Dua koper besar bergulir beriringan, ditarik oleh dua tangan milik pria yang tengah susah payah membawa barang berat itu.
Dia Pete, yang sampai minggu kemarin adalah kepala bodyguard dari anak tertua keluarga Theerapanyakul yaitu Tankhun Theerapanyakul. Sejak kemarin, dia tengah mengajukan pengunduran diri dan baru tadi pagi memberikan surat resmi pengunduran diri sekaligus membawa barang barangnya kembali.
Menyusuri lorong besar di kediaman para bodyguard, matanya tak henti memperhatikan tempat yang menjadi 'rumah' nya selama bertahun-tahun. dan kini dengan kemantapan hati, harus dia tinggalkan demi menjaga orang yang ia cintai.
"Pete, apa kau yakin?" Porsche mengantarnya dan membawa beberapa kardus kecil berisi barang miliknya "Kau masih bisa menarik suratnya, jika ingin berubah pikiran. Asal kau tahu Kinn tidak begitu rela kau tinggalkan, kau sudah seperti adiknya sendiri"
Pete tersenyum, tangannya menepuk pundak Porsche. "Kenapa? apa kau sedih aku tinggalkan Ai'Porsche?"
Porsche memberikan tatapan jijiknya sebelum menepuk pelan belakang kepala Pete. "Khun'noo pasti akan ngamuk setelah kembali dari rumah sakit, melihat kau tidak ada disini"
Pete menghela nafas panjang, Khun'noo adalah salah satu hal yang membuatnya ragu untuk pergi, tapi keputusan akhir ini adalah yang terbaik.
"Vegas dan adiknya membutuhkan seseorang di sisi mereka, mereka sudah tidak punya siapa-siapa lagi, Sementara Khun'noo masih mempunya Arm dan Pol, dan dengan mudah mereka bisa menggantikanku, banyak bodyguard yang bahkan lebih baik performanya bukan?"
Porsche terdiam, dia tak bisa memungkiri karena dia tahu rasanya berada di posisi Pete. "Baiklah, mari kita keluar, ku pesankan Taxi jadi jangan menolak"
Pete berjalan sambil mengucapkan salam perpisahan ke beberapa teman yang masih berada di sana, menyampaikan salam untuk teman seperjuangannya yang masih berada di rumah sakit karena perang saudara antara kedua pihak keluarga mafia ini.
"Kau akan ke rumah keluarga minor kan?" Porsche mengatakan sambil mengutak-atik ponselnya, memesankan taxi online.
Pete merogoh kantongnya, menyerahkan sebuah kertas berisi alamat "Tidak, aku sudah menyewa kamar di sini,"
Tatapan Porsche bisa di artikan kebingungan, dalam pemikirannya, sudah pasti kalau Pete akan pindah ke rumah milik Vegas, "Kenapa?"
"Apanya yang kenapa?"
"Kenapa tidak ke rumah Vegas? Malah menyewa kamar begini?"
Pete terheran menatap Porsche "Memang aku siapa bisa tinggal di rumah keluarga Minor, Porsche? yang punya rumah saja masih di rumah sakit"
"Tapi..."
"Lagian rumah itu akan jadi milikmu kan?"
Cincin di jari telunjuk Porsche bisa dilihat bahkan dari jauh sekalipun. Tanda bahwa keluarga Minor adalah miliknya, termasuk aset, perusahaan dan profit yang di dapatkan dari investasi dan usaha yang di miliki.
"Aku tidak sejahat itu Pete, aku tidak akan mengambil property pribadi milik Kant dan keluarganya"
"Tetap tidak mengubah kalau aku tidak punya hak untuk tinggal disana, jadi tak apa, aku masih ada tabungan yang kugunakan untuk menyewa tempat itu beberapa bulan."
Porsche hanya bisa pasrah terdiam, Pete si kepala batu yang sangat keras dan tidak bisa di beritahu oleh siapapun, bahkan Kinn sebagai bossnya.
"Baiklah, Hubungi aku jika terjadi apa-apa Pete"
"Iya-iya, aku bisa bertahan, aku jamin"
"Pete..."
"Iyaa, I will a hundred percent call you if I need anything"
KAMU SEDANG MEMBACA
VegasPete Story : Spinoff
FanfictionSetelah perang saudara selesai, Keluarga Minor kini berpindah kekuasaan. Cerita ini menelitik kisah Vegas, Macau dan Pete yang berusaha kembali berdiri diatas kaki mereka sendiri. ⚠️ TW : BOYSLOVE⚠️ homophobes get away from here Mention of cruelty...