Akad

53 20 97
                                    

Hai Teman-teman selamat datang di part selanjutnya Dia Imamku..

Jangan Lupa coment dan vote ya..

happy reading *_*

Halaman depan rumah keluarga Zaliha sore ini dipenuhi oleh tamu yang mulai berdatangan satu persatu. Yaps, hari ini adalah hari pernikahan antara Zaliha dan Fadli, setelah melalui proses ta'aruf dan beberapa hari lalu mereka resmi bertunangan, sekarang mereka akan melangsungkan pernikahan.

Pernikahan digelar secara sederhana, hanya mengundang kerabat dekat dari kedua belah pihak dan beberapa teman dekat saja. 

Sebenarnya baik Rasyid, Aisyah, Beserta Hasan dan Hannah ingin mengelar acara semeriah mungkin, maklum saja baik Zaliha maupun Fadli sama-sama merupakan anak semata wayang dalam keluarga. Sayangnya, Zaliha sejak awal meminta kepada Fadli untuk tak perlu menyelenggarakan acara pernikahan dengan meriah. Walaupun Fadli awalnya tak setuju dengan apa yang Zaliha katakan, akhirnya ia pun setuju dan mengikuti keinginan Zaliha agar acara pernikahan di selenggarakan dengan cara sederhana.

Semua orang sudah berkumpul di taman belakang rumah Rasyid, keluarga Fadli dan para tamu undangan sudah menunggu Zaliha sedari tadi yang belum juga selesai di dandani. Di taman itulah acara pernikahan dilaksanakan. Dekorasi tempat terlihat sederhana namun begitu indah, tak jauh dari tempat tersebut, makanan-makanan serta kue-kue ringan berjajar dengan rapi di atas meja prasmanan. Karena acara pernikahan hanya mengundang orang-orang terdekat saja, kursi yang di sediakan tak lebih dari 50 kursi.

Fadli yang telah duduk di depan penghulu bersama dengan Rasyid menanti kedatangan Zaliha.  Sudah 15 menit berlalu, seharusnya akad nikah sudah di mulai sejak tadi, namun zaliha belum juga menyelesaikan riasannya. Sedangkan di dalam kamarnya, Zaliha dengan ditemani dua orang yang sedang sibuk memperbaiki riasannya, Zaliha tampak lesu dan tak semangat untuk turun kebawah.

.......

Dalam balutan gaun serba putih, Zaliha tampak begitu anggun, make up sederhana yang menghiasi wajahnya tak sedikitpun mengurangi kecantikannya. Perempuan berkulit putih itu berjalan menuju taman belakang rumahnya, ia tahu semua orang sedari tadi sudah menunggunya di sana. Zaliha menarik nafas dalam-dalam, sembari berusaha memperlihatkan raut wajah bahagianya, walaupun sejatinya dalam hati ia tak mengharapkan ini semua terjadi.

"Bismillah..." ungkapan sembari berjalan menuju ke arah pelaminan dengan senyuman yang sejatinya ia paksakan.

Semua pandangan mata mengarah ke arah Zaliha yang tampak mendekati pelaminan, sorakan dan tepuk tangan dari para tamu undangan menghiasi langkahnya, Zaliha hanya tertunduk malu mendapati dirinya yang disambut dengan sorakan dan tepuk tangan para tamu yang sebagian merupakan keluarga Fadli yang tak ia kenal satupun.

Di kejauhan, Fadli memerhatikan setiap langkah zaliha, ia hanya tersenyum melihat Zaliha yang tertunduk malu karena tingkah laku para tamu undangan.

"Masyaallah, Abi sama Umi memang pintar mencari calon untukku, selain wajahnya cantik, insyaallah akhlaknya pun baik," ungkapnya dalam hati.

Zaliha kemudian duduk di samping Fadli, sesekali Fadli diam-diam memandang wajah calon istrinya itu yang beberapa menit kemudian akan sah menjadi istrinya.

"Bagaimana para hadirin, karena pengantin perempuan sudah hadir disini setelah kita lama menanti, apakah kita sekarang bisa memulai acara akad nikah kedua mempelai?" tanya pak penghulu sambil tertawa kecil.

Para tamu undangan juga ikut tertawa mendengarkan penuturan pak penghulu sembari serempak berkata

  "Yaaaa...."

Sebelum akad nikah dimulai, tak lupa penghulu memberikan sedikit wejangan sederhana kepada kedua mempelai, atau hal ini biasanya kita sebut dengan khutbah nikah.

"Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil Al-Amin...., Sebelum akad nikah di mulai, saya akan membacakan sebuah hadist, yang insyaallah sebagai pegangan kedua mempelai nanti ketika sudah berumah tangga, terlebih pegangan mempelai wanita. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW pernah bersabda: "Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya..............dsb,"

Setelah penuturan panjang lebar mengenai kewajiban seorang istri untuk taat kepada suaminya selesai, akad nikahpuan di mulai.

"Nak Muhammad Fadli al-Faruq, saya nikahkan kamu dengan putri saya Zaliha Eraslan Az-Zahra dengan mahar 25 gr emas serta seperangkat alat sholat di bayar tunai," ucap Rasyid.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Zaliha Eraslan Az-Zahra dengan mahar tersebut di bayar tunai," dalam satu tarikan nafas, Fadli begitu lancar mengucapkan kalimat itu.

"Bagaimana para hadirin, sah?" tanya penghulu kemudian.

Serempak para tamu undangan mengucapkan,

 "saaahhh....." 

Dengan di iringi tepuk tangan meriah. Tak terkecuali Aisyah dan Hannah tampak menitikkan air mata haru karena Akad berjalan dengan lancar. Tampak kedua perempuan yang kini telah menjadi besan memberikan pelukan hangat satu sama lain.

Zaliha mencium tangan Fadli, setelahnya Fadli memegang kepala Zaliha sembari membacakan do'a:

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih,"

(Artinya: ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.)

Serangkaian prosesi pernikahan ditutup dengan do'a bersama. Kemudian para tamu undangan dipersilahkan mengambil makanan yang telah disediakan di atas meja perasmanan.


Terima kasih sudah membaca

Jangan lupa follow yaaa, untuk mendapatkan update selanjutnya

^_^

Dia ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang