Arinta Wangsa, itulah nama wanita cantik yang sekarang sedang menimang-nimang bayi laki-laki tampan.
"Yang Mulia Ratu, permisi..." Ada penjaga yang mengetuk pintu kamarnya.
"Iya? Ada apa? Silahkan masuk..." Arin membuka pintunya, dan mendapatkan penjaga yang sudah siap memberitakan sebuah berita.
"Yang mulia ijinkan saya menyampaikan utusan ini dari ibu yang mulia ratu.." Penjaga itu membungkuk hormat kehadapan Arin.
"Ibu saya? Atau ibu mertua saya?"
"Ibu nya yang mulia ratu.."
Arin tersenyum, "Oh? Ada apa? Apa ibu mengunjungiku kesini?" Sang penjaga menggangguk pelan.
"Kalau begitu antar aku yaa.." Arin tidak lupa tersenyum pada sang penjaga. Begitulah Arin, dia tidak pernah memandang orang berbeda hanya karena kedudukannya saja.
Atau mungkin itu memang sudah diajarkan ibu nya? Arin dan Tamara, dua putri yang cantik dan murah senyum. Pantas banyak laki-laki yang suka memperebutkan kakak beradik ini.
Arin berjalan diikuti penjaga di belakangnya, ada pengasuh bayi yang mengikutinya juga.
Saat Arin melihat ibunya, ia langsung berlari kecil memeluk ibunya. Disana juga sudah ada suaminya sedang duduk di takhta kerajaan.
"Ibu! Arin rindu sekali dengan ibu. Kenapa baru datang sekarang?"
"Maaf ya nak, ibu sibuk mengurus pelantikan Tamara. Kamu sudah menghubungi Tamara?" Linda Adjeng Wangsa, mengusap rambut putrinya dengan penuh sayang.
Arin menggeleng, "sejak melahirkan aku juga jadi sibuk bu. Bagaimana kabar Tamara?"
"Dia baik, tapi sepertinya dia belum terlalu terima tentang itu.."
"Jadi putri mahkota maksud ibu?
"Iya nak, jika kau belum menikah, seharusnya kan kamu yang menjadi putri mahkota itu. Tapi karena kamu sudah menikah dan jadi ratu di kerajaan suamimu. Maka, takhta itu akan turun untuk adikmu."
"Arin mengerti, akan aku doakan yang terbaik untuk Tamara."
Setelah selesai berpelukan, Arin memperlihatkan bayi mungilnya.
"Ini adalah anakku dengan Arga. Dia bayi laki-laki kecil yang tampan, iya kan bu?"
"Astaga, cucu ibu sangat manis dan lucu.." Linda menciumi cucunya. Ya, bau bayi memang enak bukan?
"Bagaimana bu? Apakah dia mirip dengan ku?" Arga menghampiri ibu mertuanya.
"Ah iya, aku lihat-lihat dia sangat mirip dengan mu. Mungkin yang mirip Arin hanya hidung kecil nya saja."
"Bukankah itu tidak adil bu? Arin sudah melahirkannya, tapi dia malah mirip semuanya dengan Arga."
Arga terkekeh dan merangkul istrinya, "Yang sabar, mungkin jika kita punya anak perempuan, cantiknya akan sama denganmu." Arga mencolek hidung Arin guna menggodanya.
—
Arga Diningrat — Raja tampan dan gagah
Arinta Wangsa — Istri cantik
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEENDOM | WONYOUNG & SUNGHOON
Teen FictionBeing royal doesn't mean being happy. Inspiration from Royal Affair book.