" SEMESTINYA SEMESTA "
a Story by usingzell_
(Cerita Ini hanyalah cerita fiksi belaka, bila ada kesamaan tokoh, alur, suasana, dan tempat itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan)
"Lo ngomong apaan tadi?"Seketika semua anak anak yang ada di kantin terdiam tak ada yang berani menyeletuk beberapa dari mereka bahkan langsung menyimpan ponsel mereka untuk berhenti merekam aksi pembullyan siswa tadi, dan beralih ke Rinjani yang masih terdiam tak bergeming.
"Aku cuman tanya Ayah kamu kuli?" pertanyaan polos dari Rinjani sontak membuat anak anak kantin melepaskan tawanya yang mana membuat hal tersebut semakin membuat Janu geram.
"DIEM LO SEMUA!!!" teriak Janu geram, dengan marah ia mengambil makanan yang tadi Rinjani makan lalu menumpahkannya ke atas rambut gadis itu.
"Apa-apan sih lo jan dia itu anak baru !!!" Shalma yang melihat itu tidak tinggal diam, ia langsung menghampiri Rinjani tapi belum sempat menghampirinya Janu langsung menatapnya dengan tajam.
"Inget dia inceran gue sekarang, kalian bebas sarkasin dia semau kalian! Inget kali ini lo lepas" ucap Janu sambil menyeringai kecil, lalu pergi meninggalkan kantin di susul anak anak Senandika yang lain.
Shalma dan Sisil yang melihat hal tersebut tanpa babibu langsung menarik Rinjani ke toilet perempuan yang ada di dekat kantin mereka, sepanjang di perjalanan semua anak anak yang ada di kantin melihat mereka dengan sinis dan berbisik bisik, bahkan ada yang sampai mencemooh langsung.
Sesampainya di toilet perempuan Shalma dan Sisil langsung mendudukan Rinjani di salah satu closet kamar mandi, dan tak lupa salah satu dari mereka berdua pergi mengambil baju olahraga yang terdapat di loker.
"Aduh rin gue gatau lo itu polos apa bego, di hari pertama aja lo udah bikin Janu marah gara gara keceplosan nuduh bapaknya kuli" celetuk Shalma di iringi anggukan brutal dari Sisil.
"Ya aku gatau, kan cuman nanya lagian dia aja yang sensitif ngomongin tentang Ayahnya" jawab Rinjani sembari membersihkan sisa sisa makanan yang ada di rambutnya.
"Kalo yang gue tau sih katanya Janu sama si Ayahnya itu ga akur alias bentrok terus, ya kaya kaga mencerminkan seorang bapak dan anak gitu" ucap Sisil yang sudah memakaikan pakaian olahraga.
"Emang Ayahnya siapa katanya? kok kaya banget ya tapi aku gatau tuh" Tanya Rinjani
yang masih saja penasaran dengan sosok Ayah Janu."Intinya Ayah dia tuh orang kaya tajir mlintir, bayangin dia tuh uangnya ga bakalan abis nyampe jaman majapahit bangkit lagi" Jelas Sisil dengan semangat.
"Oh ya nama Ayahnya siapa sih kok Aku penasaran" Tanya Rinjani sembari memikir keras karena rasa ingin taunya yang tinggi.
"Namanya tuh Ars ares aser siapa gitu gue pernah ga sengaja nguping pas pasan lewat di depan ruang guru BK waktu si Janu lagi kena masalah" Jawab Sisil sembari memasukkan baju kotor Rinjani ke dalam tas nya.
"Ngapain lo tanya tanya Ayahnya Janu si jan, bokap itu anak tuh tertutup banget identitasnya kita kita aja yang udah hampir 3 tahun sekelas ama Janu masih kaga tau bentukan muka bokap dia kaya gimana, ga pernah tuh gue liat bokap dia dateng buat ambil raport" celetuk Shalma yang sedari tadi diam menyimak.
"Aku kan cuman penasaran shal" balas Rinjani sambil meringis.
"Inget ya jan, jangan nyampe rasa penasaran lo itu berubah jadi masalah, di sini lo itu harus bersikap baik tapi jangan goblok dan polos ngerti, kalo pun otak lo masih berikir polos ubah sekarang kalo perlu jadi orang yang pura pura polos atau manipulatif kek buat nyeimbangin kita" cetus Shalma sambil mendengus kasar dan di balas anggukan oleh Rinjani.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semestinya Semesta
Teen Fiction"Ingin tahu kebohongan terbesar yang paling menyakitkan? Aku membencimu." Rinjani "Dan kau ingin tahu kejujuran yang paling menyakitkan? Aku mulai terbiasa dengan rasa ini." Arjanuardha Tentang perasaaan yang menyatu karena penasaran, dan penasaran...