ᴏᴜʀ ꜱᴛᴏʀʏ || ʟᴇᴠɪ ᴀᴄᴋᴇʀᴍᴀɴ

00

Jangan lupa voting! ฅ(＾・ω・＾ฅ)
.
.
.
.
.

Semilir angin menerbangkan helaian surai indahnya. Manik kelam menatap kosong ke depan. Terlihat tak ada tujuan maupun kehidupan di dalam sorot matanya. Menikmati hembusan angin [Name] menutup kelopak matanya. Wajah yang terlihat tenang, membuat sang lelaki tak ingin berpaling dari wajah kekasihnya.

Jari-jari Levi bergerak tuk mengelus pipi sang kekasih, sangat lembut. Karena penyakit yang di derita [Name] membuat kulit putih halusnya menjadi pucat begitu pula dengan bibir nya yang tak seperti dulu lagi. Bibir yang selalu membentuk lekukan keatas dengan tampilan deretan gigi yang rapi. Senyuman ceria [Name] menghilang, dirinya tak selincah dulu lagi. Sekarang dia hanya bisa berbaring di kasur rumah sakit. Ingin berbicara saja sangat sulit, Levi tidak ingin kekasihnya menjadi seperti ini Levi menginginkan [Name] yang dulu.

Saat ini Levi dan kekasihnya sedang berada di taman rumah sakit tempat dimana [Name] di rawat. [Name] hanya bisa duduk diam di kursi roda dan Levi yang selalu ada setiap [Name] membutuhkannya. Levi yang terkenal dengan wajah datar dan mengerikan itu hanya bisa menatap sendu sang kekasih yang sedang tertidur di kursi roda. Penyakit yang di derita sang kekasih sangat langka yang tak ada obatnya bahkan tak bisa di sembuhkan, NGLY-1 Deficiency. Penyakit itu lah yang di derita [Name] sejak seminggu yang lalu. Entah bagaimana bisa [Name] mengidap penyakit ini, tak ada yang tahu. Nasib atau takdir hanya tuhan yang menentukan.

Levi menyelipkan jarinya pada jari [Name], dingin, itulah yang Levi rasakan ketika telapak tangannya menggenggam tangan [Name]. Seminggu yang lalu Levi tak mendapatkan kabar dari sang kekasih, rasa khawatir sudah mendominasi nya. Dan benar saja setelah mengetahui sang kekasih mengidap penyakit saat di beri tahu oleh salah satu temannya. Hati nya sangat sakit, sesak melihat kekasihnya terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit. Tubuh yang mulai mengurus dan kulit pucat nya, Levi sungguh tak menyangka bahwa sang kekasih menderita penyakit yang sangat langka.

Apakah Levi bisa hidup bila [Name] suatu saat akan pergi meninggalkan nya? Levi tak sanggup tuk membayangkan itu. Ia sangat takut kehilangan, ia tidak mau. Levi dan [Name] sudah berpacaran sekitar 1 tahun lamanya. Dan kali ini ia sangat terpukul saat mengetahui cinta nya mengalami penyakit yang tidak bisa di sembuhkan. Kenapa tuhan begitu jahat kepadanya? Levi ingin merasakan bahagia dan hidup lebih lama lagi dengan sang pujaan hati. Dunia memang begitu kejam terhadap nya.

Sangat sulit menerima kenyataan pahit ini. Levi sudah tak memiliki siapa pun selain [Name]. Ayah dan ibunya sudah meninggalkan nya sejak ia masih kecil, dan ia pun di rawat oleh keluarga sepupunya. Tapi tak lama setelah ia dirawat oleh keluarga sang sepupu, pembunuhan terjadi dan merenggut nyawa keluarga Mikasa, yaitu sepupu Levi. Beruntung nya Levi dan Mikasa selamat saat itu, dan parahnya lagi Mikasa menyalahkan Levi atas kematian keluarganya. Dan kini dia akan mengalami hal yang sama, kekasihnya akan pergi tuk meninggalkan juga.

Bukankah itu sangat tidak adil? Levi hanya menginginkan kebahagiaan. Hanya itu, apakah Levi hanya kutukan yang selalu membawa petaka bagi orang-orang terdekatnya? Lantas bila hidupnya tak berguna kenapa dia dilahirkan? Sudah cukup menderita dengan kehidupan masa kecilnya yang suram, kali ini ia juga akan kehilangan warna di kehidupannya. [Name] lah yang mengubah kehidupan abu-abu Levi, pertemuan yang tak di sengaja itu membuat kehidupan Levi berubah sejak bertemu dengan [Name]. Dan kali ini [Name] juga akan pergi meninggalkan nya, Levi tidak ingin, ia tidak mau, Levi tidak rela kehilangan orang berharganya lagi tuk yang ketiga kalinya.

"Apa yang sedang kau lamunkan Le?"

Suara serak sang kekasih berhasil membuyarkan lamunan Levi, ditatap nya [Name] yang tersenyum kecil kepadanya. Oh tidak, jangan lakukan itu. Jangan pasang senyuman seperti itu. Senyuman yang menyakitkan tuk di lihat. Levi tak sanggup menatapnya dengan lama, hatinya terasa sangat sesak dan berdenyut saat melihat senyuman itu.

"Tidak, bukan apa-apa. Lupakan."

.
.
.
.
.

Bakal ketebak kan apa yang akan terjadi selanjutnya, huhu..ayo persiapkan diri kalian untuk chapter berikut nya(｡ﾉω＼｡)