Rumah Baru

3 0 0
                                    

Setelah sekian pura, Hai teman-teman, apa kabar? semoga sehat ya!!

Selamat datang di part selanjutnya, jangan lupa vote dan koment ya..

Selamat membaca..

Keesokan harinya, Umi dan Abi telah menunggu Fadli dan Zaliha di ruang makan untuk sarapan bersama.

"Umi, Abi, maaf ya kami telat karena tadi masih bereskan barang bawaan untuk pindah." Ucap Fadli yang baru datang bersama Zaliha yang ada di belakangnya.

"Gak apa-apa, Ayo sarapan dulu." Ucap Hanah, sembari tangannya mengepal ke kursi.

"Kamu jadi pindah hari ini Fad?" Tanya Hasan.

Dengan tersenyum Fadli menjawab "İa bi, jadi."

"Maklumlah bi, kan pengantin baru wajar mau pindah cepat-cepat." Timpal Hannah sembari tertawa kecil ke arah Hasan.

........

Fadli tengah sibuk memasukkan barang-barang pindahan ke dalam mobil. Zaliha berjalan menuju mobil dengan menenteng sebuah koper dan tas di kedua tangannya. Fadli yang hendak ingin membantu mengurungkan niatnya, karena tahu pasti Zaliha akan menolak bantuannya dengan berbagai macam alasan. Tanpa berkata apapun Zaliha memasukkan koper tersebut ke dalam mobil.

Hasan dan Hanah menghampiri anak dan mantunya sebelum mereka meninggalkan rumah.

"Fad, Besok kamu jangan lupa pagi hadir di acara rapat pesantren ya." Ucap Hanah.

"Ya mi, insyaallah Fadli hadir."

"Kalau Zaliha mau ikut, gak apa-apa. Sekalian bisa lihat sekeliling gimana suasana pesantren. Siapa tahu nanti mau mengajar disana."

"İnsyaallah kapan-kapan ya mi!"

"Ya udah Fadli sama Zaliha Pamit ya Bi, Mi."

Sebelum Zaliha masuk ke dalam mobil, Fadli dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Zaliha.

"Ayo!" Sembari melepas senyum ke arah Zaliha

"Jangan lupa berkunjung ke sini kalau ada sempat."

........

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit. Akhirnya mereka sampai di rumah baru tersebut. Jarak antara Rumah Fadli dengan rumah Hasan kurang lebih 9 km, sedangkan jarak antara rumahnya dengan pondok pesantren kurang lebih hanya 3 km.

Rumah berwarna abu-abu bernuansa minimalis itu cukup luas untuk di tempati oleh dua orang. Di lantai atas, terdapat 1 buah kamar tidur utama yang di lengkapi dengan kamar mandi lansung di dalamnya dan dua kamar tidur berada di bawah. Selain itu, terdapat ruang kerja, serta balkon yang cukup luas untuk sekedar bersantai-santai. Di lantai bawah terdapat dua buah kamar tidur serta sebuah kamar mandi yang berada di luar. Selain itu, terdapat sebuah dapur yang terhubung langsung dengan ruang keluarga, serta ruang tamu yang terdapat pajangan foto pernikahan Fadli dan Zaliha.

"Sini aku bantu." Ucap Fadli sembari meraih koper yang ada di tangan kanan Zaliha.

"Aku tidur di bawah aja mas." Timpal Zaliha

"Sebaiknya kamu yang tidur di atas, biar aku di bawah, biar kamu lebih leluasa."

"Baiklah!"

Dengan koper dan tas yang ia sebelumnya ditenteng oleh Zaliha, langkah Fadli perlahan berjalan menaiki anak tangga satu demi satu, di ikuti oleh Zaliha dari belakang.

Sesampainya di pintu kamar, Fadli berkata:

"Aku tahu, kamu terpaksa dengan pernikahan ini. Dan aku tidak akan melakukan apapun kepada kamu sampai kamu sendiri yang meminta." Tiba-tiba kalimat yang diucapkan Fadli itu mengejutkan Zaliha.

"Maafkan aku mas!" Timpal Zaliha dengan kepala tertunduk.

Fadli hanya tersenyum lalu beranjak meninggalkan Zaliha.

Terimakasih sudah membaca, Jangan lupa Follow untuk update selanjutnya!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang