"Kau sangat wangi." Yeri tidak sungkan untuk memberikan komentar di samping Min Jae.
"TMI hari ini adalah aku hanya cuci muka dan sikat gigi." Ucapnya sambil tersenyum ke depan
Yeri yang menenteng tas di depan dan memeluk tubuhnya erat hanya bisa berdecih. Semilir angin dingin pukul 5 pagi memang membuat kedua perut tidak bisa mencerna apapun kecuali air putih.
"Kau sudah sarapan?" Yeri menginterupsi keheningan.
"Tentu saja belum, aku hanya sempat minum air putih."
"Apa semua orang sudah sampai di perkebunan?"
"Aku rasa..."
Teet teeet
"Kalian datang dan mengikuti jadwalku. Aku sangat terkesan." Kepala perkebunan itu sudah lengkap dengan seragam kebangsawanannya lagi-lagi rambutnya menutup setengah wajah. Hanya tersisa mata sipitnya karena hidung dan mulut tertutup masker.
"Anyeong haseyo." Keduanya menundjk memberi salam.
"Kalian sudah sarapan?" Min Jae dan Yeri saling bertatapan. Bingung harus menjawab apa?
"Naiklah, dan bantu aku menghabiskan teok kacang merah." Keduanya hanya menurut dan melakukan.
"Perkebunan akan mulai beroperasi jam 7 pagi. Namun kita mulai lebih awal. Karena ada yang perlu aku lakukan dan aku butuh bantuan kalian."
Mobil jeep itu masuk ke perkebunan yang masih gelap. Langit pun juga belum menunjukkan terangnya. "Sajangnim. Apa yang akan kita lakukan?"
"Rupanya kau orang yang penasaran."
Mobil itu melewati gerbang. Ada cahaya dari rumah kecil yang menjadi ujung pandangan mereka. "Turunlah, dan tunggu aku sebentar."Kim Hwan mematikan mesin, dan menuju pintu pagar ia menguncinya dengan sekali usapan.
"Apa dia menggunakan IOT?"
"Apa itu?"
"Sebuah teknologi yang bisa mengontrol apapun secara otomatis."
"Mungkin saja."
Kepala perkebunan itu kembali dengan dua kotak kayu straeberry. "Kalian yakin hanya berdiri disana tanpa membantuku?" Ucapnya segengah terengah.
"Aa.. maafkan kami. Mari kubantu sajangnim." Min Jae melihat kebelakang dan berlari sedikit untuk meraih kotak.
"Kau bisa bukakan pintu disana?"
"Ne, sajangnim." Yeri berlari kecil menuju pintu dan agak kesusahan.
"Bicaralah." Kim Hwan memerintah.
"Open the door." Min Jae bersuara.
"Kau lebih cepat tanggap rupanya."
Yeri yang masih bingung segera masuk dan membuka pinti lebar. Ini ruang yang kemarin mereka masuki. Ada berserakan kertas dimeja."Jangan sentuh apapun dan berdiri disana." Kim Hwan segera meletakkan kotak di ikuti Min Jae.
"Ah, pundakku rasanya mau patah." Keluh Kim Hwan. "Sejak kemarin aku belum memperkenalkan diri." Sambil mengulurkan tangan dia menghadap Yeri. "Namaku Kim Hwan."
"Saya Goo Yeri. Panggil saja Yeri."
"Yeri. Kau berasal dari jurusan apa?"
"Teknologi pangan."
Mata Kim Hwan berbinar. Seolah menemukan sebuah makanan lezat. "Kau semester berapa?"
"Ini tahun ke tiga."
"Kau bisa membantuku untuk mengukur strawberry. Dan kau, siapa namamu?"
"Namaku Kim Min Jae. Jurusan Bioteknologi."

KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup Of Strawberry
FanfictionGo Yeri Harus menyelesaikan penelitiannya di salah satu desa. Bersama Min Jae, Ha ni dan Jin Goo. mereka menginap semalam dan akan berpisah selama dua bulan. Yeri bertugas untuk mengamati penanaman buah stroberi disalah satu pabrik perkebunan. Namun...