#03

11 3 0
                                    

– Bandung, 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

– Bandung, 2018.

aksara pangestu. orang rumah maupun orang luar biasa memanggilnya aksa. apabila tidak salah dengar, nama aksara itu usulan dari mendiang sang kakek, dan pangestu sendiri adalah usulan dari sang ayah.

aksa mendapati julukan 'budak berisik seangkatan' seperti yang raka bilang. memang benar adanya bahwa aksa termasuk anak laki laki hiperaktif, friendly, humoris, dan juga peduli akan sekitar.

mendiang kakek pernah bilang "kamu itu dikirim Allah, buat jadi sumber bahagia dikeluarga ini." kalimat itu masih sering terngiang dipikiran aksa.

gelar anak bungsu jatuh kepada aksa. mempunyai kakak laki laki sebenarnya agak menjengkelkan untuk aksa, sekaligus menyenangkan juga. kenapa begitu? jengkel karena dirinya selalu saja mendapat perintah bersumber dari sang kakak. menyenangkan karena aksa mempunyai partner memanjat pohon jambu disebelah rumah.

"aksa, coba tolongin ibu sakeudap"

merasa terpanggil, aksa yang mulanya tengah mencicipi kue kukus hasil tangan ibu-pun mendekat kearah sang ibu.

"bantuin apa atuh, bu?" tanya aksa.

ibu masih tetap fokus pada sayur asem yang masih dalam panci, "kamu ke warung sana, beliin ibu kecap buat bikin orek tempe" titah ibu.

aksa memberikan anggukan, "yaudah atuh, uangnya siniin" pintanya.

ibu merongoh uang didalam saku daster, lalu memberikan selembar uang biru kepada aksa. "nih, beliin ibu kecap, yang renceng aja lima ribu. terus sama telor satu kilo–cukup kali ya?" ujar ibu, diakhiri gumam-an lirih.

"udah segitu aja?" tanya aksa.

anggukkan ibu berikan, "udah weh itu aja. kamu kalo mau jajan, sok aja–tapi jangan jajan kelereng! awas kamu"

aksa mengacungkan kedua jempolnya, "siap atuh ibu geulis"

dimasukkan-nya uang pemberian ibu kedalam saku celana training yang ia pakai, lalu tangan kanannya bergerak menyalimi sang tertua.

"yaudah atuh ya, aksa berangkat dulu ke warung" pamitnya.

"iya sok sana. kalo mau pake sepeda, hati hati dijalan depannya"

"muhun ibuu, Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Wa'alaikumussalam"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NISCALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang