"Anyeong haseyo."Setelah menyapa beberapa staff. Mereka menemui salah seorang pegawai yang menjadi mentor magang selama 2 bulan kedepan.
Namanya Ahn Jeong Woon. Staff HRD yang akan memberikan tanggung jawab terhadap kepala divisi tempat mereka magang.
Usianya di pertengahan 30 an. Tidak berkumis dan cukup bersih. Ia lebih suka memakai kemeja berwarna netral dengan tatanan rambut mirip hyun bin.
Hanya saja berbeda 10 cm dari tinggi Hani. Itu berarti tidak sampai 170 cm.
"Jadi kalian berempat dari jurusan yang berbeda. Dua dari Bioteknologi dan dua lainnya dari Teknologi Pangan." Ucap Joeng Woon saat melihat berkas di depannya.
Keempat mahasiswa itu mengangguk tegas. "Sebenarnya ada pemagang lain juga disini, dan mereka sudah mengisi posisi staff laboratorium. Kemungkinan hanya 1 orang yang bisa masuk. Lainnya, mungkin akan magang di divisi yang berbeda. Karena kami memiliki syarat satu pemagang untuk satu divisi." Jelasnya, menatap keempat manusia yang kini bingung.
"Jika boleh tau, pak. Divisi apa yang akan kami dapatkan?" Jin Goo mulai bertanya.
"Siapa namamu?"
"Yeo Jin Goo."
"A.. Jin Goo. Berdasarkan syarat pemagang, kamu yang akan masuk ke laboratorium. Yang lainnya..."
Sambil membuka berkas, Hani sibuk berdoa dalam hati untuk bisa masuk ke bagian kantor. Entah apapun divisinya ia tetap tidak ingin melakukan pekerjaan lapangan.Min Jae hanya melihat jam tiap dua menit sekali, ia tidak suka situasi seperti ini. Ia lebih suka bergerak untuk bisa mengetahui apa saja ini gedung bertingkat 4 yang berada di tengah distrik.
Suara pintu terbuka kasar terdengar. Seorang dengan seragam perkebunan masuk kedalam. Wajahnya lusuh, rambutnya tidak disisir, sepatunya penuh tanah. Hanya tangannya yang bersih, memegang papan dokumen dan pulpen.
"Hyeong, aku dengar ada pemagang baru, boleh aku minta bantuan mereka?"
"Tidak ada pemagang yang cocok untuk bagian perkebunan." Tegas Jeong Woon.
"Tidak masalah, kalau mereka bukan berasal dari jurusan yang sama." Orang itu tetap keukeuh, meminta bantuan. Namun seperti wajah Staf HRD didepan Yeri, wajahnya jelas-jelas tidak suka.
Tarikan napas panjang, dari Jeong Woon membuat pemuda seragam perkebunan itu mengangguk.
"Baiklah, kalau begitu produksi perkebunan tidak bisa selesai hanya dalam sebulan. Permintaan pabrik tidak bisa terpenuhi, jadi akan..."
"Arraso, arraso."
()
"Kalian, bisa menungguku setiap pagi di pintu parkiran mobil sebelum ke perkebunan. Aku mulai bekerja setiap jam 5 pagi sampai jam 4 sore."
Dua orang berbeda jenis hanya mengangguk. Pasalnya berasal dari dua jurusan yang berbeda dan akan melakukan pekerjaan yang berbeda. Bukan penelitian atau pengamatan. Tapi pekerjaan pertanian."Setiap satu bulan aku mengevaluasi seluruh data strawberry, kalian bisa membacanya di rak ini." Ia menunjukkan ruangan seluas setengah lapangan futsal yang berisi rak-rak dengan buku dan dokumen. Berjajar tiga. Dua diantaranya hampir penuh dan satunya masih kosong.
Di tengah ada meja besar yang menghadap dinding dan peralatan presentasi lengkap di sana. Dan ada alat pengukur yang aneh. Min Jae memegangnya.
"Ah, kau bisa menggunakan itu untuk menemukan data strawberry."
"Bagaimana caranya?"
"Ukur lingkar buahnya dan tulis disini." Ia menunjukan papan dokumen yang ia bawa dari kantor tadi.
"Strawberry yang akan kalian ukur nantinya sudah diklasifikasikan sesuai ukuran umum yang sudah aku buat."
Dia menunjukan sebuah bak besar dengan lubang-lubang di atasnya.
"Itu pekerjaanku, kalian yang perlu menulis diameter strawberry diatas 3 cm."
"Data itu digunakan untuk apa?" Suara perempuan mengudara. Senyum laki-laki perkebunan yang belum menyebutkan namanya itu terlihat.
"Akhirnya kau bertanya. Sebagai penelitian saja."
Yeri menutup mulut. Ia ingin mengumpat dalam hati karena dari seluruh materi teknologi pangan yang ia ketahui. Pekerjaan mengukur diameter strawberry adalah yang paling konyol.
Min Jae hanya tersenyum dengan meletakkan alat pengukur.
Setelah makan siang, mereka berempat bertemu. Hani ternyata ditempatkan sebagai asisten sekertaris yang membantu mengolah dokumen. Jin Goo hanya perkenalan saja dan mengamati penelitian.
"Kau tidak tau kenapa aku meminta pindah divisi?"
"Orang konyol itu memintaku untuk mengukur strawberry, apa itu penting? Ukurannya pasti sama saja dan akhirnya di makan oleh orang bukan diabadikan seperti patung." Keluh seorang pagawai di sebrang meja. Ia menggunakan seragam perkebunan seperti laki-laki perkebunan tadi.
"Aku dengar dia mengeluh ke ruangan SDM?"
"Yang benar saja dia mau memerangkap mahasiswa lagi?"
"Apa mereka sanggup, menuruti permintaan yang konyol dari kepala perkebunan?"
"Kau terlalu keras bicara, mereka ada disebelah."
Mendengar ocehan itu, Yeri hanya bisa menyerah, ini semua pilihannya. Terperangkap di dalam playground kesukaan Min Jae dan kepala perkebunan yang konyol.
"Isi energimu." Min Jae memberikan sosis dari piring Jin Goo ke piring Yeri. "Setidaknya, ini bisa jadi ilmu baru di bidang teknologi pangan."
Jin Goo melihat Min Jae dengan mata tenang. Dia melahap makanannya setelah sosis itu bersih dari piringnya.
"Aku tidak yakin nantinya akan bisa membantu skripsiku." Hani bicara sendiri, memastikan pekerjaanya bisa membantunya mengerjakan skripsi.
Yeri melihatnya dengan mata suram, seolah bicara. "Pekerjaanmu lebih ringan."
"Kau tau saja. Setiap pagi sekretaris hanya menyiapkan baju ganti untuk presdir dan jadwal yang akan di lakukan. Pertemuan penting pun di lakukan malam hari dan semua tanda tangan hanya boleh di minta setelah jam 10 pagi sampai jam 1."
"Setelah itu?"
"Dia harus mengurus anak."
"Single parent memang sedang populer." Min Jae menimpali.
"Tapi bukan anak manusia, melainkan hewan piaraan." Jin Goo menambahkan.
"Bertahanlah setidaknya hanya kalian yang tidak sendirian." Hani menatap Jin Goo meminta persetujuan.
"Pemagang dari univeritas lain itu juga cantik. Dia teman yang baik."
"Aish!" Hani sebal. Min Jae dan Yeri malah tertawa.
()
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup Of Strawberry
FanfictionGo Yeri Harus menyelesaikan penelitiannya di salah satu desa. Bersama Min Jae, Ha ni dan Jin Goo. mereka menginap semalam dan akan berpisah selama dua bulan. Yeri bertugas untuk mengamati penanaman buah stroberi disalah satu pabrik perkebunan. Namun...