Journey of love -3

2 2 0
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM..
.
.
.

WELCOME TO MY STORY
.
.

HAPPY READING 📖

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Journey of love

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.
.
.
.
.

"Daah Fiza.."

"Dadahh"

Pagi hari ini, Azizah, Azza, Nabila, dan juga Anna pulang kerumah mereka masing-masing setelah bersenang-senang bersama di rumah Nafisah malam tadi.

Nafisah kembali masuk kedalam rumahnya setelah keempat temannya sudah tak terlihat lagi dari pandangan matanya.

Kakinya melangkah menuju garasi yang berada di samping rumahnya. Nafisah membuka pintu garasi itu lalu berjalan menuju motor scoopy berwarna hitam.
"Dari pada bosan dirumah, mending aku pergi ke taman" Ucap Nafisah.

Ia langsung mengeluarkan motor itu dari dalam garasi dan langsung menancapkan gas motor berjalan keluar dari halaman rumah.

Semilir angin pagi hari yang sejuk membuat tenang hati Nafisah. Pagi ini tujuannya adalah taman yang terletak tak jauh dari komplek perumahan-nya.

Setibanya di taman, Nafisah langsung memarkirkan motornya tak jauh dari lokasi taman. Ia melepas helm-nya dan turun dari atas motor dengan menggendong totebag berwarna putih polos di pundaknya.

Nafisah berjalan kearah salah satu bangku taman yang kosong. Nafisah duduk di sana, mengeluarkan sebuah novel dari dalam totebag-nya. Ia ingin menikmati pagi ini dengan bersantai ria di taman dengan membaca novel.

"Kakak?" Suara anak kecil menyapa indra pendengaran Nafisah.

Nafisah menoleh kearah sumber suara yang barusan memanggil namanya.

Gadis kecil berusia sekitar 4 tahun berdiri di hadapannya dengan memegang sebuah balon karakter, dan jangan lupakan ekspresi polos gadis kecil itu.

Nafisah bangkit dari duduknya kemudian berjongkok di depan anak kecil itu, lalu mengusap rambutnya.

"Kakak?" Panggil anak itu lagi.

"Iya?" Sahut Nafisah sambil tersenyum.

Gadis kecil itu dengan tiba-tiba mengusap lembut pipi chubby Nafisah, lalu berkata, "Kakak na canci" Kata gadis kecil itu. Nafisah tersenyum.

"Zahra, Zahra.. Pergi kemana kamu? Zahra.."

Tampak seorang lelaki dengan balutan sarung dan baju koko, kini tengah kebingungan. Raut wajahnya nampak sedang khawatir. Sedari tadi ia terus berjalan kesana kemari mencari seseorang, hingga pandangannya berhenti pada sosok anak kecil yang sepertinya sedang bermain dengan seorang gadis di sebuah bangku taman.

Laki-laki itu langsung bergegas menuju bangku taman itu, masih dengan raut wajah khawatirnya ia langsung mengambil anak kecil itu dari atas bangku dan menggendongnya.

"Ya Allah. Zahra, kamu bikin Iyan khawatir. Dari mana aja hm?" Bukannya menjawab, anak itu justru tertawa karena hidupnya yang ditarik oleh lelaki yang sekarang sedang menggendongnya.

"Malah ketawa. Orang panik dia malah ketawa" Gumam lelaki itu.

Nafisah terkekeh melihat lucunya anak kecil itu saat diomeli oleh lelaki yang menggendongnya. Dimana-mana orang kalau di marahin itu pasti ada terselip rasa bersalah yang membuatnya jadi sedih, tapi gadis itu? Lihatlah, dirinya justru tertawa saat dimarahi.

Journey of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang