assalamu'alaikum,
sebelum baca follow author dulu yuk :)
jangan lupa vote dan komen :)
HAPPY READING :)
*****************
-Beberapa jam sebelumnya-
"Papa hari ini jadwal cuci darah ,kan ?" tanya Agam disela-sela sarapan mereka pagi ini. Daffa yang tengah mengunyah roti selai yang telah disiapkam oleh menantunya itu mengangguk membenarkan.
"iya, papa boleh minta tolong kamu yang temani ?"tawar Daffa menatap putranya dengan tatapan penuh harap. entah kenapa hari ini ia berharap jika putranya yang menemaninya untuk cuci darah, bukan Dian adiknya yang selama ini selalu setia menemaninya
Agam melihat wajah papanya yang tersenyum padanya. aneh, tidak biasanya papanya minta ditemani olehnya, bahkan tak jarang selalu menolak saat Agam menawarkan diri untuk menemani karena takut merepo tkan katanya.
Agam tersenyum sembari mengangguk . "boleh, nanti Agam temani" jawab Agam menyetujui permintaan papanya.
"Fizah sebenarnya juga pengen nemenin papa, tapi hari ini cuti Fizah habis, kalau izin lagi bisa digorok sama kepala divisi . kepala divisi Fizah galak" keluh Hafizah dengan ekspresi lucu yang membuat Daffa tertawa, begitupun dengan Agam , pemuda itu tertawa sekaligus gemas dengan istrinya sendiri.
"nggak apa-apa nak, Fizah kerja aja. nanti kalau kepala divisi Fizah galak, galakin balik aja, ganti kepalanya sama kepala kerbau"
"Ih serem dong" tawa Daffa dan Hafizah kemballi menggelegar di seluruh penjuru ruang makan setelah Daffa dan Hafizah saling menyahuti candaan.
"papa yang semangat ya cuci darahnya, nanti malam Fizah masakin masakan kesukaan papa"
"OSENG MERCON" Daffa dan Hafizah kembali tertawa saat mereka sama-sama menyebutkan satu kata yang sama disaat yang bersamaan, memang satu frekuensi mertua dan menantu ini.
"nggak boleh !, inget , papa nggak boleh makan pedas !" tolak Agam tegas yang membuat istri dan papanya merengut.
"suami kamu nggak asik!" cibir Daffa yang dibenarkan Hafizah dengan anggukan kepala sembali matanya mendelik kearah Agam. melihat dua didepannya itu mendelik kearahnya, Agam hanya bisa tersenyum tipis sembari menggeleng.
ia tau Hafizah dan papanya hanya bercanda, tapi lucu saja melihat tingkah mereka, benar-benar satu frekuensi.
****
malam ini , setelah selesai takziah dan semua orang sudah kembali ke rumah masing-masing. kini hanya tinggal Hafizah, Agam dan keluarga tantenya dirumah itu. suasana terasa hening karena semua orang masih larut dalam kesedihan. tak terkecuali Hafizah, gadis itu termenung di ruang makan setelah meletakkan beberapa piring bekas kue yang disajikan untuk para pelayat. gadis itu duduk dikursi meja makan sembari menghela nafas.
"kenapa papa milih buat nyerah pa ? , tadi kan janjinya mau cuci darah aja. Fizah juga belum sempat masakin makanan kesukaan papa" gumam Hafizah sendu, bohon jika ia bilang jika dirinya baik-baik saja ditinggal oleh mertua yang sudah seperti ayah kandungnya sendiri. ia masih tidak menyangka jika tadi pagi adalah tawa terakhirnya bersama sang mertua.
"Fizah--"
Hafizah buru-buru menghapus air matanya yang kembali menetes dipipi saat tante Dian menghampirinya dimeja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAZAH
Romance(SEQUEL OF BUKAN FATIMAH AZ-ZAHRA) "Kalau gitu aku akan masuk islam" Kevin berucap dengan lantang dan tanpa beban. "Aku akan belajar tentang islam Zah, aku ingin masuk islam"lanjutnya lagi. "Bantu gue untuk belajar mencintai islam, kayak lo. Dengan...