Hai hai hehe
Balik lagi dengan author yang menggemaskan binti imoet iniSkip
Alay
Langsung scroll
Happy reading ❤️
....
"Hah...capek banget anjir"Ucap seorang gadis yang sedari tadi hanya mengeluh pasal soal soal di hadapannya itu.
"Lo habis ngapain si??nguli??masa gini doang cape"Jawab seorang lelaki katakanlah dia Erlan.
"Bang,Abang tau ga,soal soal fisika ini bikin gw pusing tau ga,bisa bisa botak kepala gw gegara soal syaland ini,lagian tadi pas di jelasin pak Yudi gw paham,giliran di suguhi soal gini mendadak hilang semua apa yang di jelasin pak Yudi".
"Nau Nau,dasar adek gw yang satu ini goblok banget"Erlan menjentikkan jarinya ke dahi Naura,membuat Naura mendengus kesal.
"Sakit bego"
"Siapa yang lebih bego?"Perkataan Erlan membuat Naura Tersulit emosi.
"Ih mentang mentang Lo jago di angka jadi songong banget"Ucap Naura berapi-api.
"Songong songong gini tingkat kepintaran gw ga pernah luntur"Ucap Erlan sembari menepuk dadanya bangga.
"Tau ah,cape ngomong sama Abang kayak Lo"
Namun tak lama kemudian
Tok tok tok....
Bunyi ketukan pintu terdengar.
"Assalamualaikum,Bunda Pulang"
Erlan langsung menghampiri ibunya dan menjabat tangan sang bunda,bersalaman serta mencium punggung tangan sang ibu.
"Waalaikumsalam,Bunda habis kemana?Erlan Khawatir sama bunda,katanya tadi keluar sebentar,tau tau malah lama banget"Tanya Erlan.
"Bunda habis ngurus sesuatu tadi,oh iya bunda bawa seseorang loh"Ucapan sang Bunda membuat Erlan memiringkan kepalanya tanda bertanya 'Siapa?'.
Selang beberapa menit nampak seorang gadis manis,rambut panjang yang di gerai dengan gaun putih se lutut serta ada pita kecil di rambut bagian samping kiri,membuat Erlan dan Naura menganga.
"Bude,ini siapa?manis banget aaaaaaa"Teriak Naura kepada Ibu Erlan.
"Nak, perkenalkan diri kamu"
Gadis tadi pun hanya mengangguk.
"Hai kakak,selamat malam,kenalin namaku Kanaya Quenza"Naya menyodorkan tangannya meminta berjabat tangan.
Tanpa babibu Naura langsung menyambar tangan Kanaya cepat.
"Oh hai Naya,aku Naura Adhinatha Panggil aja Naura,nah yang di sampingku ini namanya Erlangga Putra,Manusia sombong se dunia"Naura melebarkan senyumnya sampai terlihat jelas deretan gigi putih miliknya.
Kanaya Hanya memandang Erlangga sedikit kagum dengan lelaki itu.
"Jadi mereka kakak Naya??"Tanya Naya pada sang Ibu barunya.
"Iya,nak,Naura kakak sepupu kamu,sedangkan Erlan,dia kakak angkat kamu,Semoga kamu betah ya tinggal di sini"Ibu Erlan mengelus pucuk kepala Kanaya dengan lembut.
"Emmmm,ibu,kalau boleh bertanya,bapak kemana?"Pertanyaan itu lolos dari bibir Seorang Kanaya.
"Bapak udah ninggalin kita,nak"Jawab ibu Erlan.
"Ah maafkan Kanaya lancang bertanya seperti itu ibu"Naya Menundukkan kepalanya tanda dia sangat bersalah atas pertanyaannya tadi.
"Hahah,tidak apa,kami sudah terbiasa,oh iya,ibu mau masak dulu yah,kalian ber3 main aja dulu"Ibu Erlan pun berjalan ke arah dapur dengan membawa sayuran yang berada di tangannya.
"Baik Bu"-Nay
"Iya bunda"-Erlan
"Naura Numpang makan ya bude"
Teriakan Naura yang tidak tahu malu itu membuat Ibu Erlan mau tak mau harus tertawa.
"Iya sayang"
☁️ ☁️ ☁️
"Eh,Mejanya berantakan,Boleh Naya bersihin??"
"Jangan dulu de,ini tadi ceritanya Aku sama si Erlan lagi belajar,Tapi otakku kapasitasnya rendah banget"Naura mengelus dadanya sendiri merenungi nasibnya yang sangat menyedihkan.
"Eh benarkah?kakak belajar apa?"
"Ah,Fisika,Ade tau??masa dauh jatuh di suruh ngitung kecepatannya"Naura menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil mengerucutkan bibirnya.
"Moynong Monyong,Kek Mak lampir tau ga,muka Lo"
"Bang,berhenti Nyatirin gw,gakuat hati gw hiks"Ujar Naura dramatis.
"Oh iya Nay, Sebaiknya kamu beres beres aja dulu,biar aku tunjukin kamarmu"Ajak Erlan pada Kanaya yang nampak Antusias dengan buku buku milik Erlan dan Naura.
"Ah,iya kak Erlan,Kak Naura,Naya ikut kak Erlan dulu ya"Pamit Naya.
"Iya Nay,DAN LO ERLAN JANGAN APA²IN ANAK ORANG"Teriak Naura Pada Erlan.
"Lo kira gw pedo"Jawab Erlan sambil melangkahkan kaki ke tempat tujuannya.
Sampailah Erlan dan Naya di sebuah kamar, sebenarnya itu kamar bekas nenek dan kakek Erlan dulu,jadi kamar itu sudah tidak terpakai,namun miniatur di dalamnya masih terawat karena setiap hari Erlan membersihkan kamar itu.
"Ini kamarmu,di pojok sana kamarku,nah di depan kamarmu itu kamar bunda,kalau mau ke toilet ada di samping kamar ku,pintunya berwarna abu abu,mau ke dapur dari ruang tamu lurus aja"Jelas Erlan panjang lebar pada adek barunya itu.
"Baiklah kak,Naya mengerti,Naya izin masuk dulu ya kak"
"Oh iya,di sini kamar bekas nenek sama kakekku,jadi mungkin ada barang barang peninggalan mereka,tolong nanti kamu jadiin satu di kardus itu,habis itu bawa ke kamarku,oke,dan kalau sudah,kamu bebas gunain kamar ini,mau kamu dekor sesuai selera kamu juga gapapa,Thanks ya,semoga kamu betak di sini,emmm adek...."
....
Bagaimana kesan pertama seorang Kanaya Quenza??
Jawabannya ada di Chap 2 ya
Jangan lupa vote and comment
See you next chapter
TBC❤️.
![](https://img.wattpad.com/cover/311788742-288-k676442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK SEVEN || [ON GOING]
Teen FictionTakdir Itu kejam, seolah-olah selalu mempermainkan keadaan. Tuhan itu baik,dengan adanya takdir yang di tulisnya kita bisa menjadi manusia yang kuat. Tapi memang menyebalkan apabila takdir selalu berjalan tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ka...