Suasana pagi Paris begitu sejuk dingin tentunya, ya saat itu musim semi datang seorang gadis cantik mundar mandir di depan rumahnya nampaknya sedang gelisah.
"Nona ada apa? Kita akan terlambat nyonya anda memiliki jadwal seminar hari ini, kita harus cepat"
Gerak tangan seorang wanita dengan bahasa isyaratnya, ya nyonya nya seorang yang tuli dan malang sekali pagi ini dia kehilangan alat bantu dengarnya padahal akan ada seminar penting yang harus ia pegang.
"Tidak mirien aku kehilangan alat itu, bantu dengar itu penting untukku"
"Nona tak apa ada aku, aku akan membantu anda berkomunikasi jangan kawatir, ayo masuk kedalam mobil anda kita berangkat sekarang ya"
"Apa boleh mirien?"
"Apapun untuk anda nona, mari"
"Terimakasih kamu orang baik, aku bahagia"
Aula gedung yang ia datangi sudah Ramai ternyata gadis cantik ini datang di iringi dengan banyak pengawal, dan di sambut oleh beberapa seniman ternama kenalannya."Oww nona sia seperti biasa kau selalu cantik dan anggun, sepertinya anda sangat senang memakai pakaian Inggris klasik ya"
Sang gadis melihat kepada asisten perempuannya mirien, meminta penjelasan apa yang tuan itu sampaikan lalu sedikit membukuk badan di sertai sedikit anggukan sambil mengangkat gaunnya sedikit keatas, menandakan ucapan terimakasih.
"Ah sama sama, tapi saya punya hadiah untuk anda, saya bawakan anda cat langka dari Swiss yang terbuat dari campuran tulang beruang cat ini sedang terkenal di beberapa negara karena kualitasnya yang bagus nona"
Gadis itu menoleh kembali pada mirien dengan senyuman anggun yang terus terpancar sedari tadi, ia sebenarnya tidak nyaman saat tidak memakai alat bantu dengar karna akan sulit baginya berkomunikasi seperti saat ini. Ia harus melihat lawan bicaranya selesai berbicara lalu menoleh pada mirien meminta apa saja yang di ucapkan lawan bicaranya.
"Ah terimakasih, anda baik sekali tuan semoga kebaikanmu di balas kebaikan kelak. Minggu depan aku akan berkunjung ke Indonesia kalau anda tertarik berliburlah ke negara kelahiranku banyak objek bagus untuk di lukis"
Gerak tangan gadis itu sembari di terjemahkan oleh mirien.
"Baiklah aku akan berkunjung, aku harus menata jadwal untuk pergi kesana"
"Baiklah nona sepertinya acara seminar akan segera mulai ayo saya antar anda ke atas panggu"Mereka segera pergi ke atas panggung lalu duduk bersma 4 seniman terkenal dari beberapa negara, disana hanya sia lah seorang seniman yang memiliki kekurangan, keterbatasan dalam mendengar dan berkomunikasi pada orang-orang maka dari itu selalu ada mirien di sampingnya dia yang membantu dalam sia berkomunikasi.
Walaupun usia mirien jauh lebih tua dari sia, tapi mirien menganggap sia seperti sahabat dekatnya karna dia sudah menemani gadis tuli itu dari gadis itu umur enam tahun.
"Hai semuanya perkenalkan aku Asia Celine kalian bisa memanggilku dengan sebutan sia, aku lahir di Indonesia karna ibuku asli orang sana, ayahku warga asli Paris aku sudah tuli sejak lahir kata ibu ini sebuah anugrah yang di beri tuhan padaku. Aku bosan dengan dunia yang begitu sepi tapi aku lihat ibuku dan orang di sekitarnya ketika mereka berbincang mulutnya terbuka aku penasaran apa yang mereka lakukan yang ternyata itu di sebut berkomunikasi, dari situ timbul rasa bahwasanya aku ingin saling berkomunikasi seperti mereka Karna aku bosan untuk diam lalu menangis diam lagi dan menangis lagi"
"Lalu ibuku membawakanku teman yang aku tidak suka dia sejujurnya Karana. Dia kasar padaku, tapi aku perlahan mengerti kalau teman itu seorang yang baik dia beri tahu aku cara untuk berkomunikasi aku bahagia, sia kecil mulai tertarik pada warna-warna, air, kuas, kertas, pena ternyata aku punya keahlian dalam melukis ibu bilang aku seperti ayah. Ayah pintar melukis aku mulai bersemangat saat tau fakta bahwa ayah ahli dalam melukis ku dalami dan pelajari teknik-teknik melukis Sampai ku pergi ke beberapa negri ternyata aku bisa. Dan aku bersyukur seandainya aku hanya berhenti pada satu permasalahan tanpa mau mencari jalan keluar aku akan jadi wanita tuli yang bisanya hanya merepotkan orang sekitar"
Orang-orang bersorak memberi tepuk tangan yang begitu meriah, tak di sangka mirien menetes air mata, bagaimana tidak sahabatnya memang sehebat itu ingin bangkit dan terus maju tak peduli akan kekurangan yang ia miliki.
Dari meriahnya tepukan tangan para hadirin yang ada di sana, seorang pria tiba-tiba saja berdiri sambil berbicara dengan nada yang cukup keras dan menantang.
"HEI BAHKAN SAMAPAI SAAT INI KAMU MASIH MEREPOTKAN ASISTEN MU NONA HHH"
seketika tepukan tangan berubah jadi bisikan bisikan yang cukup ramai, orang orang jadi terfokus pada pria yang tuturnya cukup kasar itu. Begitupun para seniman yang berada di panggung, Asia diam saja nampah masih tersenyum taktau apa yang sedang terjadi saat ini, dia hanya melihat tanpa mendengar apa yang dikatakan pria itu.
Tak disangka mirien sudah memasang wajah merah yang berapi-api, seakan tak setuju dengan apa yang baru saja pria asing itu ucapkan. Amarahnya meledak saat suara tawa pria itu semakin meninggi.
"HHH MAU MAU SAJA KAU MIRIEN DI REPOTKAN NONA TULI ITU"
"HEI JAGA UCAPAN MU DIMANA SOPAN SANTUN MU?! BAHKAN NONA ASIA SUDAH KU ANGGAP ANAK SENDIRI BERANINYA KAMU"
Asia Tak mengerti apa yang terjadi. semuanya tak terdengar, tapi ia merasakan perubahan atmosfer aula ini, rasanya tegang raut mirien juga terlihat marah sekali. Ia lihat mirien yang membuka mulutnya lebar-lebar, sepertinya ia sedang berbica dengan nada tinggi pada seseorang di tengah kerumunan orang duduk itu.
"Mirien ada apa? Kamu kenapa? Apa yang orang itu katakan?"
Tanyanya tergesa-gesa masih tersenyum.
" Ah tidak nyonya hanya seorang pengganggu, abaikan saja"
"Lalu apa Yang dia katakan aku tidak mendengarnya tadi, sepertinya dia menyampaikan sesuatu untukku"
"Bukan untukmu nyonya, silahkan duduk kembali"
"Penjaga bawa penggu itu keluar, dia hanya seorang pria kurang kerjaan yang mengejek anakku"Para penjaga segera berdatangan tentu mereka meng iyakan perintah mirien, karna pengaruh Asia cukup besar di negri itu, ia termasuk orang besar yang di pandang.
"Ah lepaskan, aku bisa keluar sendiri tanpa di seret seperti ini tak perlu repot-repot"
"Oh ya, salamkan pada nona tuli itu aku pernah bertemu dengannya bahkan sempat mencintainya"Setelah itu ia pergi dengan angkuh meninggalkan aula sambil tersenyum miring.
Orang-orang nampak heboh dan asik berbisik mengosipi apa yang barusan pria asing itu katakan. Semua orang terkejut mirienpun sama namun Asia masih tersenyum tenang duduk di kursi dengan anggun.
"Kenapa mirien?"
"Tidak,Bu-bukan apa-apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Renjana || jaehyun
Teen Fictionsyair luka yang kuat "Saya rasa ini takdir saat saya bertemu kamu" _jaerom "rasanya tak lagi sepi, saya bahagia" _asia