Prolog

71 8 0
                                    

Seberapa sakit yang kamu rasakan, semua itu akan selalu menjadi sebuah kenangan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Eits, kalian tau cerita ini dari mana?
Jangan lupa buat comen, vote, ya ♥
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat memasuki dunia Aluna.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini tentang seorang gadis bernama Aluna Athea Reani. Seorang gadis yang yang terlihat kuat namun sebenarnya dia rapuh. Sangat rapuh, mungkin kebanyakan orang akan melihat dia selalu ceria.

Tapi justru dia menyimpan sejuta kesakitan di hatinya. Perasaan yang sering kali terluka di akibatkan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia hidup di keluarga yang lengkap, namun asing satu sama lain.

Mungkin kebanyakan orang cinta pertama anak prempuan itu adalah ayahnya, namun bagi Luna itu tidak berarti untuknya. Dia menetang itu semua. Kenapa? Karena dia tidak pernah merasakan bagaimana di kasihi oleh seorang ayah.

Luna selalu terluka, saat melihat Ibunya di perlakukan semena-mena oleh ayahnya. Luna tidak apa-apa jika tidak mendapat kasih sayang dari seorang ayah, tapi tolong jangan Ibunya. Dia tidak tega jika harus melihat Ibunya merasakan sakit untuk kesekian kalinya.

Plakk ...

Sebuah tamparan tepat mendarat tepat di pipi Lastri. Ya, kali ini Haryono berulah lagi, ia selalu menampar istrisnya jika tidak bisa mendapatkan uang hasil merampas semua uang istrinya.

"Berikan aku uang lagi! Segini kurang!" teriaknya tepat di hadapan Lastri.

"Hanya itu yang aku punya," ucap Lastri sembari menahan sakit di pipinya.

"BOHONG! dagangan kamu saja laris begitu. Cepat berikan padaku!" Hartono merampas paksa dompet yang Lastri pegang dengan erat. Ia berusaha agar dompet miliknya ini tidak di ambil oleh suaminya, karena jika berhasil di ambil maka dia tidak ada uang lagi buat belanja besok.

"Jangan! Kumohon jangan, Mas! Ini uang buat besok kita makan," serunya masih menahan dompet itu.

"Ibu, aku pu— ibu!" pekik Luna saat melihat ibunya sudah tersungkur ke lantai saat sang ayah berhasil merampas dompet itu.

"Ibu, ibu enggak papa?"

Lastri menggeleng. "Ibu enggak papa," jawabnya berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Hartono dengan tidak sabarnya membuka dompet milik Lastri, dan mengeluarkan semua uang yang ada di dalamnya. Luna yang melihat itu seketika marah, kesal. Bisa-bisanya ayahnya itu merampas semua uang milik ibunya.

"Ayah! Kembalikan uang ibu!" Luna mencoba merampas semua uang yang ada di tangan Hartono.

"Kamu, jangan ikut campur urusan orang tua!" maki Hartono "Ini semua sudah menjadi milik ayah!"

ALUNA | Jaemin ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang