PROLOG

25 3 1
                                    

Tak tahu bagaimana, aku tanpa dirimu, tak pernah terbayangkan sepi merindu.

Sudah hampir lebih dari 10x, potongan lagu Rizky Febian itu terdengar. Penyanyi satu itu, memang tidak pernah gagal dalam bermain suara, maka tak jarang lagu-lagunya di cover oleh orang-orang yang sama percaya dirinya untuk bernyanyi. Seperti kali ini, lagu tersebut di cover oleh seorang seleb tik-tok asal Indonesia, suara lembut dipadukan petikan gitar itu mampu membuat orang jatuh cinta bahkan tanpa melihatnya, jadi nggak heran, kalo vidionya Fyp dan banyak dijadikan sound untuk video orang-orang pengguna tik-tok juga.

"Cailahh, diliatin mulu tuh doi," suara tersebut membuyarkan lamunanku, buru-buru ku tekan tombol power, agar ponselku segera mati.

Gina, gadis yang hari ini mengenakan blazer berwarna light grey tersebut menatapku lekat, bibirnya tak berhenti tersenyum yang sialnya dimataku terlihat menyebalkan.

"Apa sih"

" Ipi sih, ipi sih," dia semakin gencar menggodaku. " Udah buran follow, di stalking mulu, ke like mampus loh"

" Siapa juga yang stalking," aku berusaha memberi pembelaan meskipun tidak ada gunanya, karena memang aku kepergok sedang memperhatikan postingan seseorang.

Sebel, lagian ngapain juga sih dia datang ke kamarku, pagi-pagi begini?

" Tsundere dasar," ucapnya sambil melangkah ke arah mirror stand, "Gem, pesenin gue ojol dong, go-pay gue abis, duit cash gue juga abis, plis banget gue males ya kalo harus ambil duit di ATM kampus, lo tau kan semenjak kejadian kartu gue ketelen disana, setrauma apa gue transaksi di ATM, rasa-rasanya gue mau pindahin semua duit-duit gue ke dompet digital, biar kaga perlu pakai kartu-kartu, kapok gue"

as always, aku menggeleng sambil tersenyum singkat, "Iya deh yang banyak duit, nih pakai aja sendiri"

" Sekarang jadi ke Saung Baca, Gem?"

"Jadi"

"Ohhh, terus berkas pendaftaran volunteer udah aman? Perlu gue bantu buat minta surat rekomendasi gak?"

"Terimakasih, tapi gak usah, udah semua kok, cuman belum poto buat twibbon aja"

"Loh, kan hari ini terakhir upload, gimana sih?"

" Iya nanti kalo udah satu jam lagi penutupan, baru diupload"

Gina menatapku heran, aku menghela nafas pelan, " Biar gak banyak diliat orang, malu"

" Malu, atau gak mau banyak yang naksir nih?" lagi-lagi tampang menyebalkan itu menyambutku.

"Malu plus males"

"Hmm, padahal ya lo tuh harus show up, Gem, sapa tau di notice tuh sama Mas crush, dari tadi lo liatin twibbonnya mulu kan, haha?"

Apakah aku sudah memberi tahu kalo Gina ini cerewet dan sangat menyebalkan. Kata-katanya selalu berhasil membuat pipiku merah. Memang ya, di depan anak ini aku tidak bisa berbohong, seolah body language-ku terbaca dengan gampang.

" Gak jelas banget sih, Gina"

"Gemes banget sih temen gue ini, dah ah ojol gue udah di depan. Bye Gegem, sebelum ke saung jangan lupa sarapan"

Dia berlalu pergi, itu yang kusuka dari Gina, meskipun sering menggodaku, gitu-gitu dia sangat perhatian, apalagi dia tahu aku punya riwayat penyakit maag yang bisa kambuh kapan saja, dia semakin protektif untuk mengingatkan jadwal makanku.

Ku perhatikan lembar-demi lembar berkas pendaftaran volunteer, lamunan ku tertuju pada wajah seseorang yang mengenakan jas almamater biru dongker, tersenyum tipis dengan sorot mata yang tajam, semakin memingatnya aku semakin menggila, hingga kumantapkan hati untuk menekan tulisan "Ikuti"

Seakan tersadar buru-buru ku nonaktifkan data jaringan, dan bergegas pergi, sepertinya bubur ayam bukan pilihan buruk untuk mengalihakan keteganganku sekarang.

10 menit menungu, pesanan bubur ayam spesial tersaji di depanku, hanya mampu 3 suap aku makan dengan tenang, karena setelah kedatangan seseorang, partikel-partikel bubur yang ku makan seolah merusak tenggorokanku, aku semakin terbelalak saat dengan tidak tahu dirinya dia menyodorkan segelas teh hangat, ketika aku masih batuk-batuk akibat tersedak.

Buru-buru aku menegaknya dengan habis. Tidak kulanjutkan makan, apalagi berniat menatap bagaimana reaksi pria di sebelahku ini, aku langsung mengeluarkan uang 10 ribu dan bergesa pergi.

Sialan, belum reda keteganganku karena berani mem-follow akun instagramnya, bisa-bisanya takdir mempertemukanku langsung di warung bubur.

Tapi kenapa juga aku harus panik, padahal kan aku harusnya biasa saja, duh apa aku keliatan seperti orang yang menyukainya? Atau malah seperti orang ketakutan yang sedang bersalah? Arghhh kepalaku pusing memikirkan ini.

Sepertinya aku harus segera memesan go-jek, lebih baik aku fokus mengajar hari ini.

Baru saja ku aktifkan data jaringan, suara notifikasi terdengar, dengan santai ku buka pop-up notifikasi tersebut dan sesaat kemudian, mataku melotot sempurna.

Gentaribumi_ mulai mengikuti anda balik. 

GEMINTANG UTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang