"Build!", teriak seorang pria berkulit eksotis kepada seseorang yang duduk di hadapannya. Saat ini pikirannya tengah hilang entah kemana hingga tanpa sadar ice lemonade di hadapannya telah berubah menjadi lemonade tanpa es.
"Sudah berapa kali ku katakan. Jangan mengagetkan ku, Apo."
Apo, pria berkulit eksotis itu hanya tertawa dengan respon temannya itu. Kini keduanya kembali berdiam didalam ruangan dingin, hanya menatap ombak-ombak pantai yang ada di luar ruangan itu. Apo sesekali menatap Build yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari pantai.
"You good, Bui?"
Build hanya menengok sekilas kearah Apo sebelum akhirnya kembali menatap kearah luar lagi. Meninggalkan Apo yang terheran dan bingung dengan respon temannya itu. Tidak ingin mengganggu, pada akhirnya Apo ikut menikmati pemandangan dari luar ruangan itu sembari menyesap beer dingin di genggamannya.
Beberapa jam terlewati, tanpa sadar matahari sudah berada di batasan antara laut dan langit. Keduanya masih dengan posisi yang sama dan hening.
"I'm saturated."
Pria berkulit seputih susu itu tiba-tiba berbicara setelah berjam-jam diam menatap laut di musim panas dari dalam ruangan dingin itu. Yang diajak bicara hanya menaikkan sebelah alisnya sebagai isyarat bahwa dirinnya tidak mengerti. Apo bukan tidak mengerti apa yang Build ucapkan, hanya saja ia tidak mengerti apa yang membuat Build jenuh.
"I'm saturated in equal parts sun and doubt", lanjutnya.
Kini Apo mengerti mengapa temannya itu hanya diam dari tadi. Sudah 4 bulan semenjak kepulangan Build dari Thailand, namun sepertinya ia belum bisa beradaptasi kembali dengan kesendiriannya tanpa Bible. Apo paham betul bagaimana perasaan Build karena sebelumnya ia juga merasakan hal yang sama sebelum pada akhirnya kekasih Apo memilih mengalah dan pindah ke Los Angeles bersama Apo.
"Jika kamu merindukan Bible, hubungi saja dia."
Build terdiam lagi. Saran Apo tidak salah, tapi bukan berarti Build tidak pernah menghubungi Bible, hanya saja keduanya sama-sama sibuk dan jadwal yang mereka miliki selalu tidak tepat. Sudah 2 minggu belakangan ini Build tidak menghubungi Bible, begitu juga Bible.
"Aku baik-baik saja. Lagi pula aku punya dirimu dan p'Mile disini, no worries."
Senyuman kembali terukir di wajahnya, namun itu tidak bisa membohongi Apo. Ia tau bahwa Build tidak baik-baik saja beberapa minggu belakangan ini. Apo bisa saja menyuruh kekasihnya untuk membawa Bible ke hadapan Build sekarang, namun ia tidak mau terkesan terlalu ikut campur dengan urusan keduanya.
Ini bukan pertama kalinya Build menghabiskan musim panasnya tanpa Bible di Los Angeles, namun terkadang ia tiba-tiba merindukan Bible, berharap kekasihnya itu bisa menikmati dan menghabiskan waktu musim panas dengan dirinya.
'Kriiiing..'
Kedua pemuda yang tengah menikmati pemandangan matahari tenggelam tiba-tiba melonjak kaget dengan bunyi ponsel di sebelah Build. Build melihat dari siapa panggilan yang tidak ada aba-aba itu, detik berikutnya ia membulatkan matanya begitu juga dengan Apo yang mengintip nama pemanggil di ponsel Build.
Itu Bible, seseorang yang belakangan ini membuat Build tidak bisa menikmati musim panasnya. Dengan cepat Build mengangkat panggilan masuk itu.
"Hello, baby Build."
Build masih terdiam, berusaha menata hatinya yang saat ini sudah dipastikan sangat bahagia dan kegirangan.
"Build, you there, baby?",tanya Bible dari seberang karena merasa tidak mendapatkan jawaban dari Build.
"Yes. Hello, Bib!", jawab Build sedikit tersentak.
"Hahaha, chill baby. Do you miss me that much?", Bible tertawa dari seberang sana karena membayangkan bagaimana ekspresi Build saat ini. Apo yang melihat raut wajah Build mulai membaik juga ikut merasa bahagia.
"Iya. I miss you SO SO MUCH, Bib."
Build tersenyum sangat lebar, beruntung ia masih ingat cara tersenyum walaupun 2 minggu belakangan ini seperti tidak memiliki semangat untuk hidup. Bible pun sama, energinya yang benar-benar terkuras habis beberapa hari belakangan ini, tiba-tiba terasa penuh begitu mendengar suara Build.
"How's life, Build?",tanya Bible.
"Good, just missing you so much. How about you, Bib?", balas Build balik bertanya.
"Me too. Just missing you so much and super tired with work", jawab Bible sedikit menghela nafas. Mendengar itu, ingin rasanya Build pergi menghampiri Bible dan memeluknya, membagi sedikit permasalahan yang saling mereka miliki.
"Kamu gak kerja, Bib?", tanya Build lagi begitu ia mengingat adanya perbedaan waktu antara Thailand dan Los Angeles. Jika di Los Angeles sudah jam 6 sore, kemungkinan di Thailand sudah jam 8 pagi. Harusnya saat ini Bible sudah bersiap-siap untuk pergi ke perusahaannya.
"Yes, I'm on my way",jawab Bible.
"Hati-hati, Bib. Have a good day, also on your work"
Hening sejenak, keduanya sama-sama tidak ingin mengakhiri panggilan singkat mereka ini. Tapi, Bible sudah harus bersiap-siap untuk pergi ke kantor dan juga Build yang mungkin akan mandi dan istirahat setelah ini. Ya, musim panas di Los Angeles membuatnya harus mandi setiap saat walau dalam ruangan ber-AC sekalipun.
"Aku benar-benar akan bersiap-siap sekarang",kata Bible dari seberang sana.
"Hemm.. Okay, hati-hati di jalan, Bib. Dan jangan lupa sarapan, kamu selalu lupa kalau buru-buru", omel Build yang hanya di balas kekehan kecil dari lawan bicaranya.
"Alright, baby Build. Bye, talk again later, love you", balas Bible.
"Love you too, Bib", jawab Build sebelum panggilan itu benar-benar berakhir.
Sangat singkat, namun benar-benar bisa mengobati sedikit kerinduan yang dirasakan Build. Setiap hari ia berharap bahwa Bible bisa menyusulnya ke Los Angeles, atau jika bisa dirinya saja yang pulang ke Thailand. Tapi tak apa, Build merasa yakin ia dan Bible bisa melewati ini bersama.
—tbc. Find me on Twitter:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.