tiga

5 7 12
                                    

"Setiap tindakan pasti memiliki alasan yang tersembunyi.
Jadi diamlah jangan ikut campur."
Alan devano

#####

Sepulang sekolah mereka langsung ke rumah Clara dan di sinilah sekarang di kamarnya.

"Apa yang mau Lo cerita ke kita?" Tanya Jesi sambil memakan krupuk yang sudah di beli di Alfamart tadi.

"Woyyy Rio bangun!! Lo ngapain tidur ya elah. gue suruh lo kemari bukan tidur ye jadi bangun, Bangun! BANGUN GAK,?!!" Teriak Clara

"Gue capek ra, gue mau istirahat jangan ganggu dulu Napa!!" Ucapnya pelan dan mulai melanjutkan tidur.

"Gak usah ganggu dulu ra, kasian tuh anak. Liat tuh mukanya Udah pada bonyok-bonyok. Biarin lah dia istirahat dulu. Ceritanya  nanti saja kalau Rio sudah bangun."

Clara menghela nafas. Melihat Rio mukanya bonyok begitu jadi merasa tidak tega. Ia mendekat ke Jesi dan duduk bersamanya, merampas krupuknya lalu memakannya.

"KERUPUK GUE WOY," teriaknya tidak terima.

" Masih banyak di depan Lo, jangan kek orang susah!"

&&&

Sungguh Clara sangat kesal telah memakan kerupuk jesi, niatnya mau cerita dan sialnya sekarang malah berada di rumah sakit. Dirinya tiba-tiba gatal. tak tahan dengan gatalnya, ia meminta Jesi untuk membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di mobil Jesi lupa, ia tidak pandai membawa mobil. ia kembali naik ke kamar lagi dan membangunkan  Rio. Rio yang masih mengantuk lalu terbangun dan mengikuti jesi tanpa tahu apa yang terjadi. Sampe di mobil ia kaget melihat Clara merintih gatal dan langsung saja ia menjalankan mobil dengan cepat menuju ke rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit, langsung saja jesi menelpon mama clara dan mengatakan untuk datang kerumah sakit. Ia lalu mematikan teleponnya dan masuk ke dalam ruangan yang berbau obat-obatan.

"Ra, gue udah telpon mama lu, sebentar lagi dia bakal datang."

"Haahh? serius? mama gue bukannya lagi ada pertemuan sama kliennya sekarang ini?"

"Gue gak tahu, jawabnya sih dia bakal datang," jelas jesi

"Hm.."

"INILAH AZABNYA NGAMBIL MAKANAN ORANG TANPA SEIZIN PEMILIKNYA DULU.."

"Iya-iya gue minta maaf, gak usah teriak-teriak segala. loh gak liat keadaan gue kayak gimana?."

Terdengar pintu di buka, Clara dan Jesi menatap pelaku tersebut yang tidak lain ialah Rio. Rio masuk dan  menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Gue udah bayar administrasinya. Lo ngutang sama gue ya, ra."

"Sahabat sendiri di perhitungkan." Sindir Jesi menatap malas kepada Rio

"Eh bego, gue bayar pake uang jajan gue. Gak kayak Eloh, ada uang bukannya di tabung eh malah di habisin beli makanan."

"Terserah gue dong, lagian lu juga yang sering minta traktir ya pasti cepat habis lah uangnya."

"Ap--"

"STOP....." potong Clara yang sudah muat mendengar pertengkaran mereka.

"Kalian kalau mau berantem liat situasinya dong, gue yang sakit nanti malah tambah parah."

"Sakit apa?" tanya Alan yang mulai masuk ke dalam ruangan tersebut.

Rio dan jesi meneguk ludahnya sendiri. tatapan keduanya mengarah ke alan yang mulai masuk dengan tatapan tajamnya serta raut wajah nya yang datar. kduanya langsung mati kutu, salah gerak dan bicara pasti akan kena tatap.

"Ra, gue pulang dulu ya, kakak lu juga udah datang. Soal biaya rumah sakit, udah gue ikhlasin kok gak perlu di bayar."

"Gue juga izin pulang ya, kan lu tahu rio nya yang punya mobil gue mah cuma ngikut doang Oke..."

langsung saja mereka pamit keluar dengan cepat, sebelum keluar mereka sempatkan untuk tersenyum ke alan namun Alan hanya diam enggan untuk membalas senyuman mereka.

"Ngerepotin banget." Ucap alan duduk di di samping brangkas Clara.

"Gue gak nyuruh lu datang ye."

"Mama gak bisa ninggalin kerjaannya sekarang. Jadi dia nelpon gue buat liat keadaan lu dirumah sakit." Jelasnya menatap sang adik. tatapannya beralih menatap kulit tubuh adeknya yang terlihat memerah. Ia menghela nafas dan meraih tangan adeknya, "udah tau alergi udang masih saja tetap makan."

Clara tercengang, akhirnya dari sekian lamanya baru kali ini ia melihat kakaknya tidak pelit bicara ya meskipun tidak panjang sih.

"Udah lebih baik tidur dulu, istirahat." Ucap alan dan langsung mengusap kepala sang adek.

Melihat kakaknya perhatian, membuatnya ingin meneteskan air mata. Sungguh dia merindukan Abang Al nya begini.

"Harus begini dulu ya, baru bisa dapat perhatian kak Al sama gue." Gumamnya dan mulai tertidur. Al yang mendengar gumaman sang adek hanya diam dengan perasaan sedikit terluka.

'Maaf'

&&&&&

"Kak Al, gak mau mampir dulu di rumah?" Tanyanya yang mulai membuka pagar. Dirinya sudah kembali pulang ke rumah di antar oleh kakaknya.

Alan menggeleng menolak untuk masuk, "lain waktu aja, dan gue titip salam ke mama awas saja kalau gak di sampein." Clara mengangguk lalu menutup pintu pagarnya. Ia mulai masuk ke dalam rumah. Alan yang melihat adeknya sudah masuk, langsung saja ia menyalakan motornya bergegas untuk pergi dari sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be With You,?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang