04

3.9K 641 36
                                    

Seminggu telah berlalu sejak kedatangan jazz ke dunia novel ini, sepertinya semua orang di istana juga mulai terbiasa dengan sifat baru pangeran kedua mereka. Nathaniel dan Harry juga sepertinya semakin dekat dengan Rey, walau Rey duluan sih yang mendekati mereka.

Disinilah sekarang Rey berada, di kamar yang pernah ia kunjungi sebelumnya bersama ayah dari pemilik tubuh ini.

"Ayah! apakah kau memanggilku untuk menemani mu yang sedang mengerjakan berkas-berkas itu?" Kesal Rey karena sedari tadi dirinya tak diperdulikan oleh raja Elysian.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Rey" Rey hanya mengangguk, mempersilahkan raja Elysian untuk mengatakan apa yang ingin dikatakan.

"Kau pangeran kedua, Geoffrey Elysian akan diangkat menjadi putra mahkota mengantikan kakakmu Nathaniel". Rey yang mendengarnya pun sangat terkejut, apakah ini sudah sampai di pertengahan cerita?.

"Pangeran Nathaniel ingin melepaskan gelarnya, kau adalah pangeran yang  bijaksana jadi ayah mau kau yang mengantikan Nathaniel" imbuh raja Elysian.

"Ayah, kenapa harus aku? Kau berikan saja gelar itu pada pangeran Harry" ucap Rey mencoba untuk menolak.

"Harry adalah pangeran ketiga, kau sebagai kakak seharusnya lebih siap dari dia" Rey berdecak sebal, menggantikan Nathaniel sebagai putra mahkota sama dengan menyuruhnya untuk menyerahkan nyawanya pada Nathaniel dan juga Harry.

"Akan aku pikirkan" ucapnya lalu segera keluar dari kamar ayahnya, Rey berjalan sembari bersumpah serapah di hatinya. Ia benar-benar harus melakukan rencana kedua sekarang.

°

°

°

"Huh"

Rey terus saja menghela nafasnya, ia sedang memikirkan harus bagaimana lagi Sekarang, rencana keduanya adalah kabur dari istana tetapi Rey takut menjadi gembel jadi ia masih menimang-nimang keputusannya.

"Raja sialan" gumam Rey sembari menatap sayu kearah sang rembulan yang tengah menyinarinya dari atas.

Tok! Tok! Tok!

Lagi dan lagi, kenapa seseorang sangat suka mengetuk pintunya saat ia sedang sedih?. Rey melangkahkan kakinya dengan malas menuju kearah pintu.

Segera ia buka pintu kamarnya dan dapat ia lihat seseorang dengan rambut ungu yang begitu menawan sedang berdiri sembari membawa sebuah kotak kecil ditangannya.

"Harry? Ada apa?" Tanya Rey langsung ke intinya pada adiknya itu, "pangeran aku hanya ingin memberikan ini padamu" ucap Harry sembari memberikan kotak kecil yang ia bawa itu pada Rey.

"Apa ini?" Harry tak menjawab, tanpa permisi ia langsung masuk ke kamar Rey yang notabenenya adalah kakak tirinya.

"Buka saja nanti, sekarang kau harus menemaniku" ucap Harry yang kini sudah duduk di sofa yang ada di kamar Rey, "untuk apa aku menemanimu? Kau bukan anak kecil lagi" tolak Rey.

"Kau begitu jahat padaku" Rey hanya berdecih, menanggapi adiknya yang sedang memasang wajah sok tersakiti yang mana membuatnya bergidik ngeri.

"Pa-"

Tok! Tok! Tok!

Belum sempat Harry melanjutkan ucapannya suara ketukan pintu kembali terdengar di ruangan tersebut, dengan langkah gontai Rey berjalan menuju pintu.

"Oh! Kakak? Ada apa?" Nathaniel tak menjawab pertanyaan Rey, ia malah masuk ke dalam kamar adiknya begitu sang empu membukakan pintu.

Rey hanya cengo, bagaimana mungkin kedua pangeran itu sama-sama tak memiliki sopan santun pikirnya.

°

°

°

Kamar Rey terasa begitu sunyi sekarang seakan-akan tak ada tanda-tanda kehidupan disana padahal di ruangan itu tiga orang pangeran tengah duduk namun sepertinya mereka sedang cosplay menjadi patung penunggu disana.

"Kakak" panggil Rey pada Nathaniel, sungguh ia tak suka dengan suasana saat ini. Nathaniel menaikkan satu alisnya, untuk bertanya 'kenapa?'.

" Kenapa kau ingin melepaskan gelarmu?" Wajah tanpa ekspresi Nathaniel seketika berubah menjadi masam, ia benar-benar tak suka membahas perihal ini. Beruntung yang bertanya itu adiknya, jika orang lain sudah dipastikan ia langsung mengayunkan pedang kesayangan.

Berbeda dengan Nathaniel, Harry terlihat sangat menikmati topik pembicaraan yang dilakukan oleh dua bersaudara kandung itu, ia tak ada niat untuk ikut campur.

Rey tentu sudah tahu alasan Nathaniel melepas gelarnya karena ia sudah membaca habis novel yang sedang dimasukinya sekarang, ia iseng bertanya dan mendengar jawaban apa yang akan diberikan oleh Nathaniel.

"Kau tak perlu tahu" Rey yang mendengar jawaban Nathaniel seketika merotasikan matanya, "gue udah tau kali" sinis Rey dalam hatinya.

"Karena ulahmu sekarang ayah menyuruhku untuk menjadi putra mahkota" ucap Rey dengan memasang wajah kesalnya, Harry semakin menajamkan pengelihatannya, sungguh objek didepannya itu begitu menggemaskan pikirnya.

"Bukankah bagus?" Rey semakin kesal mendengar jawaban dari Nathaniel, bagus katanya? Apakah orang gila itu tahu apa yang akan terjadi jika dia mengambil posisi putra mahkota.

"Bangsat" umpat Rey tanpa sadar, Harry yang tadinya menatap Rey dengan terpesona kini berubah menjadi tatapan tajam begitu pula dengan Nathaniel.

"Siapa yang mengajarimu mengumpat Rey?!" Tanya Nathaniel dengan suara tertahan seperti menahan amarahnya. "Pantaskah seorang calon putra mahkota mengeluarkan kata seperti itu?!" Imbuhnya lagi.

"Tak seharusnya seorang pangeran berkata seperti itu" Rey menoleh kearah Harry, bocah yang tadi hanya menyimak tiba-tiba ikut mengomentari nya sekarang.

"Lalu pantaskah seorang putra mahkota meninggalkan gelarnya hanya demi wanita dari keluarga count?" Katakan lah bahwa Rey sedang menggali kuburannya sendiri sekarang.

Rahang Nathaniel mengeras, ia mengepalkan tangannya hingga kuku-kukunya terlihat memutih. "BERANINYA BAJINGAN KECIL INI BERKATA SEPERTI ITU!" Bukannya takut, Rey malah berdiri dari duduknya dan menatap tajam kearah Nathaniel.

"Kenapa? Aku benar bukan? Kenapa kau berteriak padahal itu adalah kenyataannya" buru-buru Harry menarik tangan Rey untuk berdiri di belakangnya, Rey benar-benar bisa memancing emosi Nathaniel pikirnya.

"GEOFFREY!"

      Prang!

Nathaniel menghempaskan barang-barang disekitarnya hingga pecah, Rey benar-benar berkeringat dingin sekarang, tak seharusnya ia membangunkan singa yang sedang tidur.

Be A Prince?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang