"Hal-hal yang baru harus dipelajari dulu. Karena pada dasarnya manusia tidak bisa berhenti belajar"
"Kalian ngapain di kamar kakak?" tanyaku pada mereka.
"Anu kak, hehe" jawab Barka. "Giniloh kak, kan Barka itu suka banget membaca. Mulai dari novel, komik, buku puisi, dan sebagainya. Jadi Barka sama abang ke kamar kakak mau nyari buku bacaan" Sumpah ini bukan Barka banget. Manis gini ngomongnya.
"Boong tuh" timpal Arka
"Ih, apasih. Enggak. Mana pernah Barka bohong"
"Tadi ketemu siapa di kantin SMA? Ngapain juga coba ke kantin SMA? Gebetan baru di sana?" Cerocos Arka malah mengintrogasi Barka dengan posisi rebahan di kasurku.
"Dih, enggak yaa? Aku gak doyan brondong!"
"Ya kamu yang jadi brondong bege"
"Ih, kok abang malah ngatain adik bego?"
"Udah-udah. Ini kok malah berantem. Emang adik ngapain ke kantin SMA? Kantin SMP penuh?" tanyaku penuh selidik. Agak penasaran juga ngapain bocah SMP main ke kantin SMA. "Kamu gak aneh-aneh kan?"
"Enggak kakak. Adik cuma mau ketemu abangnya Siska" Bela Barka dengan nada polosnya. Heleh gak ngaruh akutuh.
"Ya ngapain juga ketemu abangnya Siska? Sok kenal"
"Dih, emang kenal. Situ aja yang ansos."
"Ya kalau ansos gak bakal kepilih jadi wakil ketua OSIS dong?"
"Iya iya, sombong banget Pak wakil Ketua. Makanya tadi diajakin ikut. Jangan OSIS mulu"
"Udah dibilangin tadi ada kumpul evaluasi hari pertama orientasi. Ya namanya orang nomor dua di OSIS. Masak ninggalin anak buah"
"Idih. Bener dik, songong banget nih bocah. Wakil doang padahal. Jadi ngapain ke kantin SMA? Kok kakak gak lihat?" Tanyaku daritadi yang belum juga dijawab oleh Barka. Tapi "Heeeeh ini buku kenapa berantakan? Abang? Adik?" Jeritku tiba-tiba karena sumpah yaa ini rak-rak bukuku jadi acak adul. Ya Rabbi
"Abang itu kak"
"Aku dari tadi tiduran di kasur main hp ya? gak tertarik buku sama sekali"
"Wakil Ketua OSIS kok gak tertarik buku. Yang rajin dong. Biar ciwi-ciwi makin nempel. Wakil Ketua OSIS idaman, rajin, panutan. Ngalahin Ketua OSIS"
"Berisik Barka"
"Cari apasih dik? Kok sampe diberantakin ini buku-buku kakak?"
"Cari buku diary kakak. Penasaran suka sama abang sepupunya Siska apa enggak" Jawab Arka jelas
"Ya hubungannya sama buku diary apa? Dikira kakak tuh anak yang suka nulis-nulis isi hati di buku diary?"
"Emang enggak?" tanya Barka seperti gak percaya
"Ya enggaklah" Iyakan? Aku emang gak begitu suka nulis-nulis di diary. catet yaa, gak begitu suka.
"Noh, dibilangin gak percaya" Kaan, ngegas si Arka nih.
"Jadi, kerjasama apa nih sama abangnya Siska? Wait bentar, abang Siska namanya siapa?" Tanyaku karena emang gak tau abang sepupu Siska yang mana. Kalau Siska sih tau. teman sepermainan si kembar dari SD.
"Bang Alan" Celetuk Arka
"Oh, gak tertarik" Jelas banget aku gak tertarik sama manusia rusuh satu ini.
"Ah masak" kan, nggak terima kayaknya nih si Barka.
"Udah diem dik. Tuh beresin buku-buku kakak. Udah dibilangin tadi gak bakalan ada apa-apa di buku diary kakak."
"Tapi kak, Albi siapa? Yang di buku kuning isinya Albi semua. Ck, katanya gak suka nulis-nulis gitu. Giliran di-friendzone-in ngamuk-ngamuk di buku" Kok Barka nanya gitu?
"Heeeh, kok baca?"
"Eh iya? Ih kepo deh. Mana dik? Abang penasaran. Albi siapa? Kok gak pernah dengar. Teman SMP yang mana? Setahu Abang yang pernah main ke rumah cuma Bang Rizal, Bang El, Bang Akbar, itupun mainnya grudukan bareng-bareng." Jelas Arka penasaran juga. Dasar Barka ngeselin.
"Keluar sana kalian berdua." Usirku pada mereka berdua. Karena aku juga mau tidur siang. Ya walaupun jam sudah menunjukkan pukul tiga sore lebih sih.
"Tanya Bang Alan ah" teriak Barka sambil keluar kamar.
"He Bakar gak usah aneh-aneh yaa" teriakku balik pada Barka
"Wkwkwkwk Bakar. Ubi Bakar gak tuh"
"Diem bang. Kita kemusuhan hari ini"
"Gak ngaruh"
****
Orientasi hari kedua dimulai. Selain presentasi hasil tulisan masing-masing tugas kemarin. Ternyata kakak-kakak panitia berhati malaikat ini tiba-tiba nyuruh presentasi apa yang diketahui dari budaya nama kelompok masing-masing. Aceh. Gak banyak sih yang aku tahu selain memiliki tari saman yang terkenal dan memiliki beberapa bahasa Aceh di setiap daerah, namun untuk mempersatukan Aceh sendiri juga ada Bahasa persatuan Aceh. dan wait
"Terimakasih atas penjelasannya. Tepuk tangan untuk Denis" Seru Kak Zahra selaku pembimbing kelompokku.
eh, Denis? Siapa? Kayaknya emang bukan dari SMP sini. Baru dengar nama Denis dan baru lihat mukanya. Ih sumpah yaa alisnya tebal banget. Matanya cantik. Astaghfirullah Arum sadar. Ingat Mark Lee di rumah. Kun-Ge juga loh.
"Arumi maju, jelaskan apa yang kamu tulis ini. Kok ada Korea-koreanya. Temanya kan Budaya Indonesia" Seru Kak Zahra lagi
Sebagian yang udah kenal aku ya menatapku langsung. Nah yang belum kenal pada tolah sana toleh sini nyari mana perwujudan dari Arumi ini.
"Hehe Ok kak" Aku langsung maju ke tengah-tengah lingkaran kelompokku.
"Saya tuh suka K-Pop. Kalau drakornya tidak begitu suka. karena banyak episode" Gak ada perkenalan langsung aja ke intinya. Aku tuh anaknya gak suka basi-basi. Tapi ya seharusnya aku perkenalan dulu gak sih? Minimal nama dan alamat rumah. Ralat, asal daerah.
"Ya namanya drama pasti banyak episode lah" Celetuk seseorang yang aku gak tau siapa namanya.
"Iya sih" "Jadi, karena suka K-Pop pasti penasaran sama member-membernya dong. Teruss....

KAMU SEDANG MEMBACA
Varsha
FanfictionDalam Bahasa Yunani, Varsha artinya hujan. Orang bilang, hujan identik dengan kesedihan dan kerinduan. Karena dengan hujan sebuah tangisan bisa tersamarkan. Namun bagi beberapa orang, hujan adalah anugrah dan mendatangkan kebahagiaan. Persis seperti...