satu

8 7 7
                                    

"Aku dan kamu memang saling terikat dalam hubungan pacaran tapi bagaimana dengan akhirnya? Masih kuat kah kita untuk mengikat? entahlah, Aku orangnya suka bosan."
Clara cantik

Matahari yang mulai bersinar cerah,  di sertai oleh cahaya cahaya putih, langsung masuk menembus ke celah-celah jendela dari seorang gadis remaja yang bernama Clara Nanda tasya.

"CLARA..." Teriakan di seberang pintu yang terus memanggil namanya, membuat Clara harus menutup telinga nya dengan bantal. dirinya masih enggan untuk bangun.

"CLARA, JANGAN KEBO KAMU.!!" teriaknya lagi dengan mengetuk pintu terus menerus. Tak ada jawaban sang pemilik kamar membuatnya harus memilih menggedor pintu dengan keras.

BRAAKKK..

"APA TUH!!" Kagetnya bangun. "Ishh MAMA JANGAN GANGGU! CLARA MASIH NGANTUK, DIAM DULU!!" ucap Clara mengaruk kepalanya yang terasa gatal dan mulai melanjutkan tidurnya.

"CEPETAN BANGUN!! KALAU ENGGAK, MAMA GAK KASIH UANG JAJAN SAMA KAMU. MAMA TUNGGU KAMU DI BAWAH DAN CEPAT TURUN!!" Ucap sang mama tanpa basa basi dan berlalu turun ke bawah.

Mendengar hal itu, Clara bangun dan langsung berteriak, "Iiih MAMA GAK ASIK TAU, SUKANYA NGANCAM BEGITU!!!" Dengan kesal ia berdiri. Baru saja ia berjalan satu langkah tiba-tiba dirinya terjatuh.

"Auwhh..mama sakit.." ringisnya dan melihat kebelakang yang membuatnya terjatuh

"SIAPA YANG BERANI BANGET TARUH GULING DI BAWAH LANTAI!!" teriak nya ambigu. Jelas-jelas pas tidur dirinya suka menjatuhkan guling kebawah tanpa sadar.

&&&

"Eh..mama udah nunggu ternyata," ucap Clara tersenyum kepada mama nya dan mulai menyantap roti yang ada di depannya.

"Clara, guru kamu nelpon kemarin.."

"Terus???"

"Kamu ini, kapan berubah nya sih? Liat kakak kamu si alan kalau di bandingin sama kamu mungkin sangat jauh perbedaannya. Clara, kamu tidak perlu pintar-pintar cukup gak bolos aja bisa buat mama tenang. Dan tadi malam juga, datang-datang malah mabuk untung kamu tidak di apa-apain sama mereka. Kalau ayahmu tahu pasti ia sangat marah."

"Udah bicara nya? Kalau udah Clara mau pamit," ucap Clara langsung di tatap tajam oleh sang mama. Clara yang ditatap begitu langsung menciut dan tersenyum takut-takut..

"Ingat satu hal Clara, jika kamu tak bisa mengubah tingkahmu siap-siap mama usir dari rumah." Peringat sang mama, menyodorkan tangan dan clara langsung menyalimi nya.

"Iya..iya..assalamualaikum mah."

&&&&

Tiba di sekolah, Clara masih diam sambil berjalan menunduk, masih memikirkan ucapan dari sang mama nya. Ia mulai mengeram dan menendang batu kecil yang ada di depannya.

"Mama ngeselin banget sumpah. Gue itu hanya ingin memberikan sedikit tugas ke guru BK, niat gue itu baik biar kegunaan guru bk bisa berguna ya kali cuma duduk-duduk." gumamnya dengan kesal

"KAMU DAN SEGALA KENANGAN...

MENYATU DALAM WAKTU YANG BERJALAN,

DAN AKU KINI SENDIRIAN...

MENATAP DIRIMU HANYA BAYANGAN..


Nyanyian yang di ucapkan dari mulut manis Clara membuat yang ada di sekitarnya agak terkaget. Bagaimana tidak, nyanyian yang di bawakan Clara begitu menggema di dalam sekolah.

"TAK ADA YANG PE..."

"STOOPPP.."  teriak seorang gadis yang mulai menghampiri clara. yang tak lain ialah Jesi sahabat clara.

"Napa loh? syirik aja Lo sama gue.." Clara mendelik tak suka kepada Jesi yang tiba-tiba menghentikan nya bernyanyi.

"Syirik pala Lo peang!! Nih telinga gendang gue, sakit ngedengar nya bukan cuma gue aja, Noh liat tuh Murid yang ada di sana mereka kaget ngedengarnya," Clara yang merasa tidak yakin atas ucapan Jesi lalu melihat murid yang di tunjuk Jesi dan benar saja mereka menatap tidak suka kepada nya.

"Alah bacot Lo pada, sok-sok'an gak suka padahal suka!"

Jesi mendengar itu hanya menghela nafas, ia lalu memandang wajah Clara. agak aneh pada wajah Clara hari ini, tapi apa?

"Tumbeng bibir loh pucat kayak mayat hidup biasanya kek darah kinclong"

"Haahh?" Clara langsung mengambil cermin di dalam tas nya dan melihat apa yang terjadi di bibirnya.

"Kasian bibir gue," sendu clara. Dan langsung mengambil sesuatu di dalam tasnya setelah di dapat ia lalu memberi warna ke bibirnya.

"Sangat perfect" ucap Clara sambil mengedipkan mata di cermin. Jesi yang melihat itu mulai merasa jijik, sungguh Clara sangat tidak waras. Tak ingin merasa di permalukan, Jesi langsung menarik Clara masuk ke dalam kelas yaitu kelas 11 SMA IPS 2.

Sesampainya di kelas, clara menduduki kursinya di ikuti Jesi yang duduk di sampingnya.

"Woi RA..JES..!! panggil Rio yang mulai menghampiri mereka berdua.

Jesi mengangkat satu alisnya, untuk apa Rio memanggilnya. Clara? Ia tak perduli malah ia menelungkupkan tangannya sambil berpikir. Haruskah hari ini ia berubah?

"Woiii clarasu malah gak nyaut Loh!!"

"Apa sehhh? jangan ganggu,"

"Jengen gengge.. lu ya, Gara gara lu muka gue bonyok! Napa gak bilang coba, kakak lu gak ngizinin Lo datang ke club..tau gini gue gak bakal kena pukul."

Clara mendongak, agak sedikit kaget melihat wajah tampan rio di penuhi dengan luka lebam.

"Muka Lo meriah banget,"

"Gara-gara kakak lu nih, datang-datang malah keroyokan aja.."

"Eh bentar...kak Al gue datang? ngapain dia pukul loh? Loh punya salah apa sama dia?"

"Rionya gak bermasalah. dia di pukul karena berani bawa Lu ke club." Jelas jesi

"Ehhhhh serius? Sejak kapan dia peduli sama gue?"

"Yakin? lo tanyain ke kita?"

"Enggak, gue bertanya sama diri gue sendiri."

"Btw..guru belum masuk nih, bolos yuk? gue lagi males belajar nih," ajak Rio menatap keduanya

Clara menggeleng lesu dan menunduk. Sebenarnya ia sangat ingin namun mengingat peringat sang mama membuatnya tak berani membolos lagi. Ia tidak ingin berbuat ulah lagi hari ini bahkan hari selanjutnya. Nasib...

Be With You,?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang