Prolog

22 3 0
                                    

𓍼

     Suara dentingan piano melantunkan melodi dengan indah, terdengar menghanyutkan ke seluruh penjuru ruangan. Seorang wanita duduk menyilangkan kaki dengan long dress hitam yang menjuntai ke bawah. Sambil menggenggam gelas whiskey, sesekali ia melihat ke arah sekitar. Hari ini lounge terlihat agak sepih dari biasanya.

"sist.." seorang bartender memanggil wanita itu dengan akrab.

"ada cogan lagi duduk sendirian, samperin gih" ujar bartender tersebut. Gelagat nya saat mengucapkan hal tersebut terlihat sangat kemayu, berbeda dengan tampilan nya kekar dan bertato.

Wanita tersebut berdecak dan melirik sang bartender yang ternyata teman akrabnya, dengan sinis. Memangnya ia terlihat sangat kesepian hingga harus menghampiri seorang lelaki yang duduk berjarak satu meter di samping nya itu.

"sorry cewe mahal " singkat, padat, cewe mahal.

"bih eike tuh cuma ngasi tahu sistah supaya tinta terlihat kesepian banget, udah dressed well eh malah duduk seorangan gini "

Rasanya wanita itu ingin sekali bangkit dan melayangkan tinju pada manusia cerewet di hadapan nya. Lagian apa hubungan nya mau ia duduk sendirian atau sama siapapun, toh hari ini ia berpakaian dan berdadan cantik hanya untuk diri nya sendiri.

Sibuk beradu argumen dengan sang bartender, tiba-tiba wanita tersebut merasa ada yang menghampiri nya. Panjang umur lelaki yang di bicarakan oleh mereka sebelumnya, membuat sang ahli pembuat minuman tersebut tersenyum puas dan mengedipkan sebelah mata pada teman akrab nya, lalu pergi bak sudah menerka apa yang terjadi diantara mereka selanjutnya.

"excuse me, does anyone have this seat?" suara berat nya, bertanya pada wanita tersebut.

Aruna, si wanita cantik yang di mendapat pertanyaan, menggeleng lalu berkata "no, there isn't any"

"can i sit over here?"

"yeah if you want"

Aruna sempat terdiam sejenak setelah lelaki tersebut sudah duduk di sebelahnya. Mereka terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing. Apalagi aruna tak terlalu biasa mengobrol dengan stranger.

"may i know what shape the pendant on your necklace?"

Mendengar kalimat pertanyaan tersebut, aruna spontan menyentuh liontin kalung yang ada di lehernya. Ia membuka kalung tersebut dan menunjukkan pada stranger di sebelah nya.

"ohh, it's a compass" ujar aruna.

"interesting"

Satu kata yang membuat aruna speechless enough. Tidak seorang pun tertarik dengan kalung nya tersebut, bahkan teman-teman nya berkata bahwa liontin itu terlalu norak. Namun berbeda dengan lelaki asing di sebelah nya ini.

Lelaki itu sedikit menunduk mendekat ke arah tangan aruna yang sedang menunjukkan liontin tersebut kepada nya. Dengan jarak sedekat ini, aruna bisa merasakan aroma musk yang menyeruak ke hidung nya. Apakah hanya runa yang berpikir hal itu sangat match dengan tampilan nya yang firm and gentle dan aroma parfum nya yang soft and warm.

Ctakk!!

Lelaki tersebut menjentikkan jari di hadapan aruna yang tanpa sadar melamun.

"ohh, s-sorry" ujar aruna terbata-bata.

Lalu aruna beralih pada kalung nya kembali, bak melanjutkan perbincangan mereka.

"you said interesting right? finally i found someone who have the same thought" ujar aruna dengan senyum percaya diri.

Namun mendadak terdiam ketika melihat ekspresi si stranger yang malah mengerutkan dahi seolah bukan itu maksud dari kata 'interesting' yang ia maksud.

"am i wrong?" ucap nya memastikan.

"but i don't talk about the pendant.."

"so?.."

"i talk about you"

"me? why?"

"can i ask why you chosee compass?"

Wanita itu sempat berpikir sejenak. Tanpa sadar si stranger memperhatikan wajah nya yang seolah sedang menyusun setiap kata untuk memberikan jawaban.

" john ruskin, one of the artists and philosopher, ever said -Life whitout a purpose is like sailing without a compass-"

"and then finally you're found the purpose?"

Wanita itu mengangguk.

"i did it" ujar nya dengan sedikit nada percaya diri.

"proud to hear that"

Sangat aneh ketika kita menemukan orang asing mengucapkan kalimat tersebut, bahkan orang sekitar pun sangat jarang mengatakannya.

"well, nice to meet you aruna, sorry cause i have to go.."

Belum selesai orang asing tersebut berbicara, aruna sudah memotong kalimat nya.

"waitt... you know my name?" Tanya aruna dengan cepat, apa ia tak sengaja mendengar orang asing tersebut mengucapkan namanya, bahkan sebelum ia memberitahu nya.

"happy birthday then.."

"even my birthday?"

Stranger itu bangkit dan menuntun aruna untuk bangkit juga tanpa aba-aba. Ia mengarahkan aruna pada sebuah monitor di sebelah table bar yang sedari tadi berada di samping aruna. Betapa kaget nya wanita itu ketika melihat apa yang berada di monitor tersebut.

Hari ini memang ulang tahun aruna, maka dari itu ia memakai gaun dan berdandan cantik, biasanya pun ia hanya pergi ke lounge saat ada perayaan hari-hari penting diri nya sendiri. Seperti tahun lalu ia ke-terima di suatu perusahaan penerbit, bahkan sebelum ia tamat kuliah. Dan contoh lain nya yaitu saat ia ber-ulang tahun hari ini.

Aruna sukses membungkam mulutnya dengan kedua tangan. Terkejut dengan aksi sang sahabat nya yang memasang display di monitor dengan ucapan "Happy level up day, Aruna" lengkap dengan poto aruna dari masa kecil hingga poto terakhir saat ia ospek. Kejutan tersebut di persembahkan oleh wili -si bartender kemayu sahabat akrab aruna- dan salah seorang sahabat lagi yang sudah siap siaga memegang kue dengan lilin yang menyala, yaitu gwen.

Aruna terharu dan segera menghampiri kedua sahabatnya, ia mengucapkan permohonan dalam hati, lalu meniup lilin nya. Satu persatu dari mereka bertepuk tangan, bahkan pengunjung lain juga ikut untuk merayakan ulang tahun aruna.

Saat situasi sudah meredah, aruna teringat akan lelaki asing yang sedari tadi ia belakangi. Aruna segera berbalik, namun tidak menemukan keberadaan lelaki itu. Setelah mata nya sibuk menelusuri ke arah sekitar, aruna mendapati stick note berwarna hitam dengan tinta silver bertulisan.

How lucky you are today, i hope you're always surounded by good people and happiness, happy birthday aruna ~

Z.A

𓍼

To be continue 🤍




ZeaslanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang