"Yuhuuu, Pulau Kapuk I'm cominngg"
Anselta mulai merebahkan dirinya di atas tempat kesayangannya itu.ANSELTA GEYNA DENWIRA.
Anak tunggal Ghina Denwira dan Arsen Denwira. Pewaris tunggal perusahaan Wira Corp.Hidupnya terkesan biasa - biasa saja. Walaupun bisanya hidup orang kaya banyak serba serbi drama, namun dirinya hidup dengan sifat biasa - biasa saja, dan tentunya tidak ada hal spesial pada dirinya kecuali otak pintarnya di kelas.
__
"Hah aku dimana?" pikir Anselta bingung.
Hanya sebuah suara yang terdengar, namun raganya belum dapat ia rasakan.
"Dasar protagonis menye-menye"
Suaranya dapat terdengar nyaring oleh Anselta."Ini juga pakek pura-pura jadi sok jahat juga ngapain?dasar tokoh gak guna semua"
Ini bukan lagi suara, tapi seperti isi pikiran seseorang."Hah?"
Anselta tersadar bahwa dirinya berada dalam alam bawah sadar seseorang.
Ia mencoba membiasakan dirinya dengan isi pikiran orang yang ditempatinya, mencoba membaur dengan raga itu.
Tapi dengan anehnya, ia membaur dengan mudahnya. Terasa seperti ada dirinya yang lain di dunia yang berbeda dengan jiwa dan raga yang sama, namun identitas dan kondisinya berbeda.
Jiwanya satu, raganya pun satu.
Entah kenapa Anselta merasa dirinya sudah tidak asing, raga yang ditempatinya memang miliknya.
Milik ANRIKA MIREYNAIdentitasnya sekarang adalah mahasiswa semester awal yang sedang membaca sebuah buku di perpustakaan kampusnya.
Rika kembali membaca lembaran selanjutnya, membalik lembaran demi lembaran dengan wajah penuh kesal.
Matanya mendadak kaget entah kenapa setelah membaca satu kalimat di lembar bagian bawah.
Edwin membanting pintu kelas IPA5 dengan keras membuat seisi kelas menegakkan kepalanya termasuk Anselta si gadis pintar di kelas itu.
Anselta mendadak bangun dari tidurnya. Dia membuang napas berkali-kali , menenangkan diri dari mimpi anehnya.
"Hah jadi selama ini gue hidup di dalam novel apa gimana sih" Anselta mengacak rambutnya kesal.
Namanya tertera dalam buku yang dibacanya. ralat-
Lebih tepatnya dirinya sebagai ANRIKA menemukan dirinya yang lain dalam buku yang dibacanya.
"Tapi gue juga ngerasa kalo jiwa gue ngalamin secara nyata yang gue mimpiin tadi "
monolog Anselta bingung atas kejadian yang dialaminya."ARGHHH, bodo amat mau tidur lagi"
Daripada memusingkan tentang mimpinya, ia memilih merebahkan dirinya kembali berharap tadi hanya mimpi belaka."Ini si Edwin gilak bajingan, pria terjabingan ah kesel"
Anrika menggeram marah.Anselta membaur menjadi Anrika. Lagi. Dirinya sadar bahwa Anselta adalah Anrika di dunia ini. Entah apa namanya, dunia mimpi mungkin?
"Gue dukung Ravio sama Eira, awas aja kalo Eira endingnya sama Edwin gue santet nih penulis"
Tiba di bab akhir, Anrika dibuat frustasi dengan alurnya yang terlalu menye-menye.
Tuk
Anrika melempar novel yang ada ditangannya ke meja di depannya."Baca nanti aja deh Epilognya , tokohnya ampas semua,berasa baca fabel gue, anjing, babi sampek buaya pun ada"
Baru saja mencibir novel berjudul "Fake Antagonist" yang dibacanya, Anrika dikejutkan dengan suara gemuruh dan lantai yang dipijaknya terasa bergoyang.
"Loh loh kok tiba tiba gempa sih, ah aduh duh" Ucapnya kaget ketika dirinya kesulitan menyeimbangkan diri.
Suasana perpustakaan yang tadinya sepi dan nyaman berganti menjadi ramai dengan mahasiswa yang berbondong-bondong keluar area perpustakaan guna menyelamatkan diri.
Tidak seperti Anrika yang malah mengambil novel dan mencari bagian epilog.
"Gue belom baca endingnya njir, ah elah nih gempa kapan berhenti sih geter geter mulu"
Novel tersebut terjatuh seiring dengan getaran yang semakin kuat.
"AAAAA E-PI-LOG-NYA BEL-LUM GUE BACAAAA"
Itulah kalimat terakhir Anrika sebelum akhirnya atap perpustakaan kampus yang terbilang kokoh runtuh menimpa tubuh kecilnya itu.
BRUK
Atap beton itu menimpa kepala Anrika. Nafasnya yang tadi memburu karena emosi, kini perlahan mengecil dan akhirnya menghilang."AAAAAAAAA"
ANSELTA kembali terbangun dengan nafas yang tak teratur."HAH HAH HAH"
"PERPUSTAKAAN SIALAN,PAKEK ACARA GEMPA LAGI" kesal Ansel menyingkap selimutnya.
"YAKALI GUE MATI KETIBAN RERUNTUHAN GEMPA DI PERPUS, ANJIR SIALAN"
Niatnya tidur lagi untuk melupakan mimpi awalnya, eh tak disangka mimpinya berlanjut hingga raga sang ANRIKA MIREYNA tertimpa reruntuhan gempa.
"BIASANYA TUH KALO TIDUR TERUS BANGUN TERUS TIDUR LAGI TUH MIMPINYA BAKAL BEDA, INI MALAH KAYAK MIMPI BERSAMBUNG ANJIR"
Teriak Ansel frustasi."HUWEEEE"
Anselta menggulungkan badannya pada selimutnya dan berguling-guling di kasur.Anselta dan Anrika
Siswa yang akan menginjak kelas 11 dan mahasiswi semester awal.
Jiwa dan raga yang sama dengan identitas dan alur kehidupan yang berbeda."Welcome to your story , Eira"
Ucap Anselta."Welcome to become an extra , Anselta"
Ucap Anselta miris."SIALANN" Ansel memekik keras.
~~~
Halooo chingu??
Maaf banget kalo prolognya terlalu panjang Wkwkwk
Sekedar informasi, ini tuh bukan transmigrasi.
Apa ya namanya kek emm dapet pencerahan dari dunia paralel?
Yah pokoknya happy reading dan janlupa votenya yaaa.
🌻🌻🌻Salam sunflower 🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
An Extra
Teen Fiction"Hah jadi selama ini gue hidup di dalam novel apa gimana sih" Anselta mengacak rambutnya kesal. "Tapi gue juga ngerasa kalo jiwa gue ngalamin secara nyata yang gue mimpiin tadi " monolog Anselta bingung atas kejadian yang dialaminya. "ARGHHH, bodo...