'14

2.2K 300 36
                                    

Haruto tersadar, Ia terbangun diatas ranjang yang sepertinya terbuat dari tumpukan jerami(?)

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, menerka-nerka dimana dia saat ini?

Sempat mengira ini adalah neraka dengan bau kotoran sapi. Tapi tidak jadi, saat seseorang masuk dan menyebabkan Haruto mendesis perih saat sinar matahari menyentuh kulitnya.

"Oh udah sadar" ucap seseorang itu, suara yang sangat familiar di telinga Haruto.

"Lo- Jeongwoo?"

Jeongwoo tidak membalas dan berjalan mendekati Haruto dengan membawa baskom berisi air.

"Buka bajunya" ucap Jeongwoo.

Haruto baru sadar, Ia sedang mengenakan baju. Karena seingatnya tadi Ia telanjang dada saat menjalani hukuman.

Iya Haruto ingat dia sedang di hukum di tengah ladang sebelum akhirnya pingsan.

"Buruan buka bajunya, Watanabe" ucap Jeongwoo sekali lagi.

Haruto masih diam memandang Jeongwoo, "lo kenapa nolongin gue?"

Jeongwoo menggeleng, "gue bukan mau nolongin lo. Gue cuman ga rela kalo lo mati di tangan ayah lo bukan di tangan gue."

Haruto mengernyit, melirik ke arah baskom yang Jeongwoo bawa.

"Terus itu buat apa?" tanya nya.

Jeongwoo diam sejenak, "gausah banyak bacot, luka lo parah itu baju gue darah semua."

Haruto akhirnya menurut dan membuka baju yang Ia kenakan. Jeongwoo menelan ludahnya kasar.

Dengan segera Ia duduk di samping Haruto dan mengambil lap di dalam baskom lalu memerasnya.

Dengan telaten Jeongwoo membersihkan luka Haruto dengan lap. Sesekali Haruto mendesis karena perih.

Setelah semua luka nya dibersihkan Jeongwoo mengambil gulungan perban dan melilitkan ke seluruh badan Haruto.

"Dah kelar tidur lagi aja" ucap Jeongwoo.

"Err- makasih..?" ucap Haruto sebelum Jeongwoo berjalan keluar.

Jeongwoo hanya mengangguk.

⛩️

"Abis gini mau langsung pulang?" tanya Jaehyuk kepada Asahi yang sedang sibuk memakan jajanan yang barusan Ia beli.

Asahi menggeleng, "abisin ini dulu"

Jaehyuk tersenyum, "iya Sahii.. maksud gue abis lo makan ini mau langsung pulang atau lanjut jalan?"

"Lo mau pulang Jae?"

Jaehyuk menggeleng.

"Kalau belum gue pengen ke sungai yang deket apartement lo ituu, mau liat senja hehehe"

"Indie banget lo"

Asahi manyun, "biarin, senja cantik oren oren gitu"

"Hahaha iya-iya cantik banget, kaya lo"

"UHUK--"

Asahi tersedak, Jaehyuk langsung panik dan segera memberikan Asahi sebotol air sambil menepuk-nepuk punggung Asahi.

"Hati-hati dong kalo makan, Sa" ucap Jaehyuk.

"Hati-hati pala lo peang!" batin Asahi.

Setelah kejadian barusan Asahi akhirnya diam dan fokus menghabiskan makanannya agar tidak terlambat melihat senja di tepi sungai.

Diam  juga karena nenangin diri juga sih, abis kesedak tadi rasanya Asahi deg-degan banget.

Setelah jajanannya habis, Asahi segera berdiri.

"Ayok Jaee keburu tenggelam mataharinyaa" ucapnya.

Jaehyuk tersenyum lalu mengangguk. Kemudian mereka berjalan beriringan menuju motor Jaehyuk dan pergi ke sungai dekat apartement Jaehyuk.

Keadaan sungai lumayan sepi saat mereka tiba disana.

Asahi segera turun dari motor dan berlari menuju kursi yang kosong disana, disusul oleh Jaehyuk.

"Udah kan liat senja?" tanya Jaehyuk.

Asahi menggeleng, "ih ini masih belum puncaknyaa. Ntar tuh kalau mataharinya udah hampir tenggelam baru tuh bagian cantiknya."

Jaehyuk mengulum senyumnya. Hari ini Ia merasa senang bisa menghabiskan hari bersama Asahi. Bukan berarti mereka tidak pernah menghabiskan waktu berdua seperti ini, tapi biasanya mereka hanya menghabiskan waktu di apartement Jaehyuk.

Ternyata jalan berdua di luar begini lumayan seru, pikir Jaehyuk.

"Nah itu Jae! coba liat mataharinya cantik bangett!" teriak Asahi antusias sambil menunjuk matahari yang mulai tenggelam.

Jaehyuk menatap ke arah matahari, matanya berbinar. Benar-benar cantik pikirnya.

"Sa.." ucap Jaehyuk.

Asahi menoleh ke arah Jaehyuk lalu Ia mengerutkan dahinya bingung karena Jaehyuk tidak kunjung berbicara.

"Gue.. seneng banget hari ini" ucap Jaehyuk sambil menggenggam jemari Asahi lalu mengelusnya lembut.

"Gue seneng bisa ngabisin waktu sama lo di luar begini. Pengen banget rasanya waktu berhenti biar kita bisa begini terus."

Pipi Asahi memanas, "iya, Jae.. gue- juga seneng banget kok!"

Jaehyuk tersenyum, "gue gatau harus gimana lagi, karena gue udah bener-bener gabisa nahan Sa.."

Asahi bingung. "Maksudnya--"

Ucapan Asahi terputus. Benda kenyal menempel di bibirnya, melumatnya lembut. Asahi tidak keberatan dengan itu, Ia membalas ciuman dengan lembut.

Kemudian Jaehyuk melepaskan tautan, lalu tersenyum canggung.

"Sorry, Sa"

Asahi menggeleng, "no need to sorry, Jae"

Jaehyuk mengangguk, memandang mata Asahi dalam. Berusaha meyakinkan dirinya.

"Asahi.. mau jadi pacar gue? sorry kalau misal lo belum siap--"

Dengan segera Asahi memeluk Jaehyuk erat, lalu mengangguk dalam pelukan itu.

"Gue udah siap dan gue mau" ucap Asahi sambil menenggelamkan wajahnya kedalam ceruk leher Jaehyuk.

Jaehyuk bernafas lega, "makasih banyak cantik,"

Jaehyuk membalas pelukan Asahi dan mengelus lembut punggung Asahi, kekasihnya.

⛩️

to be continued...


Hiii! how's this chapter? semoga kalian masih gabosen yaa hehe.

cie cie cie akhirnya official juga nih :3

sudah tau kan pasti kapal second lead di cerita ini siapa? :D

Jangan lupa vomment yaa! <3

Halfblood ; Jaesahi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang