00 || PROLOG

29 15 5
                                    

HAPPY READING!

*

*

*

*

*

00 || PROLOG
____________________

"Anda serius?! Saya harus menikah dengan gadis kecil seperti dia?" Ujar Segar sedikit tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Arkan Lesmana--salah satu rekan kerjanya dan juga calon mertua nya.

Arkan mengangguk sambil menyesap kopi yang tadi sudah di sediakan oleh istri tercintanya--Kaniya Lesmana.

"Saya sudah membicarakan itu dengan mendiang ayahmu dari jauh  hari sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Dan kami sudah setuju untuk menjodohkan kalian jika Mira sudah berumur 17 tahun, dan kamu tak dapat menolak itu, tuan Segar." Arkan menatap Segar dengan serius. Arkan mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat dari saku jasnya lalu memberikannya ke Segar yang diterima dengan baik oleh pemuda berumur 25 tahun itu.

Deretan kata tertulis di kertas yang berada dalam amplop yang tadi di berikan oleh Arkan. Segar membacanya dengan seksama.

Segar lalu meletakkan kertas itu di atas meja yang berada di depannya dengan kasar. Raut wajahnya gusar, dia dibuat bimbang, di satu sisi Segar tak ingin mengecewakan almarhum ayahnya tapi di sisi lain Segar tak juga tak ingin mengingkari janjinya dengan 'dia' seseorang yang pernah mengisi kekosongan di hatinya.

Sekarang dia harus apa? Kalaupun Segar menolak itu pasti akan sia sia, tapi jika dia tak menolak sama saja Segar akan mengkhianati 'dia'.

Arkan yang melihat Segar di Landa kebingungan pun angkat bicara, dan kali ini Segar dibuat bungkam tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun.

"Menolak itu sia sia, karena ini adalah keinginan dari mendiang ayahmu, tuan Segar Chikotka."

_____________________
Senin, 18-07-22

Segar Chikotka [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang