5 - Tujuan (1)

50 14 3
                                    

Hening melanda sesaat, sebelum akhirnya terdengar tepukan tangan berulang-ulang yang menggenggam di kelas.

[Hebat, hebat sekali! Aku tidak percaya menemukan manusia seperti kalian! Hampir saja aku mau kembali ke biro karena pekerjaan ini.]

Ketiganya melirik ke atas. Pada dokkaebi yang terus menerus tertawa terbahak-bahak. Hanya suaranya yang mengacau keheningan.

Ada banyak bintang kecil berkerlap-kerlip diatasnya. Yang semakin lama berkurang jumlahnya saat cahayanya menjadi padam selamanya.

[Sebagian konstelasi mulai tidak menyukai dokkaebi 'Chad'.]

Dokkaebi coklat itu mengatakannya begitu terbuka. Tentang biro, tak mementingkan para rasi bintang yang sepertinya mulai kesal menunggu akan selesainya. Beberapa mulai meninggalkan channelnya. Namun, dia masih abai.

Tetapi, ada yang masih menetap dengan mencoba mengalihkan perhatian pada ketiga kembar itu.

[Dua rasi bintang menunjukkan ekspresi terkejut kepada kalian.]

[Beberapa rasi bintang Mengngagumi kebrutalan kalian.]

[Rasi bintang telah mensponsori anda 400 koin.]

Hah? Shierya mengangkat sebelah alisnya. Bukankah ini hal buruk? Kenapa dikagumi? Apa ada yang salah dengan kepala mereka? Pikirnya.

Tetapi dia kemudian memakluminya. Memang ada beberapa sifat dan karakter yang memang agak melenceng dari kata 'normal'. Bahkan ketiganya pun begitu setelah mengalami hal gila ini yang tiada akhirnya.

Sungguh Shierya berpikir begitu. Kali ini pun sama. Dia yakin orang itu hanya mempermainkan mereka dengan janjinya yang menggiurkan Shaurya. Membuat Shierya tidak bisa menentangnya saat kejadian itu terjadi karena kondisinya yang mulai.

Bahkan ketika mereka berada di akhir perjalanan, mereka akan berpindah tempat lagi. Pastinya itu bukan tempat pulang yang mereka pikir. Oh, Shierya pun tak mengerti tempat mana yang dijanjikannya.

"Shau."

"Ya?" Shaurya menoleh pada Shierya. Perhatiannya malah teralih pada Shourya yang semakin menyeder pada Shierya. Itu terlihat membebaninya, tetapi Shierya menegapkan badannya.

"Kau tahu tempat pulang-nya?"

"Itu di–" Ucapan Shaurya seketika terputus setelah menyadari sesuatu. Tempat pulang itu.. Dimana letaknya?

Yang Shaurya ingat, itu adalah tempat dimana sebuah keluarga berkumpul. Dimana kehangatan akan menyambut mereka. Tempat peristirahatan diri dari dunia luar. Melepas kerinduan pada dua orang yang... Entah mengapa Shaurya merasa ada yang menunggu mereka.

Tapi, dimana itu berada? Dan siapa yang menunggu?

Ada banyak orang dalam pikirannya yang dirasa berkemungkinan menunggu kepulangan mereka. Ada begitu banyak orang tua yang telah melahirkan mereka berulang kali, banyak sekali anak yang mereka lahirkan di beberapa dimensi fiksi, juga cucu hingga cicit yang menggemaskan. Beberapa teman, sahabat, rekan yang setia menemani.

Oh, atau mungkin waifu atau husbunya?

Tidak. Tentunya itu mustahil. Beberapa skenario cerita yang dijalani memang untuk membuat mereka jatuh cinta dan benci di beberapa kesempatan. Jelas itu hanya pengharapan yang terwujud, bukan perasaan tulus yang menerima dirinya apa adanya.

Bahkan setelah perjalanan dengan waktu yang sampai tidak bisa dihitung ini, membuatnya muak memikirkan mereka lagi. Tidak ada gunanya, lebih baik mempertahankan hidup dan mencari cara bertemu dengan kedua adiknya yang selalu berganti rupa. Itu yang dipikirkannya setelah sadar dalam beberapa ronde perpindahan.

The Way Home [Omniscient Reader || Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang