Dua

6 7 5
                                    

"Bukan tak cinta hanya saja kita yang kurang cocok untuk bersatu"
Clara cantik

#####

Suara Bell berbunyi menandakan saatnya para murid beristirahat, tak ingin di dahului murid lain di kantin, Clara dan kedua sahabatnya langsung bergegas berlari menuju kantin tanpa memperdulikan bukunya yang berserakan di atas meja

"Yeayy kita pertama," ucap Clara berjoget menggoyangkan pinggulnya tanpa henti sedangkan Jesi berjoget sambil melompat-lompat saking girangnya. Rio? Hanya menatap malas kedua perempuan itu.

Mereka lalu menghampiri salah satu tempat kursi yang nyaman untuk diduduki pantatnya.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Jesi mulai beranjak berdiri untuk membeli.

"Gue Mie ayam sama air mineral." Sahut Clara.

"Nasi goreng dan minumnya air mineral aja." Sahut Rio juga.

Jesi mengangguk dan berlalu pergi menuju penjual.

Suara berisik yang mulai terdengar dari arah pintu, keduanya bisa meduga kalau sebagian murid sudah akan masuk ke kantin.

"Ehmm..gue belum nanya ke lu, soal malam kita di club pacar gue gimana? Kena pukul gak sama kak al gue?" Tanya Clara sambil mengetik sesuatu di hp nya. Gio adalah pacar Clara yang baru lima hari mereka jadian. Keduanya seumuran tapi beda sekolah. Gio bersekolah di SMA SAKTI sedangkan Clara bersekolah SMA GARUDA

"Heem yang gue liat kemarin sih, gio nya langsung mundur takut kena tonjok juga." Jawabnya jujur. Pas di pukul sama Alan, Rio sempat melihat gio langsung mundur ketakutan.

"Hufttt..gak sesuai.."

Rio yang mendengar itu menaikkan alisnya tanda tidak paham. Baru saja ingin bertanya, Jesi lalu datang membawa pesanan di bantu oleh mbak² kantin.

"Terima kasih ya mbak."ucap Jesi tersenyum dan di balas anggukan mbaknya.

Suara riuh di seberang meja sana, membuat ketiga sahabat yang baru makan langsung bertatapan dan menoleh ke asal suara.

"TERIMA!!"

"TERIMA!!"

"TERIMA!!

"Anjirttt di tembak woyy di tembak," ucap Clara dan ketiganya langsung berdiri dan berlari menuju asal suara itu. Mereka termasuk tukang kepo.

Clara mulai masuk di kerumunan, ia terus berjalan dan agak sedikit mendorong orang yang ada di depannya. begitu pun dengan Jesi dan Rio yang terus mengatakan minggir. Gak ada akhlak emang.

Nampak sudah terlihat kakaknya yang bernama Alan sedang di sodorkan bunga mawar oleh gadis cantik dan mungil. Namun Alan hanya menatap gadis di depannya ini hanya dengan tatapan datar tanpa menerima bunga pemberian gadis itu.

"Woiii ini bukan tontonan woyy Husshhh." Usir Riki berulang-ulang kepada mereka yang berdiri di dekat meja tempat makannya. Mereka lalu kembali duduk dengan perasaan kecewa "gak asik Lo!!" Ucap salah satu murid dan mulai duduk juga.

"Napa? gak suka Hahhh?" Kesel Riki

"Wahhh sungguh sangat seru," ucap Clara tanpa sadar. "Ehh?"

Ucapan yang di ucapkan Clara membuat orang yang berada di meja tersebut menoleh bahkan dengan alan pun..

"Eh ayang Clara, yuk duduk sini yuk sama Abang ganteng.."ucap jevan sambil menepuk kursi yang kosong di sana. Clara mengangguk dan mulai berjalan mendekat lalu duduk di samping jevan

"Bego!! Lo ngapain disitu, tempat kita itu di sana, bukan di sini!" Kesel Rio

"Gak enak kalau nolak tawaran orang, iya gak Van?" Tanya Clara dengan tersenyum

"I-iyah dong by,"

"Kamu siapa?" Tanya gadis itu sambil menatap Clara.

"Kamu siapa?" Ulang gadis itu.

Baru saja Jesi akan menjawab, alan langsung mendahuluinya, menjawab pertanyaan bunga

"Adek gue." Dinginnya

"Cantik kan adeknya." Ucap Clara menaikturunkan alisnya tersenyum kepada bunga

"Owhh cantik kok. Oh iya kenalin aku bunga, calon kakak ipar kamu di masa depan." Sapanya dengan wajah malu malu

"Wah..wah..kirain kak Alan gak punya kenalan cewek, soalnya dia dingin sih kek alergi sama cewek" ucap Clara di akhiri dengan membisikkan ke telinga alan.

Alan menatap tajam kepada adiknya namun bukannya clara takut ia malah tertawa terbahak-bahak.

Drrrttt..Drtttt..Drtttt..

Suara dering ponsel Clara berbunyi, ia membuka hpnya dan tertera nama gio di sana. Ia menghentikan tawanya dan mundur di sana.

"HM iya yank kenapa?"

"Kamu, sepulang sekolah sibuk gak?"

"Iyah sibuk emang kenapa?"

"Iya? Padahal aku pengen ngajak kamu jalan,"

"Aduh sorry yank..aku tuh mau ngerjain tugas sepulang sekolah."

"Atau.."

"Nanti lagi nelponnya ya, guru aku masuk."

Clara langsung mematikan ponselnya lalu menatap kedua sahabatnya memberikan sebuah isyarat. Jesi dan Rio langsung paham dan mulai pergi dari situ.

Melihat tingkah sang adek membuat Alan menaikkan alisnya. pasti sesuatu akan terjadi.

"Ekhem.." Clara berdehem lalu mendekat.

gue yakin Lo pasti bisa luluhin hati kakak gue,." ucapnya memegang bahu bunga beralih menatap Alan yang sedang menatapnya tajam 

Oke gue pergi bayyy," pamitnya berjalan menghampiri temannya.

"Gila adek Lo kok makin cantik aja sih. Pengen gue nikahin sumpah.." ucap jevan lalu di hadiahi pukulan bahu yang tidak lain pelakunya ialah Riki "Eh goblok, Lo gak liat pacarnya nelpon tadi hah? Jangan jadi PHO dong."

Cuma pacar kan? belum juga jadi istri jadi boleh dong!!" Ucap jevan dengan tampangnya.

"Udah deh mending Lo cari yang lain aja. Tuh liat si Alan dia kakaknya mana mungkin dia mau ngerestuin Lo sama adeknya."

"Kalo udah cinta mah pasti beda lagi ceritanya iya gak lan?"

"---"

&&&&&

Clara Jesi dan Rio langsung masuk ke kelas. Melihat Rio yang mulai duduk di kursinya langsung saja Clara memanggilnya dan menyuruhnya untuk  mendekat.

"Sepulang sekolah, kita pulang bareng kerumah gue!"

"Ngapain?" Jawab keduanya serempak.

"Kalian bakal tahu kalau gue udah cerita!" Jelasnya lalu tersenyum miring. Rio dan Jesi hanya menatap malas kepada Clara. Percuma nanya pasti bakal jawabnya lain.

Be With You,?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang