005

5 1 0
                                    

“harusnya saat itu aku tak percaya, dan seharusnya aku lebih memilih percaya apa kata hatiku”-Anaya Reana Calista-

Deon yang melihat naya pulang dari atas balkon kamarnya dengan cepat ia menghampiri adik nya tersebut.

“udah pulang?” tanya deon.

Naya sedikit terkejut. “lo ko dirumah?” tanya naya.

“lah emang kenapa, gue kan juga pengen dirumah” jawab deon. Deon merasa ada yang ditutupi oleh adik nya pun merasa curiga. Ia sadar sedari tadi tangan naya terus menutupi pipinya.

“lepas!” titah deon memegang tangan naya yang berusaha menutupi pipinya.

“apaan si lo ka!” jawab ketus naya.

“gue bilang lepas ya lepas!” ucap nya, deon pun dengan kasar memaksa melepaskan tangan naya yang berusaha menutupi pipinya.

Terlihat bekas tamparan di pipi kanan adiknya, merah melebam. Naya hanya bisa diam dengan kepala yang menunduk.

“siapa yang ngelakuin ini?” tanya deon. Naya masih diam tak menjawab pertanyaan deon.

“SIAPA YANG NGELAKUIN INI SAMA LO ANAYA REANA CALISTA!” bentak deon. Ada perasaan takut di hati kecil naya untuk menjawab pertanyaan Deon.

“ra-raka” jawab Naya. Deon yang mendengar hal tersebut mengepalkan tangannya dengan kuat, buru-buru ia langsung mengambil jaket dan kunci motornya.

“ka! Lo mau kemana hah!?” tanya Naya.

“mau bunuh cowo lo!” jawabnya. Naya yang mendengar itu pun langsung mengambil kunci motor Deon.

“balikin” ucap Deon.

“ngga!” jawab naya.

“GUE BILANG BALIKIN ANAYA!” bentak Deon. Namun Naya tetap tidak ingin mengembalikan kunci motornya.

“bukan gini caranya ka” ucap nya.

“lo bener-bener gila! LO CEWE YANG GILA NAYA!” bentak Deon sekali lagi. Naya hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Deon barusan.

“iya gue gila, bahkan sangat gila” jawab nya.

“balikin kuncinya nay!” pinta Deon.

“gue bisa nyelesaiin masalah gue sendiri ka. Lo ga perlu bantu apapun, kesibukan lo udah banyak. Jangan lo urusin juga masalah adek lo yang gajelas kaya gini” ucap Naya. Deon yang mendengar perkataan barusan hanya bisa nunduk. Sakit rasanya jika melihat adik perempuan satu-satunya terluka karena orang lain.

Deon menghampiri Naya, ia pun memegang dan mengusap pipi naya dengan tangannya lembut.

“wajah lo lama-lama hancur nay, dari perlakuan papah bahkan pacar lo” ucap deon.

Naya tersenyum tipis.”setidaknya gue masih punya kakak yang sayang sama gue bahkan melebihi sayangnya orang tua kepada anaknya”. Deon yang mendengar itu pun langsung memeluk naya dan menangis di pundak adik perempuannya tersebut.

“kenapa harus lo nay, kenapa?” ucap deon. Naya hanya bisa tersenyum tipis.

19.20 naya terbangun dari tidurnya, ia mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Dimana deon benar-benar ingin memberi pelajaran kepada raka. Naya tidak mau memikirkannya terlalu dalam untuk masalah itu, toh nanti juga bakalan terulang lagi. Hal yang sudah biasa bagi naya.

Ting!

Karina bacot

Nay, dirumah ga?
Gue mau ajak jalan nih.
Lo senggang ga nay?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

stay or goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang