Senin pagi ini cecil sudah bersiap untuk berangkat kuliah, kakinya sudah membaik setelah diobati oleh mamanya juga dipijat oleh tukang urut karena terkilir sedikit dan rencananya pulang kuliah nanti dia mau mengikuti rapat akbar pertamanya Alias sesi perkenalan antar perangkat kepanitiaan, kebetulan dia masuk ke dalam divisi dekorasi karena dia senang mendekorasi.
Cecil POV
Setelah sampai di aula ruangan aku bergabung bersama divisiku, selang beberapa menit rapatnya dimulai dan aku kaget karena ada Lean di depan sana dan saat sesi perkenalan ternyata lean adalah steering comitte ex-official nya.
Yaampun gila banget selama ini aku dan lean sekampus pantas saja dia bilang lain kali saja dan gilanya lagi aku manggil Lean dengan sebutan nama langsung tanpa embel-embel kak, malu bangett gue. Karena Lean terlihat seumuran dengan aku makanya aku manggil nama langsung. Semoga dia gak inget aku deh, karena malu aja kalau dipikir-pikir.
Dari kejauhan entah kenapa aku ngerasa Lean seperti sekali kali memperhatikan aku, tapi kurasa itu hanya perasaan aku jadi aku memilih untuk bodo amat sampai acara rapatnya selesai.Saat aku bersiap-siap untuk pulang tiba-tiba Lean menghampiri aku dan menyapa aku.
"Hai, udah mau pulang sekarang"
"Ehm hai, mm iya Le eh kak Lean" ucapku agak awkward
"Santai aja gausah panggil saya kak, Lean kayak kemarin juga gakpapa"
"Aduh tapikan gaenak, kam.. eh maksudnya kakak kan kating aku"
"Ngga, santai aja. Ini aku juga yang nyuruh kamu panggil nama langsung. Tapi kalo lagi kita berdua aja. Kalo depan yang lain boleh pake kak"
Dalem hati Cecil "duh apenih kalo berdua aja, kan ambigu bett" tapi yang keluar tentunya hanya
"Duh gimanaya takut kebiasaan, entar depan yang lain bisa tiba-tiba lupa manggil. Tapi yaudah" karena Cecil bingung juga.
"Nah bagus, mau saya anterin? Ini udah mulai gelap soalnya"
"Ah nggak usah, Lean. Lagian aku bawa motor, tapi makasih ya atas tawarannya aku pulang dulu, bye"
"Oke hati hati" ucap lean sambil melambaikan tangan sembari memperhatikanku pergi.
(POV off)Setelah selesai dari acara rapatnya cecil langsung pergi kerumah dia tidak sempat bertemu dengan teman-temannya, bahkan akhir akhir ini jarang berkomunikasi juga karena emang sedang memiliki banyak kesibukan dan tugas masing-masing. Sebelum sampai dirumah dia menemukan cowok di pinggir jalan yang terluka dan motornya juga terpental cukup jauh dari cowok tersebut. Cecil mencoba membantu cowok tersebut.
"Permisi apa kamu tidak apa apa, sini aku bantu"
Cowok tersebut masih mengenakan helm full facenya dan cecil mencoba membantu cowok tersebut membuka helm full face nya karena takut cowok tersebut sesak yang sebelumnya tentunya dia meminta izin terlebih dahulu dan diangguki cowok tersebut. Cecil kaget karena wajahnya penuh dengan lebam, aneh sebetulnya kalaupun terjatuh cowok tersebut tidak mungkin sampai lebam juga, ah apakah mungkin sebelumnya dia habis berantem cecil tidak tahu, dan tidak ingin tahu yang pasti saat ini cecil ingin membantunya terlebih dahulu, kebetulan dia juga bawa kotak P3K mini yang selalu dia bawa di tasnya.
Setelah sebelumnya cowok tersebut membenarkan posisi motornya cecil langsung menawarkan cowok tersebut untuk dia obati karena kebetulan tidak jauh dari sana ada taman yang berjejer kursinya, dengan telaten cecil mengobati luka si cowok dan si cowok hanya memperhatikan wajah cecil yang cukup dekat di depannya.
"Makasih"
ucap si cowok tersebut yang membuat cecil cukup kaget dan menatap cowok tersebut seperti merasakan de Javu ketika dia ingat kemarin cecil ditolong orang saat jatuh, sekarang dia menolong orang. Tetapi setelahnya cecil langsung cepat tersadar dan tetap melanjutkan untuk mengobati cowok tersebut.
"Iya sama sama, nah sekarang udah ya. Aku pergi"
ucap cecil sambil membereskan kotak P3K nya, lalu saat cecil hendak naik ke motornya dan akan memakai helmnya cowok itu menghampiri cecil dan menahan lengan cecil, cecil hanya menautkan sebelah alisnya dalam artian
"kenapa?""Nama" ucap si cowok.
"Maksudnya? Nama aku?" Cowok itu hanya mengangguk
"Oh nama aku cecil, Cecilia Ferishka. Kamu?"
"Max". "Hp" ucap si cowok yang aneh banget dari tadi ngomongnya cuma dikit banget.
"Hp? Hp aku maksudnya?" Lagi dan lagi cowok tersebut hanya mengangguk.
"Buat apa?"
"Nomor"
"Ah nomor, nomor aku maksudnya? Ngapain?" Cecil heran saja lagian dia juga belum tentu ketemu orang itu lagi.
"Makasih"
"Makasih?" Lama lama rasanya pen gw getok juga ni orang sampe bikin cecil sempat berpikir lama. Ah cecil paham maksud cowok tersebut mungkin buat membalas dia karena telah menolongnya, Cecil mengasumsikan nya seperti itu saja karena bingung juga.
"Oh tidak usah, kamu tidak usah repot repot, aku bantu kamu ikhlas kok. Kalo gitu aku pamit dulu ya bye, hati hati bawa motornya".
Cowok tersebut hanya memperhatikan cecil pergi sambil tersenyum sedikit yang bahkan mungkin senyumnya tidak akan terlihat saking kecilnya.
Next >
.
.
.
.
.
.
.
Halo yeorobundeul!
Semoga tetep suka ya sama ceritanya, makasih udah mau baca 😊