Bab 4 (end)

0 1 0
                                        

Acaranya berjalan dengan lancar walaupun ada beberapa yang harus dijadikan evaluasi buat bisa dijadiin lebih baik lagi kedepannya, baik dari soal rundown nya, beberapa tata letak untuk tamu ataupun penontonnya, dan lain sebagainya. Tapi tidak apa apa hal seperti itu emang wajar mengingat manusia cuma bisa berusaha semaksimal mungkin, tapi acaranya benar-benar sukses banyak yang mengapresiasinya, banyak pujian yang datang baik itu dari para dosen, mahasiswa, ataupun alumni. Karena selain mahasiswa aktif, alumni juga menjadi salah satu tamu yang bisa ikut memeriahkan acaranya.
-
(Lean POV)
Nggak terasa acaranya udah selesai dan berjalan sukses, sehabis evaluasi tadi aku memutuskan untuk bertemu cecil dan memberikan sesuatu kepadanya aku membungkusnya dengan totebag, isinya yaitu coklat, boneka, bunga, juga surat pernyataan cinta aku kepada dia. Selama ini aku selalu memperhatikan dia, menurutku cecil adalah gadis yang unik, ceria, dan humble. Dan pada kesempatan yang bersamaan kampus mengadakan acara untuk Dies natalis dan aku ditunjuk sebagai Steering Comitte Ex-officialnya, awalnya aku nolak karena ini amanat yang berat tapi dengan beberapa pertimbangan akhirnya aku mengiyakan permintaan itu. Aku semakin merasa semangat karena ternyata cecil juga mendaftarkan diri sebagai panitia yang akhirnya dia lolos juga, tanpa campur tangan apapun dari aku karena memang pada dasarnya dia layak.
Di minggu pagi itu disaat aku sedang lari di stadion aku bertemu cecil yang sedang mengayuh sepedanya, dia terlihat senang sekali sambil bernyanyi nyanyi kecil aku pikir, terlihat dari pergerakan bibirnya. Selang beberapa saat mungkin dia terlalu fokus ke depan atau entah bagaimana akhirnya dia terjatuh tertimpa sepeda, aku mencoba menghampirinya dan menawarkan bantuan kepadanya juga mengantarkan dia pulang karena dengan keadaan kakinya yang ku pikir tidak memungkinkan untuk dia membawa sepedanya kembali. Aku lihat dia awalnya memang seperti ragu, ya masuk akal saja tiba tiba ada yang menanyakan alamat dan mau mengantarkannya pulang. Aneh memang, tapi lagian aku juga tidak akan aneh aneh. Hanya pure mau nolong.
Dijalan sebelum pulang ke rumah, saat mengantar cecil, saudaraku sempat terus meneleponku. Jadi memang aku buru buru dan itu alasanku menolak tawaran cecil untuk sekedar mampir sebentar dan saat aku bilang lain kali kepadanya karena aku tau dan yakin kalo kita bakalan ketemu lagi. Hubunganku dengan cecil terbilang cukup dekat, lebih ke aku yang sering mendekatinya, saat rapat pun ku seringkali memperhatikannya dan dihari puncak acara ini seperti yang kukatakan tadi aku ingin menyatakan cintaku padanya.
(POV off)

-

"Cecil" panggil Lean

"Ah iya, lean? Kenapa?"

"Ini aku punya sesuatu untuk kamu" ucap lean sembari memberikan Tote bag nya.

"Waduh apaan nih, aku buka ya"

"Eee jangan, jangan dibuka sekarang. Nanti saja kalo sampe rumah, jadi abis kamu istirahat kamu bisa membukanya dengan tenang"

"Ah oke kalo begitu, makasih banyak ya Lean"

"Huum, siap. Sama sama"

"Aku balik dulu ya, sudah ditunggu teman"

"Oh yaudah, hati hati ya. Selamat beristirahat"

"Siap, bye" ucap cecil sambil melambaikan tangannya.

"Bye"
-

(Cecil POV)
Sehabis pulang acara ini, setelah evaluasi terlebih dahulu tentunya, aku akan pergi makan dengan max, tadi dia sempat mengajak saat sebelum dia manggung melalui DM buat makan sehabis dia manggung. Dan aku mengiyakan saja kebetulan aku juga ingin makan tapi aku juga bilang untuk menunggu sebentar untuk evaluasi kepanitiaan dulu, untungnya acara beres beresnya dilakukan besok jadi sekarang semua panitia cuma disuruh pulang dulu buat istirahat. Dan ya disana max sudah menunggu, aku menyuruhnya menunggu di lobby universitas agar dia bisa duduk, kalaupun harus menunggu lama. Jadi tidak pegal dan sekalian dia sambil istirahat sehabis manggung karena aku tahu pasti capek juga. Oiya nama lengkap max itu maxim flirtae, nama yang cukup jarang dan unik. Ya dia yang sedang menungguku disana.

"Hai max, maaf sudah menunggu lama" ucapku.

"Tidak apa apa, sambil istirahat juga"

"Ah iyaa kamu pasti capek juga ya, Btw penampilan kamu bagus banget. Suara kamu pecah keren banget huaaa"

"Ahahaha, thanks. Kamu bisa aja"

"Aku serius kok, emang bagus banget"

"Iyadeh iyaa, makasih. Oiya ini helmnya pakai dulu, ayok"

Saat tiba diparkiran Max mulai menyalakan motornya, aduh aku bingung cara naiknya. Motornya tinggi banget. Dari balik helm full facenya max menanyakan

"apakah aku bisa naiknya?"

Karena mungkin dia melihat aku yang hanya bengong. Dia menyuruhku memegang bahunya jika dia merasa susah untuk naik motornya dan ya akhirnya aku melakukan sarannya hingga aku bisa naik di motornya.
Setelah menempuh 15 menit perjalanan akhirnya kita sampai ditempat makan, kita memutuskan untuk makan di rumah makan sederhana, bila dibilang sederhana tempatnya tidak terlalu sederhana juga karena ada sedikit sentuhan gaya modernnya. Tapi yang pasti ini nyaman banget karena disini kita bisa milih mau duduk di tempat lesehan yang berbentuk rumah rumah khas dari bambu atau di meja biasa yang memiliki 2 ataupun 4 kursi yang modern gitu. Tapi kita memutuskan buat ngambil yang lesehan karena deket sama jembatan yang ada kolamnya jadi bisa liat ikan yang tersorot lampu LED yang warna warni, suasananya enak banget adem, asri, kayak di pedesaan. Pas banget buat aku yang dari acara setelah letih dan dimanjakan suasana tenang gini. Oiya aku juga s
udah izin pulang telat sama mama jadi aman lah ya.
Kami menikmati hidangan makanannya dengan khidmat. Karena selain tempatnya yang nyaman makanannya enak-enak juga. Apakah karena aku lapar atau memang makanannya enak, atau dua-duanya haha. Yang pasti aku seneng juga kenyang. Tapi bila diliat dari pengunjung yang banyak sepertinya tempatnya memang seworth it itu.
(POV off)

-

Mereka sangat menikmati makanan juga tempatnya sampai pada akhirnya setelah makan max mulai berbicara serius kepada cecil.

"Cecil"

"Hmm? Iya kenapa? Ada apa?" Jawab cecil dengan khas antuasias juga cerianya.

"Aku mau jujur sama kamu, sedari awal sejak aku ketemu sama kamu aku udah tertarik sama kamu. Awalnya aku nyoba untuk ngga terlalu mengindahkan karena mungkin aku ngerasa kagum aja sama kamu yang dengan baiknya nolong aku tapi ternyata aku nggak bisa. Dan aku semakin yakin dengan perasaan aku ini. Jadi aku mau bilang aku suka sama kamu, maukah kamu jadi pacar aku? Kamu boleh jawabnya nanti yang pasti aku udah mengutarakannya"

-

Aiyooo duh apanihh dua duanya kok bisa suka sama cecil sih 😭
So? Apakah Cecil akan menjadi pacarannya max?
Ataukah cecil akan menolaknya?
Atau justru cecil akan menjadi pacarnya Lean?
Apakah jika cecil membuka hadiah dari Lean dari awal menjadikan cecil sudah sold out jadi pacar lean?
Atau apakah cecil justru menolak keduanya karena mencintai oppa korea kesayangannya?
Who knows.

THE END
.
.
.
.
Yeayyyy finally I did it, Thanks yeorobun yang mau nyempetin waktunya buat baca cerita one shot ini.
Lha kok one shot ada banyak babnyasi? Bukannya one shot tunggal sekali tamat? Mmm gmanayaa. ini juga sekali tamatsi cuma dibagi beberapa bab hahaha. So gakpapalah ya gmana penulis aja.
See you in the next stories.
Bye ~ 😊🙌🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Comittee, Stage, and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang