1. Familiar

17 12 1
                                    

"Terlihat tak asing namun tak kenal. Maka kenalan dulu baru bisa kenal"


♡♡♡

Avarina Claudy Tresha, panggilanya Ava. Seorang gadis yang tidak seperti gadis manja lainnya yang selalu terbiaskan oleh uang dan kekayaan.

Jatidirinya terlihat lebih berani dan lebih cool daripada cewek lainnya.

Anak panah kini ditancapkan ke papan lingkar. Sasaran yang pas mendarat dengan mulus dan lancar.

Gadis itu duduk termenung di kamarnya sambil bermain anak panah kecil yang ia lemparkan selalu mengenai sasaran.

Dia menghembuskan nafasnya. Raut wajahnya dipenuhi rasa kebosanan yang suntuk dan rasa malas yang serupa. Ia mendesah sendiri.
Lalu ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Dengan amat malas, ia berdiri melangkah dengan tubuh yang lunglai dan loyo datang menghampiri pintu kamarnya dan membukakan pintu kamarnya.

Terlihat bi Rima tengah menyodorkan sebuah undangan seraya tersenyum. Tanpa bertanya lagi, ia langsung mengambil undangan itu lalu masuk ke dalam kamarnya kembali. Bi Rima langsung kembali bertugas.

Ia membuka isi undangan yang terbentuk rapi dengan pita unyu yang mengikat. Kayak undangan married aja. Setelah terbuka, ia pun membacanya.

Tak tahunya undangan itu adalah undangan party.
Dengan secepat kilat, Ia langsung mandi dan berdandan cantik mengenakan gaun dan sepatu heels miliknya.

Ia tampil cantik malam ini. Tak beberapa lama kemudian, ia langsung menuju ke tempat lokasi acara party itu berlangsung.

Party  penyelenggara acara adalah perusahaan mamahnya sendiri. Perusahaan yang cukup terkenal di kota Jakarta.

Tak hanya memakai gaun, ia juga berdandan cantik maksimal malam ini. Entah kenapa kalau urusan party, moodnya full pulih kembali. Bangkit kembali.

Ava sudah terlihat cantik, elegan dan anggun. Tidak dandan dan memakai gaun itu saja sudah cantik apalagi ini. Dia tampil perfect in this night.

Sesampainya ia di gedung yang mengadakan acara tersebut, Ava melangkag masuk dengan memperlihatkan kartu undangannya sebagai bukti bahwa ia juga diundang.

Dia berjalan masuk sendirian dan melangkah mencari mamanya.

"Hai mom, i come" sapa Ava tersenyum pada Monica.

"Thankyou, tapi mama lagi sibuk banget sayang. Kamu nikmatin partynya sendiri yaa" tukas Monica menepuk pipi Ava pelan dan tersenyum lalu berjalan meninggalkan Ava sendiri.

Senyum Ava kembali pudar setelah mendengar hal itu. Bete. Ia mendengus kesal melihat dirinya ditinggalkan sendiri.

Ava pun berbalik menghampiri pramusaji yang berjalan sambil membawa minuman. Ia pun mengambil segelas dan meminumnya di tepian.

Dia menikmati acara itu sendirian. Padahal yang ia inginkan kalau mamanya mengajaknya berkeliling sambil diperkenalkan pada teman teman kantornya kalau dia ini putrinya.

Akan tetapi hal itu adalah hal yang tidak mungkin akan terjadi. Dan cukup jadi angan-angan Ava saja.

Tak lama kemudian ada satu cowok yang menghampiri Ava tengah memasang wajah ketus sambil melamun kosong meratapi acara yang tengah berlangsung ramai.

"Hey! Ava!" Sapa Krisna gaul banget

"Lo sendiri?" Tanya Ava sambil melihat kanan kiri Krisna tidak ada orang alias ia benar-benar lagi sendirian.

"Kosong, iyaa gue sendiri juga" jawab Krisna terkekeh.

Biasanya ia bareng Bryan kalaj ada acara party kayak gini.

"Bryan kemana? Tumben dia ga hadir? Biasanya kalian kalau ke party nempel terus kayak perangko" tanya Ava sambil terkekeh

"Gatau, ga aktif hp nya" jawab Krisna

"Eh, rumah apa kabar?" Tanya Krisna lagi

Saat sedang terkekeh, tiba-tiba dari arah belakang punggung Krisna , ia melihat seseorang yang wajahnya terlihat tidak asing dari matanya tapi ia tidak begitu melihatnya secara jelas karena jauh jaraknya.

Pandanganya malah terfokus ke cowok itu. Karena gerak-gerik nya sungguh meresahkan dan mencurigakan.

Ia terlihat seperti berjalan mindip mindip mencurigakan.

Orang itu terlihat menaiki tangga dan naik ke atas dengan tergesa-gesa dan terlihat sangat mencurigakan. Krisna yang menyadari kalau pandangan Ava tidak fokus ke arah matanya, langsung menyadarkan Ava.

"Lagi liat apa sih?" Tanya Krisna

"Eh bentar yaa, gue kesana dulu. Bye! Gausah ikutin gue. Happy fun partynyaa" ucap Ava melambaikan tangannya dan tersenyum singkat ke Krisna.

Lalu dia berjalan cepat mengikuti ke arah cowok itu berjalan. Ava mengikuti cowok itu naik ke atas.

Tapi setelah sampai di lantai 3, Ava benar-benar kehilangan jejak cowok itu. Dia mencari kemana perginya cowok tadi. Terlihat ada pintu yang sedikit terbuka.

Ava tidak salah melihat, barusan lampu yang menyala itu tiba-tiba mati.

Ava berjalan mendekat ke arah ruangan itu. Suara heelsnya terdengar tengah mendekat ke arah ruangan itu. Lalu Ava pun masuk ke dalamnya.

Belum saja ia melangkahkan lagi, tiba-tiba tangan kanan kirinya langsung ditarik ke belakang oleh cowok itu dan dikunci layaknya mengunci gerak gerik seorang penjahat. Dan satu tangannya lagi membekap mulut Ava.

"Woyy lepaas! Emmpph.." decak Ava meskipun terdengar sedikit karena bekapan dari tangan cowok itu.

Lalu terdengar lagi suara sepatu fantovel berat dari arah luar ruangan sedang menghampiri ke arah ruangan itu.

Dengan cepat, Ava langsung ditarik oleh cowok itu dan diajak ngumpet dibawah meja dan masih belum melepaskan bekapannya. Lalu Ava ikutan terdiam karena mendengar suara langka sepatu itu kini tengah membuka pintu.

Petugas itu menyalakan lampu dan mengecek keadaan isi ruangan itu.
Mereka saling terdiam dan bersembunyi di bawah meja. Karena tempatnya begitu sempit, deru nafas cowok ini terdengar jelas merasuk di telinga Ava.

Bahkan, Ava juga bisa mendengar detak jantung cowok itu sangat berdetak kencang karena suasana yang terlalu miris membuat mereka berdua saling berhimpitan dan terdiam bersama.

Setelah dirasa tidak ada hal aneh yang mencurigakan, petugas itu kembali mematikan lampu dan menutup pintu ruangan itu sambil menguncinya. Karena tugas malamnya sudah selesai. Dia pun turun lagi ke bawah.

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

SPAZIO Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Like Rain🌹💟

SPAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang