brother

549 28 4
                                    

Pemuda manis tersebut menggigit bibir bawahnya dengan kencang guna menahan desahan ataupun teriakan yang akan keluar dari bibir mungilnya, kini posisinya tengah menungging dengan kepala yang manjadi tumpuan.

Genggaman tangan pada seprei miliknya semakin mengerat tatkala sosok di belakangnya mulai memasukan vibrator berukuran sedang ke dalam lubang miliknya.

"Sttt, lo yang tenang kak" ujar pemuda di belakangnya sembari mencengkram pinggul yang lebih tua

"Uhmm.. cepathh Lin, nanti hhh mamah keburu ke sini" rengek Renjun kepada pemuda bernama Guanlin tersebut

Dengan segera Guanlin memasukan vibrator tersebut dengan sekali dorong, bahkan jari jari Guanlin ikut masuk ke dalam lubang yang Renjun untuk membantu benda berukuran sedang tersebut masuk lebih dalam

Tubuh Renjun mengejang. Ia mendapatkan pelepasan yang kedua kali untuk pagi ini, salahkan saja pemuda di belakangnya ini yang terus menerus merangsang lubangnya.

"Lo keluar teruss kak. Liat nih ranjang nya jadi basah" goda yang lebih muda

Renjun menatap tajam ke arah Guanlin, "ya lo masukin lubang gw terus terusan siapa yang ga bakalan keluar?!"

Guanlin terkekeh, ia mengambil tisu yang berada di dekatnya dan membalik tubuh Renjun setelah itu dengan telaten Guanlin membersihkan penis mungil milik Renjun

"Nah udah bersih, ayo turun. Nanti mamah nyariin kita ke sini kan malah berabe" ajak Guanlin

"Lo keluar duluan, nanti kalo mamah liat kita keluar kamar barengan mamah jadi curiga"

"Oke, gw duluan, lo cepetan turun kak"

Pemuda tinggi tersebut bergegas merapikan seragam SMA nya dan pergi dari kamar milik yang lebih tua

Renjun menatap punggung Guanlin, tenaganya habis hanya untuk menahan desahan dan mendapatkan pelepasan.

"Kalo aja lo bukan ade gw Lin, udah gw pacarin lo dari dulu dulu" ujar Renjun dengan raut yang sulit di jelaskan.

Renjun bergegas memakai celananya dan mengganti kaos yang ia gunakan dengan tertatih. Jujur saja vibrator di dalam lubangnya ini sangat amat mengganggunya, jika saja adik nya tersebut tidak merengek dan terus membujuknya tidak mungkin Renjun mau memakai benda sialan tersebut sekarang, bahkan hari ini Renjun mendapatkan jadwal kuliah pagi.

"Kakak hari ini ada jadwal kuliah pagi kan? Jadi kakak mau berangkat sama papah apa sama adek?" Tanya nyonya Lai setelah mereka semua selesai makan

"Kakak sama adek aja." Bukan, bukan Renjun yang menjawab, tetapi bocah 3 tahun lebih muda darinya yang menjawab

"Dih, apaan lo. Yang di tanya gw dodol" sinis Renjun

Guanlin menatap Renjun dengan senyum manisnya bahkan kini pemuda tinggi tersebut memeluk bahu Renjun agar menempel lebih deket dengan tubuhnya.

Nyonya Lai terkekeh melihat kelakuan dua anaknya, "Iya udah kakak berangkat sama adek aja biar cepet nanti kalo bareng papah pake mobil malah kejebak macet lagi" ujar nyonya Lai

"Dengerin kak, lo berangkat sama gw."

"Bacod lo, lepasin ah mau salim gw" ujar Renjun sembari melepas rengkuhan Guanlin pada bahunya dan ia segara berpamitan kepada sang mamah di susul oleh Guanlin

Kini Renjun susah sampai di depan kampusnya, ia turun dari motor sport milik sang adik namun saat Renjun ingin pergi menuju gedung fakultas nya Guanlin berteriak sembari menunjukan remot kecil kepada Renjun

"Kak!!" Teriak Guanlin sembari menunjuk nunjuk remot kecil di tangannya, bahkan remaja SMA tersebut dengan berani menekan salah satu tombol pada remot di genggaman nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Join in My room || GuanRen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang