02. Mau jadi temanku?

3 0 0
                                    

Hari ini avellyn ke sekolah sangat pagi, karena ia tidak mau terlambat. Di tambah lagi kakinya yang luka kemarin belum di obati. Avellyn tidak punya obat di rumah, jadi ia akan ke uks nanti. Pagi ini avellyn langsung menuju kelas lalu membaca buku. Tidak ada seorang pun di kelas maupun sekolah nya karena jam masuk masih 1 jam lagi. "Aileen tau ga ya kalo aku sebenarnya satu kelas sama dia?" Avellyn masih selalu memikirkan pria itu dari tadi malam.

Jam terus berjalan, anak anak kelas avellyn mulai berdatangan satu per satu. 'Di mana aileen?' Gumamnya dalam hati. Yang di gumamkan pun telah datang. Aileen membuka pintu sangat rusuh di susuli dengan 6 temannya yang lain. Avellyn melambai lambaikan tangannya tetapi sepertinya aileen tidak melihatnya.

Aileen hanya duduk dan membuka handphonenya. Sesekali ia akan berbicara kepada temannya. 'Yah dia ga liat..' gumamnya lagi dalam hati.

Pelajaran pertama hari ini ialah fisika. Avellyn tidak fokus, dia hanya melihat punggung aileen dari berjam jam yang lalu.

Bel berbunyi, menandakan jam istirahat pertama mulai berjalan. Avellyn tidak niat untuk pergi ke kantin, ia hanya melihat aileen dan teman temannya keluar kelas. "Yah cukup sedih karena dia gatau aku di sini."

Avellyn berdiri cukup susah karena lukanya masih basah. Ia keluar kelas lalu menuju halaman belakang sekolah. Hanya menikmati angin di sana.

"Woy, lu ngapain di situ?" Seseorang meneriakinya cukup kasar. Avellyn menoleh kebelakang mendapati 3 laki laki yang menuju ke arah nya.

"Kamu galiat? Aku cuma duduk." Jawab avellyn singkat.

"Itu tempat kita, lo pergi cari tempat yang lain aja." Seru laki laki yang di tengah. Avellyn tebak, pasti ia ketuanya.

Diam sejenak lalu ia berdiri. "Yaa." Avellyn tidak mau ribut hanya karena sebuah kursi.

Brukk.

"??!" Avellyn tersungkur ke tanah, luka basahnya kembali terbuka akibat benturan yang cukup keras. "Kok kamu nyolot sih?" Seru avellyn tidak terima.

"Lah?? Lo jalan pincang, kelamaan kita laper." Laki laki itu duduk dan tidak memperdulikan avellyn yang sudah kotor karena debu.

"Aishhh." Ia mengeluh. Jika sudah seperti ini gimana cara ia berdiri (?)

"!!!!!????" Aileen berkelahi. Aileen menghajar laki laki yang mendorong avellyn tadi dengan kesetanan. "Aileen! Cukupppp!!"

Aileen berhenti, dia menoleh ke arah avellyn. "FUCK. TERNYATA DIA DORONG LO?!" wajah aileen pucat pasii. Dia sangat kesal dan sangat sangat terkejut. "LO LAKI GA SIH ANJING, LAWAN GUE BANGSAT! LO DORONG CEWE BISA LAWAN GUE KECUT. GANTI AJA TUH CELANA JADI ROK!" Aileen marah, dia sangat marah.

"Aileen cukup, plisss." Avellyn memeluk kaki aileen cukup kuat. Memohon agar laki laki itu berhenti. Ia tidak mau jika aileen akan mendapatkan masalah karenanya.

"Kalo sekali lagi gue tau lo nyentuh dia, barang se inchi pun. Gue abisin lo." Itu kalimat terakhir yang aileen katakan, ia berjongkok untuk melihat seberapa parah luka gadis itu. "Sakit banget ya? Maaf, ini bakal jadi yang terakhir avellyn." Aileen meletakkan tangannya di kaki dan pinggang gadis itu, lalu menggendongnya.

Avellyn sangat terkejut, jantung nya berdisko di dalam sana. Melihat aileen sedekat ini siapapun pasti bakal gila. Aileen menoleh ke arahnya. Mata mereka bertemu, aileen hanya senyum tipis tapi avellyn bisa di bilang sudah sangat ingin pingsan. "Jangan gitu.." gumamnya kecil.

"Haha iya iya maaf." Aileen tertawa kecil lalu kembali fokus ke koridor yang rame akan siswa siswi keluar dari kelas melihat mereka berdua.

'Orang tampan ini kalo ketawa tambah tampan ya.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

farfalla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang