4. Luka dan Kenangan

31 5 8
                                    

Kenangan itu masih aku ingat dengan jelas, tapi luka yang aku rasakan akan selalu membekas.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Eitt, jangan lupa buat coment, vote biar aku makin semangat ya 😉
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat memasuki dunia Aluna
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Readding 💚

Setelah membantu Jevan untuk mendorong motornya, kini Luna sudah sampai di depan rumah dengan alamat yang sudah tertulis di lembaran kertas yang ia bawa tadi. Luna memarkirkan motornya memperhatikan sekeliling rumah itu, rumah yang besar dengan pagar yang menjulang tinggi.

Tett... Tett...

Luna memencet bel yang ada di depan pagar itu. Tak butuh waktu lama seorang perempuan cantik keluar dari dalam rumah.

"Siapa ya?" tanyanya.

"Permisi mbak, maaf apa benar ini rumah  nomor 10?" tanya Luna dengan membaca lagi alamat yang tertulis di kertas.

"Iya benar, ada apa ya?" gadis itu terlihat kebingungan.

"Ini saya mau mengantar bunga-bunga pesannannya mbak." Luna menunjuk bunga-bunga yang ia bawa.

"Sorry, tapi gue gak pesen bunga," ucap perempuan  itu karena dia merasa sama sekali tidak memesan bunga.

"Tapi mbak, ini benarkan alamatnya Jl. Mekarsari, Komplek Delima, Nomor 10."

"Iya, ini emang Komplek Delima, Nomor 10. Tapi gue gak pesen bunga," tegasnya lagi.

Cukup lama kedua gadis ini memperjelas siapa yang pesan bunga-bunga ini. Dari arah pintu terlihat seorang pria tampan keluar.

"Sayang," panggilnya. "Ada apa? Kenapa ribut-ribut.

Gadis yang di panggil sayang itu menoleh. "Ada tukang bunga, tapi aku gak sedang pesan bunga."

"Oh, udah dateng ya pesannku? Terima aja bunga itu buat kamu, sengaja aku pesan," ucapnya seraya berjalan pelan menghampiri kekasihnya yang masih berdiri di depan gerbang yang masih tertutup itu.

Dan, betapa kagetnya Luna ketika ia tau siapa yang barusan berbicara dari dalam rumah. Begitupun pria itu dia juga tak kalah kaget dengan siapa yang ia temui di depan gerbang.

"Luna," ucap Dimas dalam hati.

Ya, pria itu adalah Dimas. Dan perempuan yang ia panggil dengan sebutan sayang barusan adalah Rania lebih tepatnya Rania Wulandari. Kekasih baru Dimas yang di jodohkan oleh ibunya karena Rania adalah anak tunggal dari sahabat ibunya Dimas. Awalnya Dimas menolak mentah-mentah perjodohan yang di lakukan oleh ibunya itu, tapi seiring berjalannya waktu ia pun menerima perjodohan itu. Toh, sudah 1 tahun lebih dia menyandang status jomblo.

Rania anak dari keluarga yang kaya. Terlihat dari rumahnya yang megah dan penampilannya yang terkesan cantik juga elegan, pakaian yang bagus. Sangat terlihat berbeda dengan Luna.

"Jadi ini kamu yang siapin sayang?" tanya Rania dengan senyum yang sumringah di sertai tangan yang menggelayut manja pada lengan Dimas.

Ada sedikit nyeri di dada saat Luna melihat adegan yang ada di depan matanya sekarang ini. Tapi ia sadar dia dan Dimas sudah masa lalu ia ikut senang pada akhirnya Dimas bisa melupakannya, dan memulai dengan lembaran baru bersama dengan orang yang tepat.

Grekk...

Rania membuka pintu gerbangnya lebar-lebar dengan cepat Luna mengambil bunga itu dari motornya, dan langsung di terima oleh Rania.

ALUNA | Jaemin ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang