya dan beberapa snack, tentu itu semua dari para fansnya.
Askal merupakan salah satu cowok famous di sekolahannya, dengan paras tampan dan manisnya itu membuat para cewek-cewek bahkan cowok juga tertarik padanya. Matanya sipit dengan bola mata yang hitam pekat bisa menghipnotis lawan bicaranya, senyuman manis yang selalu ia keluarkan menambah kesan indah di wajahnya.
"Kal," panggilan dari arah belakangnya membuat remaja yang moodnya sedang berantakan itu menoleh.
"Lu pergi malem ini, jangan lupa bawain gua beberapa hadiah." ujar cowok yang selalu menemani Askal selama ini. Dave, lebih tepatnya Dave Matthews. Pria manis yang mempunyai mata hitam lekat dengan rambut kecoklatan, tidak lupa dengan lesung pipinya yang membuat wajahnya terlihat lucu dan tambah manis saat sedang tersenyum.
"Ayolah, gua masih disini dan lu udah minta di bawain hadiah?" sahut Askal sembari memutar posisi duduknya menjadi menghadap temannya itu.
"Iyalah! gua udah kasih lu cukup waktu buat nemuin itu," "Hadiah dengan rambut pirang dan mata biru" jelas dave dengan muka menyeringai, mengangkat sebelah alisnya dan mengangguk mantap saat dikiranya Askal sudah paham dengan ucapannya.
"Hmmmh, stop dengan omong kosong lu itu.." Askal mendengus, berdiri dari duduknya lalu merangkul pundak sobatnya itu "atau lu bakal nangis waktu gua pergi" lanjutnya.
"Bener kan?" Askal mendorong kecil tubuh Dave disela rangkulannya membuat dave cemberut mendengar ucapan temannya itu. Ia tidak siap untuk berpisah dengan temannya dengan jarak yang lumayan jauh, Bandung-Jakarta memang tidak terlalu jauh tetapi bagi Dave itu sangatlah jauh.
Askal yang melihat temannya cemberut seperti itu tidak bisa menahan tawanya, ia memegang kedua pipi Dave menggunakan jari kanannya lalu menggerakkannya layaknya anak kecil. "Tuh kan, gapapa, sayangg. Jakarta cuma beda satu blok doang kok" bujuk Askal dengan nada menggoda.
Dave menepis tangan Askal yang berada di pundaknya, "Meskipun jauhnya cuma beda satu blok, gua gak bakal ikut pergi, gak bakal!" memang Askal meminta Dave untuk ikut dengannya, orangtua Dave tentu mengizinkan tetapi Davenya saja yang tidak mau, dia lagi ngambek.
Askal membuang nafas gusar, lalu duduk di sebelah Dave.
Askal menolehkan kepala ke arah sahabatnya, "Heh, kampret. Apa lu gak mau ngelakuin sesuatu? gua bener-bener pergi malem ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Time [BXB]
Teen FictionDi sekolah menengah, Askal menyukai pria misterius yang terkenal dingin dan selalu menampilkan wajah datarnya. Dia mengakui perasaannya pada hari terakhir dan tahun terakhirnya. Namun, seseorang itu menolak Askal dengan mengabaikannya. Brayen Handa...