"pak tolong saya ingin bertemu nona sia"
"Ada keperluan apa? Dan siapa anda?"
"Aku seorang penulis juga musisi, aku cukup terkenal di negara yang kutempati, Pakistan"
"Yang benar saja, bahkan wajahmu lebih mendominasi orang eropa"
"Silahkan kalau tak mau percaya, tapi saya ingin bertemu nona itu sekarang"
"Baiklah siapa namamu?"
"Jaerome didier"
Jawab seorang pria itu sambil memberikan kartu nama pada scurity."Hah benar kah ini? Ah maaf sekali saya tidak sopan dan banyak omong. Tapi kenapa anda datang dengan taxi tuan? Dan maaf aku tidak mengenalimu, Karna seorang jaerome tak pernah menunjukkan dirinya pada publik. anda hanya menujukan keahlian anda tuan, tapi itu sungguh sangat mengagumkan aku penggemar beratmu"
"Baik-baik segera bawa aku kedalam, kamu sudah tidak supan pada idolamu"
"Ah maaf sekali tuan, maaf ayo ikut aku kira kedalam tuan nona ada sedang melukis"
Scurity itu mengawal pria tersebut ke dalam ruang tunggu tamu di kediam Asia, sementara gadis cantik itu sedang sibuk dengan cat dan kuasnya.
"Nona maaf mengganggu tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda"
Asia hanya mengangguk dan bangkit dari aktivitasnya, lalu menuju seseorang yang menunggunya. tak lupa ia bawa buku sebagai alat komunikasi karna mirien sedang pergi ke swalayan, untuk mempermudahnya merespon pertanyaan yang disampaikan tamunya nanti.
~~~
"Ah nona Asia, kamu masih cantik bahkan lebih cantik dari kemarin"
Langsung di sambut dengan tamu asingnya itu, Asia hanya meresponnya dengan senyuman dan anggukan sopan, lalu menulis sesuatu pada bukunya.
"Kamu pria kemarin ya, senang bertemu denganmu. Sebelum terimakasih kau juga pria yang baik, lalu apa yang terjadi kemarin sehingga kamu di minta pergi dari aula, tak ada orang yang mau menjelaskannya padaku, padahal aku penasaran."
"Kamu benar-benar tak mendengar apa yang aku ucapkan ya? Baiklah kemarin aku bilang kamu merepotkan mirien, lalu wanita tua itu marah dan aku di usir dari sana lalu aku bilang pada mereka yang ada disana "aku seorang yang pernah mencintaimu dan bertemu denganmu" hanya itu"
Asia tertawa tawanya sangat anggun dan cantik, lalu dia menulis pada bukunya lagi dan menunjukkan pada pria di hadapannya itu.
"Benar, aku memang selalu merepotkannya aku sedih karna tak bisa untuk tidak merepotkan dia, dan dia kenapa sangat baik sekali padaku maka aku berterimakasih sekali ada sosok sepertinya. Lalu apakah kita pernah bertemu sebelumnya?dan apa maksud dari kamu pernah mencintaiku?"
"Ya kita pernah bertemu, sudah kuduga kamu tidak ingat. Prihal cintaku pada kamu itu hanya pernah dan sekarang aku tidak yakin. Kita sudah berbincang banyak tapi kamu tidak penasaran tentang aku? Nama? Asalku?, Bagaimana kalau aku ini orang jahat"
"Ah benar juga kamu pria yang nyaman ketika mengobrol seperti ini, tidak mungkin kamu orang yang jahat aku sampai lupa. Siapa namamu?"
"Aku jaerome Didier, panggil saja aku sesuka mu Asia"
"Jaerome nama yang indah, jadi darimana asalmu? Dan apa yang membawamu kemari?"
"Aku datang jauh-jauh dari Pakistan hanya untuk bertemu denganmu, dan aku kesini hanya untuk menyapamu, karna kamu tak asing dimataku Asia"
"Apa yang ingin kamu sampaikan padaku, sampai kamu rela melangkahkan kaki begitu jauh hanya untuk bertemu dengan aku?"
"Yah entahlah aku juga tidak begitu yakin, tapi ingatan itu menyiksaku dan memaksaku untuk pergi menemui dirimu"
*Akhh..
"Kamu kenapa jaerome, apa kamu baik"
Sia begitu panik bagaimana tidak tiba-tiba saja lawan bicaranya memegangi kepala yang terlihat menahan sakit, ia membunyikan lonceng yang selalu di bawanya, untuk memanggil para pelayan di rumah itu."Jaerome bertahanlah, sebenernya ada apa dengan kamu"
Sia duduk di sebelah pria itu, tanpa ragu ia usap" pucuk kepalanya, dahi jaerom yang tadinya mengerut Karana sakit perlahan mereda.
Pelayan berdatangan dengan terburu" menghampiri nonanya yang membunyikan lonceng dengan panik.
"Nona ada apa? Maaf aku lama"
"Tolong panggil dokter rumah ini, tamuku membutihkanya cepat"
"Baik nona"
"Duksir tolong bawa tamuku ke kamar tamu ya"
"Baik nona"
Duksir pelayan pria di rumah itu segera menjalankan perintahnya, marien yang terus memandangi Asia kecil nya tak biasa, bagaimana tidak ini sangat tidak biasa Asia begitu perhatian pada pria asing ini sampai tak memberi jarak saat menenangkan pria itu.
"Anda baik?"
Asia hanya membalas dengan anggukan lalu pergi meninggalkan ruangan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Renjana || jaehyun
Teen Fictionsyair luka yang kuat "Saya rasa ini takdir saat saya bertemu kamu" _jaerom "rasanya tak lagi sepi, saya bahagia" _asia