[1] 紛失

227 39 5
                                    

Hari yang sunyi, tanpa suara atau berisiknya burung di udara, kendaraan yang entah dibawah kemana serta bunyi bel sekolah.

Tercetaknya kedua tanda langkah kaki dibawah kelopak sakura yang mulai berjatuhan, menandakan bahwa mereka sudah disini sejak tadi.

Musim sakura hampir selesai, yang membuat semua orang-orang berlalu lalang mulai beristirahat dirumah mereka, hangat.

Hampir semua jalan di penuhi oleh kelopak daunnya yang mulai berjatuhan, begitu pula dengan sekolah milik mereka.

Dan dimana mereka berdiri sekarang.

Dimana diatas kepala kedua manusia disana, ada pohon sakura yang menhangatkan setempat.

Membuat, tubuh dan seragamnya di penuhi oleh daun pink yang cantik itu.

"Ya.. Aku juga menyukaimu, seperti cara lingkungan kita menyukaimu," Sahutan barusan, dengan wajah kebingungan masal. mencoba agar memecahkan topik agar tak ada kesalahpahaman.

Ia berusaha mengatasi apa yang dimaksud dari ucapan yang baru saja ia dengar tersebut, entah apa arti 'suka' yang brengsek ini katakan.

Jujur saja, untuk membalas perkataan menjijikan seperti itu, sedikit sulit baginya yang tak bisa menetralkan raut wajah yang menahan rasa kesal.

Benar, ia tak mengerti mengapa hari terakhir musim sakura harus dikaruniai hari sial seperti ini?

Yaitu, sih sialan surai dua warna baru saja mengatakan hal aneh yang sama sekali tak dimengerti oleh katsuki bakugou akan perlakuan tiba-tiba itu.

Wajah tampan todoroki, yang menatap lekat iris mata katsuki, yang entah mengapa bocah pemberani itu sedikit menciut dikarenakan shoto yang nampak sedikit menakutkan.

Wajah datar, tubuh yang cukup kekar dan tinggi, serta sifatnya yang entah sejak kapan membawa ia menjadi pendiam.

"Bukan dalam artian itu.. Aku menyukaimu," Sialan, brengsek ini bahkan mengulangi perkataan yang sama lagi, hampir membuat katsuki muak sehingga wajah dari pemuda tersebut menekuk kesal.

"Suka bukan dalam artian persaudaraan, atau teman. Tapi suka dalam arti c—

—baiklah baiklah! Aku mengerti," Potong bakugou yang berhasil membuat shoto menutup mulut dengan pelototan mata, sungguh! Ia tidak tahu mengapa semua ini menjadi tiba-tiba.

Dimana letak shoto bisa menyukai orang sepertinya, yang kerap kali melampiaskan amarah diri sendiri untuk shoto tanpa alasan ketika ia kesal.

Padahal dalam kenangan yang mereka berdua miliki, tidak ada yang indah dari pikiran yang mereka simpan.

Entah sejak SD. SMP, atau bahkan saat ini.

Bagaimana bisa?

"Tapi aku sering memukulmu," Topik pertama yang dibicarakan setelah berpikir keras cukup lama, mencoba agar lelaki tampan dihadapan bisa sadar akan perlakuannya, bisa saja karena otak todoroki sedang ada kerusakan hari ini dikarenakan ia menendang kepalanya kemarin cukup keras.

Dan mungkin, todoroki bisa sembuh kan?

"Ya tak apa, aku menyukaimu," Bakugou tersentak, menggeretakan gigi sembari memicingkan tatapan tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Todobaku 𝙊𝙣𝙚𝙨𝙝𝙤𝙤𝙩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang