40

1K 163 7
                                    

💜

💙


💜

💙


💜

💙


💜


💙

Happy Reading

Waktu itu Tanah bergetar dengan dahsyat. Banyak mayat prajurit tergeletak. Teriakan menyayat hati membuat siapapun gentar dan putus asa. Semua pasrah dan memilih menyerahkan diri atau mati layaknya seorang kesatria.

Namun, ada seorang anak. Oh, Mungkin dua? karna yang satu lagi sudah tak bernafas. Anak yang bertubuh lebih tinggi menggendong yang lebih kecil dipunggungnya dan berlari secepat yang dia bisa.

Jika ada prajurit yang menghadang, Maka dia tak segan-segan melemparkan mantra yang selalu dilarang orang tuanya untuk dia gunakan.

"Bertahanlah Joonie. Kita akan sampai ketempat Bora Noona"

Anak yang tak lain adalah Seokjin itu, Berlari secepat yang ia mampu. tak perduli tubuhnya yang banyak terluka dan tenaganya yang sudah hampir habis.

Tujuannya adalah menyelamatkan keluarga satu-satunya yang saat ini berada dipunggungnya. adik tersayangnya yang terkena lemparan sihir kutukan dari Raja Gila.

Saat dirinya akan sampai keaula utama, Bunyi nyaring pedang yang saling beradu serta rapalan sihir memenuhi rungunya.

Seokjin kecil yang saat itu ketakutan jika adiknya akan terkena sihir atau pedang mundur beberapa langkah dan memasuki salah satu ruangan yang paling dekat saat itu.

"Perpustakaan"

Tempat itu masih terlindungi dan belum terkena dampak sihir ataupun serangan lainnya. Seokjin kecil yang tiba-tiba mengingat saran ibunya dulu segera berlari ke sudut perpustakaan dan menekan beberapa buku dengan tangan kirinya. Terakhir, Mulutnya mengucapkan satu mantra dan terbukalah sebuah ruangan yang pernah Seokjin masuki satu kali.

Setelah Seokjin masuk, Pintu yang terbuka kembali tertutup. ruangan yang semula gelap gulita berubah menjadi terang dan di penuhi cahaya.

Pintu yang terbuka, kembali tertutup dan kembali ke letak semula. Seokjin kemudian melangkahkan kakinya menuju sofa didalam ruangan dan meletakan adik kecilnya disana.

"Joonie? Kau baik-baik saja? Bisa jawab Hyung? Joonie? "

Seokjin menepuk-nepuk pipi berisi adiknya. tepukan yang semula pelan, berubah jadi lebih kencang. Seokjin yang mulai panik, mengecek tubuh NamJoon lebih lanjut.

Air mata mengalir deras dari matanya. Tangisan pilu menggema didalam ruangan sunyi itu.

"ARGH!!!! Kumohon, Hanya tinggal kau satu-satunya... Hiks. Joonie"

Seokjin makin meraung. Hanya tinggal dirinya sendiri saat ini. Kedua orang tuanya dia yakin sudah tewas. Yang tersisa hanya tinggal adiknya. Namun, Dia terlambat dan sekarang adiknya juga sudah pergi meninggalkannya.

Namun, Disaat rasa putus asa menyerang Seokjin, Secercah cahaya datang. Yah, itu benar-benar sebuah kilatan cahaya yang muncul dari sebuah buku di rak yang terletak dipaling atas.

God Of Water (Kth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang