Undangan Spesial

6 0 0
                                    

~oOo~

Di hari ulang tahunnya yang ke 24 ini, Michelle ingin mengajak beberapa orang di panti asuhan yang berusia sama dengannya. Panti asuhan Rumah Peduli dipilih karena lokasinya dekat dengan tempat dimana acara tersebut akan berlangsung. Dan ternyata ada 3 orang yang berusia hampir sama dengan Michelle yakni Delya, Rea dan juga Sherly. Michelle mendapatkan arahan dari Bu panti untuk langsung berbicara kepada mereka saja. Bu panti pun memberikan alamat tempat dimana mereka bekerja. Kemudian Michelle dan supirnya berhasil menemukan toko tersebut. Lalu Michelle ngobrol dengan ketiganya, setelah itu ketiganya diundang untuk hadir di pesta ulang tahunnya.

"Nama aku Michelle, aku mau ngundang kalian buat hadir di acara ulang tahun ku yang ke 24. Kalian bisa hadir kan?"

"Ulang tahunnya besok, aku mohon kehadiran kalian ya." Pinta Michelle

"Insyaallah, akan kami usahakan." Jawab Rea

"Kami juga sudah siapkan mobil untuk antar jemput kalian kesana, jadi jangan khawatir untuk kendaraan." Sambung Michelle

"Beneran???! aaaaa terimakasih Michelle ."

"Iyaa sama sama, eh wait wait ini kalian yang buat?" Tanya Michelle sambil melihat buket-buket bunga yang tersusun rapi di rak-rak kaca.

"Iyaa itu kami yang buat." Jawab Rea

"Bagus-bagus, aku mau beli yang ini boleh?." Michelle menunjuk ke arah buket bunga mawar yang berwarna putih.

"Boleh bangettt."

"Harganya berapa?."

"Gocap."

"SERIUS???." Michelle kaget ketika mendengar harga buket yang sangat mewah ini cuma lima puluh ribu. "Aku beli dua deh." Michelle mengeluarkan selembar uang kertas pecahan seratus ribu.

"Makasih ya." Ucap Rea sambil memberikan bungkusan buket bunga tersebut.

"Yasudah kalo begitu aku pulang dulu ya. Jangan lupa datang."

Setelah Michelle pergi Rea, Delya dan Sherly sedang mendiskusikan tentang acara ulang tahun Michelle dengan agenda ngaji bulanan dengan anak panti yang bertabrakan. Bulan lalu mereka tidak mengikuti acara ngaji tersebut dengan alasan menemani Sherly yang kala itu berada di rumah sakit. Dan sekarang izin lagi untuk tidak mengikuti ngaji dengan alasan pergi ke acara ulang tahun.

"Gua nggak enak sama Bu panti, kita bulan lalu juga nggak ikut, masa bulan ini nggak ikut lagi." Ujar Rea

"Iya juga sih, tapi lumayan re. Jarang-jarang ada orang kaya yang ngundang kita ke acara ulang tahunnya. Pasti yang diundang kan anak-anak bukan kita. Mumpung ada kesempatan emas re." Jelas Delya

"Iya aku juga pengen cari pacar cogan + tajir, enak kali ya." Sambung Sherly

"Kalo kalian ingin pergi ke pesta itu ya silahkan, aku tetap di panti aja. Toh acara itu juga nggak terlalu penting buat aku."

"Lah kan yang diundang kita bertiga kenapa yang hadir dua, nanti dikiranya kamu nggak menghormati dia."

"Nanti kita bicarakan sama Bu panti aja, mau nggak ngizinin kita buat datang diacara itu." Rea langsung menutup pembicaraan, ia tidak ingin berdebat lagi dengan ketiga sahabatnya itu.

Mereka sudah tinggal lama di panti asuhan oleh karena itu jika mereka hendak keluar pasti izin dengan pengasuh panti sebagai bentuk penghormatan kepada pengasuhnya tersebut. Bu panti sebenarnya nggak terlalu mengekang kebebasan mereka selama di panti. Menurutnya akan lebih baik ketika anak sudah dewasa untuk mencari kehidupannya sendiri. Makanya setiap mereka izin keluar selalu di perbolehkan.

Sepulangnya dari toko mereka bertiga langsung menemui Bu panti untuk meminta izin keluar. Rea sebenarnya ngga enakan kalo harus meminta izin terus. Apalagi besok ada acara bulanan seperti ngaji. Masa dua bulan mereka melewatkan kegiatan yang bermanfaat ini. Namun, karena dorongan dari Sherly dan Delya akhirnya Rea pun memberanikan diri untuk datang menemui Bu panti.

"Malam ibu, apa kabar?." Ucap Sherly basa-basi.

"Baik, ini ada apa kok tiba-tiba nemuin ibu semua?." Tanya Bu Panti yang nampak keheranan dengan tingkah ketiga anak asuhnya.

"He he he."

"Kami mau minta izin sama ibu untuk pergi ke pesta ulang tahun salah satu costumer kita Bu." Jelas Rea

"Ke ulang tahunnya Michelle?" Tanya Bu panti.

"Iya bu."

"Ya boleh dong masa ngga boleh sih. Keluarga Michelle kan baik sama kita, baik sama anak-anak panti yang lainnya juga." Ujar Bu panti

"Maksudnya bu?". Tanya Delya yang ngga paham apa yang dimaksud oleh Bu panti.

"Pak Septian ayahnya Michelle kan yang bantu kalian untuk mendirikan tokoh buket itu." Jelas bu panti

"Owhh, ternyata pak Septian itu ayahnya Michelle."

"Iyaa, makanya kalo kalian izin keluar sama Michelle pasti akan ibu izinkan, sebagai bentuk terimakasih juga kepada keluarga Michelle yang selama ini baik sama kita." Tambahnya

"Makasih ya Bu."

"Sama-sama. Jangan lupa berpenampilan yang sopan." Pesan Bu panti kepada anak-anak asuhnya ketika hendak pergi ke pesta.

"Siap ibu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REAZHAN - Biarkan Takdir Yang Bertanggung Jawab Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang