Satu

110 3 0
                                    

Assalamu'alaikum 😊

Sebelum baca, Follow dulu yuk 😊

Hargai penulis dengan vote dan koment ya 😊

❤❤❤❤❤❤❤❤

"Hafizah"

Gadis dengan tunik batik berwarna coklat dengan rok hitam dan khimar berwarna senada dengan bajunya itu seketika menghentikan langkahnya saat seseorang menyerukan namanya. Gadis itu berbalik.

"Kevin ?" Imbuh Hafizah. Gadis itu menunggu sampai laki-laki dengan kemeja batik coklat itu berjalan menghampirinya.

"Hari ini jum'at, ntar siang mau ikut kegiatan jum'at berbagi ga ?" Tawar Kevin, laki-laki berwajah oriental itu
Sembari tersenyum sehingga matanya mengecil.

"Mau dong, masa mau nyari pahala ditolak sih" jawab Hafizah sembari menunjukkan deretan giginya yang rapih.

"Oke, aku udah ngabarin anak-anak yang lain, kegiatan kali ini kita ga jauh-jauh karna ternyata ada beberapa panti yang belum pernah kita datangi, jadi hari ini kita kesana" jelas Kevin panjang lebar .

"Oke, kalau gitu aku siap-siap dulu ya"

"Oke aku tunggu dibawah"

Hafizah dan Kevin akhirnya berpisah di tengah-tengah koridor untuk pergi ketempat tujuan masing-masing, sampai nanti bertemu di lobi kantor.

****
Jam 12.00 , kegiatan jum'at berbagi telah selesai . kevin, Hafizah dan beberapa teman relawannya yang lain telah berhasil membagikan makan ke beberapa panti asuhan. Lalu mereka memutuskan untuk membubarkan diri karna sudh masuk waktu untuk melaksanakan sholat Jum'at, karna sebagian besar teman-teman mereka adalah laki-laki muslim, kecuali Kevin.

"Lumayan banyak juga ya donasi hari ini" ujar Hafizah sembari menyeruput es teh nya. Setelah selesai dengan kegiatan berbagi , Kevin memgajak Hafizah untuk mampir disebuah warung makan kecil di pinggir jalan untuk makan siang. Bukan tidak mampu untuk mengajak Hafizah makan di restoran, hanya saja dia lebih suka makan di pinggir jalan seperti ini, makannya juga tidak kalah enaknya dengan makan direstoran mewah. Lagi pula Hafizah juga tidak keberatan akan hal itu.

"Iya, Puji Tuhan. Itu karna beberapa hari yang lalu anak-anak udah sounding buat ngajak siapa aja yang mau ikut donasi" jelas Kevin menggebu saat makanan pesanan mereka tiba.

"Terima kasih bu " ujar Kevin ramah

Tanpa Kevin sadari, senyum di wajah Hafizah memudar, berganti raut datar setelah mendengar kalimat syukur yang diucapkan oleh Kevin.

Kalimat itu seperti tamparan keras yang mampu menyadarkan Hafizah bahwa mereka berbeda.

Sudah tau berbeda, kenapa masih menaruh harap zah ? . Gimana mau berlayar, kalau kapalku sudah karam duluan ? "Lirih Hafizah dalam hati.

"Kamu ga sholat zah ?" Tanya Kevin saat mereka telah selesai makan dan hendak berjalan menuju parkiran.

"Ha ? Sholat kok" jawab Hafizah seadanya.

"Aku liat di dekat sini ada mesjid, aku antar kamu kesana ya biar kamu bisa sholat"

"Eh gausah, aku sholat di kantor aja, kasian nanti kamu nunggunya lama" tolak Hafizah secara halus.

"Gapapa, aku tungguin. kamu ga boleh menunda sholat, itu kan yang agama kamu ajarkan ?"

Hafizah terdiam.

Inilah yang membuat Hafizah tanpa sadar menjatuhkan hatinya pada pria tionghoa di sampingnya ini. Meski mereka berbeda, Kevin memiliki jiwa toleransi yang tinggi. Dia selalu mengingatkan Hafizah tentang kewajibannya sebagai seorang muslim. Kesederhanaan dan kedermawanan hatinya juga menjadi nilai plus di mata Hafizah.

AGAZAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang