Part 12

43 11 1
                                    

Welcome to my story🌈
.
Happy reading and enjoying🙌❤️
.

"Lu gak becus atau gimana sih?" Bentak seorang cowok sambil berkacak pinggang dan melempar sebuah amplop coklat berbentuk persegi panjang di atas meja markas miliknya yang tidak ada seorang pun anak buahnya berada di dalam.

Suasana nampak sepi, jadi aman untuk mereka bertemu di tempat ini.

"Wait, come on. Gak semudah membalikkan telapak tangan buat dia balik lagi sama gue,!" Tukas Seira, wanita yang kini memakai long dress selutut berwarna merah maroon serta dibalut jaket bulu bulu.

Langkah seorang cowok yang dihadapannya kini maju selangkah dan mencekram kedua pipinya kuat, namun cewek tersebut bersikap santai menanggapinya, seakan-akan sudah biasa terjadi hal seperti itu.

"Gunakan otak lo untuk berpikir gimana caranya dia bisa balik sama lo, dan milik gue akan dapat sebaliknya." Sarkas cowok itu di depan muka Seira dengan mata tajamnya, dengan santai tangan kiri Seira bergerak menurunkan tangan yang berusaha mencekram kedua pipinya itu.

"Sabar, lo baru aja balik dari Australia, wajar semua berubah, pelan-pelan akan seperti waktu dulu." Ucap Seira terlampau santai menanggapi sikap cowok berusia sebaya dengan Rey. Meski dalam hatinya ia kesal menghadapi sikap Alvino.

Sedangkan cowok itu mengalihkan pandangannya ke sembarang arah dan mendengus kasar.

"Okey, gue akan tunggu kerjasama ini dimulai."

"Mulai besok pun bisa." Ucap Seira meyakinkan, "yang penting lo udah kasih ini," amplop coklat diangkat yang dimaksudnya, Sedangkan cowok yang tingginya 5 senti lebih tinggi dari Seira tak memedulikan lagi ucapannya dan langsung melengang pergi dari tempat itu.

"Tenang babe, besok akan dimulai." Monolog Seira sendiri sembari melihat amplop coklat persegi panjang yang tentunya berisi uang dari cowok tadi dan ia mainkan di depan wajahnya.

Rupanya Seira terobsesi dengan segala cara untuk mendapatkan uang atau menyelamatkan reputasi keluargnya.

Pagi hari ini yang cuacanya sedang cerah, seorang gadis yang berseragam olahraga Gelora Bangsa ini melangkahkan kakinya menuju ruang osis, katanya ada yang mau menemuinya.

Ketika sudah berada di dekat ruang osis, seseorang menarik lengannya, sontak hal itu membuat Alya langsung menoleh dan ternyata Denish.

"Lo mau kemana?"

"Ke ruang osis lah, emang kenapa?" Tanya Alya balik, ia memang selangkah lagi sudah tinggal masuk ke ruangan itu.

"Oh itu, tadi gue gak jadi manggil lo, kayaknya Aca tadi lupa bilang." Ucap Denish sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, hal itu membuat Alya sedikit curiga

"Kenapa emangnya?"

"Tadi ada yang pingin nemuin lo di ruang osis, tapi orangnya keburu pergi, terus gue mau bilang kalau gak usah ke ruang osis." Ujar Denish meskipun sedikit berbohong

"Emang siapa orangnya?" Tanya Alya masih penasaran.

"Gue juga gak tau, tadi gue ketemu dia waktu di koridor lantai satu," paparnya, meskipun ia harus mengarang sedikit, karena sejujurnya ia juga kesal dengan cowok tadi.

"Oh gitu, ya udah deh gue mau ke lapangan dulu, udah ditunggu sama yang lain." Kata Alya sembari pergi meninggalkan Denish dan cowok itu hanya menganggukkan kepalanya setuju

"Semangat!" Satu kata keluar dari cowok berkulit sawo matang membuat Alya hanya tersenyum lalu menghilang dari belokan koridor menuju lapangan.

"Untung Alya percaya, kalau nggak gue males ketemuin Alya sama cowok bajingan kek dia itu." Kata Denish sambil mengelus dadanya – hampir ketahuan.

Alya Mission [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang