Prolog

474 55 8
                                    

" aku tidak bisa yang mulia, kita berbeda sangat... agama mu,dunia mu,kasta derajat kita" pelayan manis berambut coklat keorange san berterbangan ditiup angin.

"jangan berkata itu Upi!" pria bergaya seragam kerajaan memegang dagu pelayan itu dan mengangkat menatap nya.

"yanng muliaa" pelayan itu berucap lirih.

" upi sayang~ panggil namaku apakah kau ingin dihukum hm?" pangeran meniup lirih di arah telinga pelayan itu.

"yan- sho ~" pelayan itu pun mengucapkan dengan lirih.

pangeran yang mendengarnya pun lansung menyeringai.

dan menempelkan bibir nya ke bibir pelayan itu.

pangeran sho pun melumat dengan lembut bibir manis itu.

tidak segan- segan ia membelit lidah upi sang pelayan untuk mengikuti ritme ciuman nya.

"hoshh hahh" upi pun mengraup udara dengan rakus.

pangeran sho pun tersenyum dan lansung memeluk upi.

ia menelungkup kepala nya keleher upi dan mengecup pelan leher jenjang itu.

"Kau milik ku! akan selalu milikku ! tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku upi tidak ada !" pangeran mengangkat kepala nya menatap netra coklat pelayan kesayangan nya.

tampa babibu sang pangeran pun meraup bibir kesukaan nya dan melumat bibir itu dengan agresif.

'ini menyakitkan! amu, kiki aku ingin pulang! ummi abi !!'

tampa di sadari upi pun menangis dalam diam dan melakukan ritual malam seperti biasa ia lakukan bersama pangeran sho.
.
.
.
.
.

"hehehe tuan toro apakah segitu melelahkan nya? pakailah sapu tangan ini!" gadis itu memberikan sapu tangan nya ke tuan duke kerajan tuan bangsawan duke toro.

" kau sangat pengertian upi" toro pun menerima sapu tangan itu.

"baiklah aku pergi dulu banyak kerjaan nih hehehe, saya pamit dulu tuan" upi pun lansung pergi meninggalkan dirinya sendiri.

"yahh sampai jumpa calon ku" toro tersenyum menatap gadis yang berjalan dengan riang"
.
.
.
.

"apa yang kau lakukan?"

"eh? yang mulia pangeran enzo?" pelayan itu nampak bingung bukan kah aneh seorang pangeran datang ke dapur?

"apakah kau ingin mengulangi perkataan ku?" pangeran enzo mendekati pelayan itu.

"ahh itu saya sedang menyiapkan makanan untuk pangeran sho" upi sang pelayan melirik kanan kiri pandangan nya entahlah dia merasa berdebar-debar setiap berada disamping pangeran enzo.

enzo yang mendengar nama saudara tirinya itu seketika kesal.

"baiklah, setelah dari itu maukah kau menemaniku keluar?" pangeran tersenyum kecil.

upi pun mengangguk kan kepala nya dengan wajah yang memerah.
.
.
.
.
.

"apa yang membuat mu datang lagi kesini? kau tahu tempat ini untuk orang sakit bukan untuk mu bolos pekerjaan" seorang dokter kerajaan yang terkenal tampan dan sangat hebat duduk dihadapan pelayan itu.

"Lin kau tahu ini sangat melelahkan aku ingin istirahat,kumohon" upi menatap dengan memohon.

"baiklah istirahat lah " lin menepuk kepala upi dan tersenyum pasrah ia tidak bisa menolak upi yang dengan menatap pandangan memohon seperti itu.

yoo guys ini cerita yang aku buat yaa makasih yang udah saranin tema cerita nya.

oh iya aku ulangi lagi ya isinya tuh banyak banget 18+ nya nanti, buat yg di bawah umur jangan baca ya

Posessive PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang