•••
Nanon hari ini bangun pagi-pagi sekali, berniat untuk lari pagi seperti hari-hari tidak malas sebelumnya, namun kali ini ia tidak ingin lari pagi sendirian jadilah ia menghubungi 'calonnya' untuk menemaninya lari pagi.
Kira-kira seperti ini:
Di takut-takuti sedikit langsung bilang OTW, siapa nih yang kayak Ohm Pawat gini?
Balik lagi ke cerita, setelah mengirimi pesan pada Ohm, wajah Nanon berubah menjadi ceria hingga bibirnya itu tak henti mengumbar senyum manisnya.
"Gini ya ternyata punya pasangan." Ucapnya pada diri sendiri, sesekali mengelus dadanya karena degup jantungnya tak beraturan saat ia memikirkan orang tersebut.
Nanon bersiap dengan pakaian olahraganya, memasang earphone wireless miliknya yang biasa ia pakai saat berolahraga.
Baru melangkah keluar rumah, didepan gerbang sudah ada Ohm yang duduk diatas motornya dengan setelan celana training dan baju biasa.
"Kamu pake om jin dateng kesini? Cepet amat." Ujar Nanon seraya tertawa kecil melihat Ohm yang terus menguap karna mungkin masih mengantuk.
"Lagian kamu nakut-nakutinnya begitu, kan ga lucu." Ohm memasang wajah datarnya main-main, turun dari motor dan memasukkannya ke halaman rumah Nanon.
"Kamu cuci muka beneran ga sih?" Tanya Nanon setelah dari tadi mengamati wajah Ohm, dia maju mendekati pria itu dan membantunya membersihkan belek-belek mata yang masih menempel. (Jujurly aku gatau bahasa bagusnya belek itu apa, maafkeun —je)
"Dari deket gini kamu jadi tambah manis."
"Gembel mulu ah males."
"Tapi mukamu merah gitu, malu ya?" Goda Ohm sambil menoel dagu Nanon, yang mana malah membuat Nanon salah tingkah.
"Ayo lari! Nanti kesiangan, kamu ga kerja emangnya?"
Ohm tertawa puas saat berhasil menjahili Nanon untuk kesekian kalinya.
Ketahuilah bahwa Ohm sebelum kenal dengan Nanon adalah orang yang membosankan dan sulit diajak bercanda, tapi lihat sekarang? Bahkan ia yang menjahili si manis setiap kali mereka bertemu.
"Ayo buruan!" Nanon menarik Ohm keluar dari halaman rumahnya, tak lupa untuk menutup gerbang supaya tak ada yang masuk.
"Mau dengerin lagu ga?" Tawar Nanon, namun sebelum Ohm menjawab ia lebih dulu menyumpalkan earphone-nya ke telinga kanan Ohm.
Ohm melirik wajah Nanon saat memasangkan earphone padanya, wajahnya serius dengan dahi yang mengkerut, saat selesai Nanon tersenyum menampilkan dimple-nya yang mana membuat jantung Ohm tak karuan.
Nanon berlari lebih dulu meninggalkan Ohm yang masih berusaha menetralkan degup jantungnya, saat setelah sudah agak melambat Ohm langsung berlari kecil menyusul Nanon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny | Ohm Nanon
Teen FictionPerjodohan yang berakhir bahagia, kayaknya.