02

5.1K 723 22
                                    

Brakk!

Suara yang dikeluarkan oleh benturan antara lantai dengan tubuh seorang pemuda manis yang sepertinya terjatuh dari ranjang.

"Bangsat" umpat pemuda itu ketika merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Perlahan bola mata berwarna merah terang mulai terlihat ketika pemuda itu mengerjabkan matanya.

Saat nyawanya sudah terkumpul semua barulah pemuda itu menyadari suatu keanehan. Di mana ini? Itulah pertanyaan pertama yang ada di otaknya.

"Eh anjing! Gue diculik Saha?" Ucapnya sembari celingak-celinguk mencari pintu keluar. Ruangan yang pemuda itu tempati terasa sangat besar baginya, seumur hidup baru kali ini ia melihat ruangan yang seperti istana ini dengan mata kepalanya sendiri.

"Oke jazz Lo ga boleh panik! Mungkin aja si Junaedi ngejual Lo karna kekurangan duit" ucapnya tanpa dosa saat menyebut nama ayahnya tanpa embel-embel 'ayah'.

"Tapi masak sih si Sumiati ngebiarin anaknya yang ganteng ini dijual?" Jazz lama bertengkar dengan pikirannya, hingga tiba-tiba ia terdiam seribu bahasa ketika tak sengaja melihat pantulan cermin yang berada di depannya.

Jazz mulai mendekati cermin tersebut, ia berpose ala monyet dan pantulan cermin itu mengikuti nya lalu ia berpose seperti anak anjing dan lagi-lagi pantulan cermin di depannya itu mengikuti posenya.

"Pindah dunia?" Gumam jazz, wajah yang ia lihat sekarang bukanlah wajahnya tetapi wajah seorang pemuda dengan bola mata berwarna merah, rambut pirang dan juga kulit seputih susu.

Wajah itu terlihat sangat manis sehingga jazz ingin memakannya. "Yang bener aja dong! Masak jiwa gue dipindahin sih kayak di novel-novel" kesal jazz karena seseorang memindahkan jiwanya tanpa izin.

"Btw gue pindah kemana yak? Novel? Tv? Langit? Neraka? Atau alam dewa?" Ucap jazz menerka-nerka dimana ia sekarang.

"Tapi diliat dari baju yang gue pake keknya gue pindah ke era kerajaan deh, tapi kerajaan apa? Persetan sama kerajaan gue mau pulang bangsat!" Awalnya memang jazz terlihat biasa-biasa saja, tetapi semakin dipikir ini semakin tak masuk akal.

Ia tak terbiasa berada di ruangan ini, ia ingin pulang ingin bertemu dengan kedua orang tuanya jika ia mau dipulangkan sekarang ia janji takkan bolos lagi.

Lama sekali jazz mondar-mandir mencari cara untuk kembali namun hasilnya nihil, jazz mendudukkan dirinya di samping cermin, ingin menangis saja rasanya sekarang.

"Bun, jazz mau pulang" lirih jazz dan setetes liquid bening lolos dari matanya.

"Maafin jazz Bun! Jazz janji gabakal nakal lagi" ucapnya yang mana malah membuat ia semakin terisak.

Tok!tok!tok!

Jazz menoleh kearah pintu yang diketuk, mengganggu acara sedihnya saja, kesal jazz. "Siapa?" Teriak jazz namun tak disahuti oleh sang pengetuk pintu.

Tok!tok!tok!

Jazz memutarkan bola matanya malas, ia pikir tadi orang itu sudah pergi karena tak kunjung menyahuti nya tetapi ternyata belum, dengan ogah-ogahan jazz berjalan mendekat kearah pintu.

Jazz membuka pintu kamarnya, dari balik pintu terlihat seorang pemuda yang lebih tinggi dari jazz berdiri tegak disana.

"Siapa?" Pemuda itu mengernyitkan dahinya, siapa kata jazz? Apakah pemuda mungil itu tak mengenalinya pikir pemuda itu.

"Geoffrey, kau kenapa?" Jazz membelalakkan matanya, Geoffrey katanya? Geoffrey? Nama itu tentu saja jazz tahu, Geoffrey pangeran kedua yang mati karena dibunuh oleh dua saudaranya.

Jadi sekarang ia menjadi Geoffrey? Di cerita the best of kingdom?. Kesialan macam apa ini pikir jazz.

Melihat jazz tak menjawab dan malah melamun, pemuda tadi menggoyangkan pelan badan jazz hingga tersadar dari lamunannya.

"Anda siapa?" Tanya jazz, ia menyesal karena tak terlalu memperdulikan ciri-ciri visual dari setiap tokoh.

"Kau bercanda?" Mendengar jawaban yang tak sesuai jazz merotasikan matanya, kenapa pemuda di depannya ini berbicara sangat formal pikir jazz.

"Katakan saja! Anda siapa?" Pemuda itu lagi-lagi mengerut keningnya, ada apa dengan adiknya hari ini pikirnya.

"Aku Nathaniel, kakakmu. Apakah kau masih mau pura-pura tak mengenaliku sekarang?" Jazz membelalakkan matanya, Nathaniel katanya? Nathaniel si pembunuh Geoffrey di masa depan?. Sial sekali nasibnya sekarang orang pertama yang ia temui di dunia baru ini adalah seorang pembunuh.

"Rey" panggil Nathaniel lagi, kenapa adiknya sangat aneh hari ini? Apakah Geoffrey sakit pikirnya. Jazz sekarang sedang keringat dingin, ia memaksakan otak bodohnya untuk berpikir bagaimana caranya untuk tak berurusan dengan Nathaniel.

"Kakak, bisakah kau pergi dulu aku sedang ada urusan sekarang datanglah kapan-kapan lagi" ucap jazz lalu segera menutup serta mengunci pintu kamarnya.

Ia belum siap untuk berhadapan dengan orang yang akan membunuhnya nanti. "Kelamaan dimanja ni otak disuruh mikir gitu aja kaga bisa" oceh jazz karena otaknya tak kunjung memunculkan ide.

Lama berpikir akhirnya jazz memutuskan untuk takkan mengantikan Nathaniel sebagai putra mahkota nanti, dan ia akan mencoba mendekati kakaknya itu agar nanti Nathaniel jadi tak tega membunuhnya.

"Mari berjuang" gumam jazz sembari menaikkan satu tangan yang terkepal keatas.

Be A Prince?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang